Mengapa Orang dengan Alexithymia Sulit Mengatakan “Aku Sedih”?

Pernahkah Anda merasa begitu sulit untuk mengungkapkan perasaan, bahkan ketika hati Anda dipenuhi emosi yang kuat? Bagi sebagian orang, menyatakan […]

Pernahkah Anda merasa begitu sulit untuk mengungkapkan perasaan, bahkan ketika hati Anda dipenuhi emosi yang kuat? Bagi sebagian orang, menyatakan perasaan seperti “Aku sedih” atau “Aku marah” bisa terasa mustahil. Di balik kesulitan ini, ada kondisi yang sering kali tidak disadari: alexithymia. Bayangkan, meskipun seseorang dapat merasakan perasaan yang mendalam, mereka merasa seolah-olah perasaan itu terperangkap dalam diri, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apa yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan ini? Mengapa kondisi ini lebih sering terabaikan, padahal dampaknya bisa sangat besar terhadap hubungan dan kesehatan mental? Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai alexithymia, penyebabnya, dampaknya, serta bagaimana kita bisa membantu mereka yang mengalaminya.

Apa itu Alexithymia?

Alexithymia berasal dari kata Yunani “a-” yang berarti “tanpa,” “lexis” yang berarti “kata,” dan “thymos” yang berarti “emosi” atau “perasaan.” Secara sederhana, alexithymia berarti “tanpa kata-kata untuk perasaan.” Mereka yang mengalami alexithymia sering kali merasa kebingungan dengan perasaan mereka sendiri dan kesulitan untuk mengungkapkannya dengan kata-kata. Secara klinis, alexithymia tidak dianggap sebagai gangguan mental, melainkan sebuah karakteristik kepribadian atau pola perilaku yang dapat mengarah pada kesulitan dalam mengenali emosi, memisahkan perasaan dari sensasi fisik, serta kesulitan dalam berbicara tentang perasaan mereka kepada orang lain. Dari perspektif medis, alexithymia seringkali terkait dengan gangguan fungsi neurobiologis, terutama pada koneksi antara sistem limbik dan korteks prefrontal, yang menghambat kemampuan mengenali dan mengekspresikan emosi.

Seberapa Banyak Orang yang Mengalami Alexithymia?

Prevalensi alexithymia, kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan mengenali dan mengungkapkan emosi, diperkirakan mencapai sekitar 10-15% di populasi umum. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi aspek emosional tetapi juga berdampak signifikan pada kualitas hidup, hubungan interpersonal, dan kesehatan mental. Studi menunjukkan bahwa pria cenderung memiliki tingkat alexithymia lebih tinggi dibandingkan wanita, kemungkinan karena perbedaan biologis serta norma sosial yang mendorong pria untuk menekan ekspresi emosional. Pada populasi klinis, seperti penderita autisme, gangguan mental seperti depresi atau kecemasan, serta pasien dengan penyakit kronis, prevalensinya dapat meningkat drastis, mencapai hingga 45% dalam beberapa kelompok tertentu.

Toronto Alexithymia Scale (TAS-20) adalah alat ukur yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi kondisi ini. Penelitian mengindikasikan bahwa prevalensi alexithymia lebih tinggi pada individu yang mengalami trauma masa kecil, tekanan psikologis yang berat, atau kondisi neurobiologis tertentu. Misalnya, pada penderita gangguan spektrum autisme, hingga 50% dari populasi tersebut menunjukkan gejala alexithymia. Di antara mereka yang hidup dengan penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, prevalensinya juga cukup tinggi, sering kali terpicu oleh tekanan emosional atau fisik yang berkepanjangan.

Apa Penyebab Alexithymia?

Penyebab alexithymia ada berbagai faktor, baik biologis, psikologis, maupun sosial. Beberapa penyebab yang mungkin termasuk:

1. Faktor Genetik dan Biologis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alexithymia. Penelitian pada kembar identik menunjukkan bahwa faktor genetika dapat memainkan peran dalam kesulitan mengenali dan mengekspresikan perasaan.

2. Pengalaman Trauma atau Kekerasan di Masa Kecil

Pengalaman traumatis atau kekerasan, terutama di masa kecil, dapat menyebabkan seseorang mengembangkan alexithymia sebagai mekanisme perlindungan. Misalnya, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak responsif terhadap ekspresi emosi atau dalam kekerasan verbal atau fisik mungkin belajar untuk menekan atau tidak menyadari perasaan mereka.

3. Gangguan Psikologis

Beberapa gangguan psikologis, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan spektrum autisme, sering kali ditemukan pada individu dengan alexithymia. Dalam banyak kasus, kesulitan mengungkapkan emosi adalah gejala yang menyertai kondisi-kondisi ini.

4. Pola Pengasuhan dan Lingkungan Sosial

Pola pengasuhan yang tidak mendukung atau lingkungan sosial yang tidak menghargai ekspresi perasaan dapat berkontribusi pada perkembangan alexithymia. Anak-anak yang tidak didorong untuk berbicara tentang perasaan mereka mungkin kesulitan untuk belajar mengenali dan mengekspresikan emosi mereka saat dewasa.

Dampak Alexithymia pada Kehidupan Sehari-hari

Bagi individu dengan alexithymia, kesulitan dalam mengenali dan mengungkapkan perasaan dapat mengarah pada sejumlah tantangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

Kesulitan dalam Hubungan Sosial

Mereka mungkin merasa kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain, terutama dalam konteks hubungan pribadi atau pekerjaan. Kesulitan dalam mengungkapkan perasaan dapat menciptakan jarak emosional, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk membangun ikatan yang sehat.

Masalah Kesehatan Mental

Alexithymia sering terkait dengan peningkatan risiko gangguan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres. Ketidakmampuan untuk memahami atau mengekspresikan emosi dapat memperburuk perasaan tertekan atau cemas, menyebabkan perasaan terisolasi.

Gangguan Psikosomatik

Alexithymia juga telah dikaitkan dengan gangguan psikosomatik, di mana stres atau ketegangan emosional yang tidak diungkapkan secara fisik dapat menyebabkan gejala fisik, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, atau masalah tidur.

Penanganan Alexithymia

Penanganan alexithymia membutuhkan pendekatan yang holistik, melibatkan terapi psikologis, dukungan sosial, serta pemahaman diri yang lebih baik. Beberapa metode yang efektif untuk menangani alexithymia meliputi:

1. Psikoterapi (Terapi Bicara)

Terapi psikologis, terutama terapi kognitif-perilaku (CBT), dapat membantu individu dengan alexithymia untuk lebih mengenali dan memahami perasaan mereka. Terapi ini membantu mereka belajar untuk mengidentifikasi emosi mereka, memberikan kata-kata untuk menggambarkan perasaan, serta mengelola perasaan tersebut.

2. Mindfulness dan Meditasi

Latihan mindfulness dapat membantu individu lebih menyadari perasaan mereka secara real-time dan mengurangi kebiasaan menekan atau mengabaikan emosi. Melalui meditasi, seseorang dapat belajar untuk merasakan dan menerima emosi tanpa menghakimi atau menolaknya. Bisa juga melakukan journaling, untuk menyalurkan perasaan lewat tulisan.

3. Terapi Ekspresi Emosi

Beberapa individu dengan alexithymia mungkin merasa kesulitan untuk mengekspresikan perasaan mereka secara verbal. Terapi ekspresi emosi, seperti seni atau musik, dapat membantu mereka mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang lebih non-verbal. Terapi ini juga bisa dimulai dengan mengenali dan memberi nama terhadap perasaan yang muncul dengan alat bantu roda emosi. Roda emosi ini berisi kamus perasaan secara spesifik dari sedih hingga bahagia.

“Roda emosi” Robert Plutchik [3] 

Peran Orang Sekitar dalam Membantu

Orang-orang di sekitar individu dengan alexithymia, seperti keluarga dan teman, memainkan peran penting dalam mendukung mereka. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu meliputi:

1. Mendorong Komunikasi Emosional

Mengajak mereka berbicara tentang perasaan mereka dalam suasana yang aman dan tanpa penilaian dapat membantu mereka merasa lebih nyaman mengekspresikan diri. Misalnya, menggali perasaan mereka dengan pertanyaan yang lebih terbuka dan mendalam, seperti “Apa yang kamu rasakan saat ini?” atau “Bagaimana hari-harimu belakangan ini?”

2. Memberikan Ruang Tanpa Tekanan

Jangan memaksa mereka untuk segera mengungkapkan perasaan mereka. Seringkali, orang dengan alexithymia membutuhkan waktu untuk memproses emosi mereka sebelum dapat mengekspresikannya. Menyediakan ruang yang penuh pengertian dan tidak menekan bisa sangat membantu.

3. Menghargai Kemajuan Kecil

Setiap langkah kecil dalam mengungkapkan perasaan adalah pencapaian besar bagi seseorang dengan alexithymia. Memberikan penguatan positif dan menghargai usaha mereka dalam membuka diri dapat mendorong perubahan yang lebih besar.

Kesimpulan

Individu dengan alexithymia memerlukan dukungan yang tepat, baik dari terapi profesional maupun orang-orang di sekitar mereka, agar mereka dapat belajar mengenali dan mengungkapkan perasaan secara lebih efektif. Dengan pemahaman dan pengertian, kita bisa membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih emosional dan terkoneksi. Tren data yang ada menggambarkan pentingnya kesadaran dan penanganan terhadap alexithymia, baik di tingkat individu maupun masyarakat. Upaya intervensi yang terarah, seperti terapi kognitif perilaku atau pelatihan mindfulness, dapat membantu individu yang terdampak untuk lebih mengenali dan mengungkapkan emosinya. Selain itu, edukasi bagi keluarga dan lingkungan sosial sangat penting untuk menciptakan dukungan emosional yang lebih baik bagi mereka yang mengalami kondisi ini.

Referensi

[1] Xu J, Shang B, Zhang J, Luo C, Bian Z, Lv F and Yang Z (2024) The effect of alexithymia on self-perceived aging among community-dwelling older adults with multiple chronic conditions: the mediating role of maladaptive cognitive emotion regulation strategies. Front. Psychiatry 15:1437478. doi: 10.3389/fpsyt.2024.1437478

[2] Areta, O., & Van Isacker, K. (2021). Digital Tools as an Enabler for Educational and Training Processes: The Case Study of REFUGEEClassAssistance4 Teachers Project. Proceedings, 74(1), 14. https://doi.org/10.3390/proceedings2021074014

[3] CopyPress, Robert Plutchik’s ‘Wheel of Emotions’. 2019. Available online: http://www.copypress.com/blog/your-fragile-emotions-illustrated/ diakses pada 03 Desember 2024

[4] https://www.alodokter.com/alexithymia-kondisi-ketika-sulit-mengungkapkan-emosi diakses pada 03 Desember 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *