Limbah kayu, alternatif plastik termoset yang dapat diperbarui dan didaur ulang

Sebagian besar resin termoset tidak hanya terbuat dari bahan yang tidak dapat diperbarui, tetapi juga sulit untuk didaur ulang. Tim […]

blank
blank
Sampel bahan berbasis lignin, yang dapat dipecah dan didaur ulang secara termal.
Sebagian besar resin termoset tidak hanya terbuat dari bahan yang tidak dapat diperbarui, tetapi juga sulit untuk didaur ulang. Tim ilmuwan Swedia mulai mengatasi masalah tersebut yakni dengan mengembangkan bahan termoset berbasis lignin yang dapat digunakan kembali beberapa kali.

Polimer termoplastik adalah polimer yang dapat melunak atau terplastisisasi secara berulang-ulang akibat pemanasan dan pendinginan, contohnya adalah poliester, polistiren, PVC, dan sebagainya. Sedangkan polimer termoset adalah polimer yang pada awalnya berbentuk cairan kental namun akan berubah menjadi kaku ketika dikenai pemanasan lanjutan. Berbeda dengan polmer termoplastik, polimer termoset tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula dengan perlakuan panas, contohnya adalah resin fenol, resin melamin, resin epoksi, dan sebagainya.

Lignin adalah jenis polimer organik yang membentuk banyak jaringan pendukung pada tanaman, termasuk pohon. Ini juga merupakan produk sampingan dari industri pulp dan kertas. Pada aplikasi sebelumnya, lignin telah diajukan untuk digunakan dalam aplikasi seperti baterai yang lebih murah, serat karbon yang berasal dari limbah, dan beton yang lebih kuat.

Para peneliti di Universitas Stockholm kini telah menggabungkan lignin dengan bahan kimia pengikat silang tidak beracun yang berasal dari etilena glikol untuk membuat bahan dengan karakteristik yang mirip dengan resin termoset tradisional. Tidak perlu mengubah lignin secara kimiawi sebelumnya – cukup "dimasak" bersama dengan pengikat silang.

Bahan hitam yang dihasilkan dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk melalui pengecoran konvensional atau teknik cetakan injeksi.
blank
Peneliti Mohammad Morsali menunjukkan bagaimana perekat yang terbuat dari bahan tersebut mampu merekatkan dua pelat aluminium bersama-sama.
Selain itu, dengan memvariasikan rasio lignin dengan pengikat silang, dimungkinkan untuk mengubah karakteristik material – dapat menjadi lunak dan keras, keras dan rapuh, atau bahkan berbentuk perekat yang kuat. Dalam semua kasus, itu juga dapat dipecah kembali secara termal dan digunakan kembali beberapa kali, mempertahankan kekuatan mekanis yang digambarkan sebanding dengan plastik rekayasa yang ada.

"Material yang kami kembangkan sangat sesuai dengan pergerakan saat ini menuju "circular material" yang berkelanjutan," kata Asst. Prof Mika Sipponen. "Karena desainnya terdiri dari apa yang disebut ikatan kovalen dinamis, material dapat dibentuk berulang kali dengan pemanasan yang relatif ringan." Penelitian ini dijelaskan dalam sebuah makalah yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal ACS Applied Materials & Interfaces.


Sumber :
[1] https://newatlas.com/materials/lignin-renewable-recyclable-thermoset-plastic-alternative/, diakses 28 November 2021.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.