Logical Fallacy atau kecacatan dalam berlogika adalah kesalahan menyusun logika pada sebuah ujaran yang terlontar oleh manusia. Sehingga terdapat ketidaksinambungan antara premis dan kesimpulan. Premis sendiri berarti kalimat yang mengandung ide pokok dan dalam argumen. Premis adalah hal yang penting dalam suatu argumen karena ia yang menentukan bagaimana kesimpulan itu terbentuk baik oleh kita sendiri, lawan bicara, dan orang atau audiens yang mendengarkan.
Jika sebelumnya kita sudah membahas the gambler fallacy, composition/division, black-or-white, dan anecdotal. Kali ini kita akan membahas logical fallacy yang lain. Apa sajakah itu?
Bandwagon
Bandwagon adalah suatu bentuk cacat logika dimana anda menganggap atau menggunakan suatu fakta sebagai pembenaran karena banyak yang mendukungnya atau banyak yang menggunakan hal itu sebelumnya padahal hal itu belum tentu terbukti benar dan anda membuat hal tersebut benar karena banyak yang meyakini hal itu benar.
Contoh: Priska bernyanyi didepan semua orang. Suara yang dikeluarkan Priska jelek namun karena orang-orang tak ingin mengecewakan hati Priska maka semua orang sepakat bahwa suaranya bagus.
Contoh lain: Sekelompok orang atas nama aksi anti-vaxx berdemo dan mengeluarkan pernyataan bahwa mereka percaya bahwa vaksin adalah akal-akalan dari segelintir elit global. Namun saat satu orang dari kerumunan pendemo tersebut ditanya mengapa ia percaya dan ikut akan gerakan ini, ia berdalih bahwa yang mengikuti gerakan ini banyak sehingga ia yakin bahwa gerakan ini benar.
No True Scotsman
Logical fallacy ini erat kaitannya dengan stereotip dan erat kaitannya pula dengan argumentum ad hominem yang merujuk kepada asal atau karakter lawan bicara dan debat anda dan ini jelas menyimpang dari konteks debat yang ada. Simplenya, No true scotsman adalah tindakan lawan untuk memberikan stereotip dan label kepada kita untuk tak melakukan sesuatu sesuai apa yang masyarakat atau khalayak umum tahu.
Contoh: Ketika Agus dan Farhan saling beradu argumen, Farhan kesal dengan argumen Agus yang berputar-putar sehingga Farhan meninggikan suaranya. Agus yang memahami bahwa Farhan adalah orang suku Jawa dan ia paham bahwa audiens juga paham akan stereotip orang Jawa bahwa orang Jawa itu berkarakter lemah lembut berusaha menjatuhkan Farhan dengan menilai Farhan tak pantas berbuat seperti itu karena Farhan orang Jawa. Agus menyuruh Farhan agar bersikap lemah lembut dan menjauhi arah dan konteks debat.
Begging the Question
Begging the Question adalah tindakan mencampuradukkan antara premis dan kesimpulan dari suatu pernyataan sehingga lawan dibuat bingung dengan penjelasan yang diberikan sehingga sifatnya melingkar. Bahasa sederhananya, argumennya berputar-putar.
Contoh:
A: Mengapa kamu meyakini bahwa telur lebih dulu dari ayam?
B: Karena ayam tak lebih dulu dari telur.
A: Bagaimana anda bisa menyimpulkan itu?
B: Karena anda sendiri berkata bahwa telur lebih dulu dari ayam.
The Texas Sharpshooter
Cacat logika ini memiliki analogi seperti anda disuruh memotong suatu makanan misal roti atau bawang dengan ukuran yang sama semuanya namun karena tidak semua potongan anda memiliki ukuran yang sama, maka anda membuang potongan bawang atau roti yang salah dan rusak seolah anda memotong semuanya dengan bagus dan sempurna.
Contoh: Pada penemuan senyawa Halotan dan kloroform, seorang peneliti melaporkan bahwa senyawa ini dapat menyebabkan efek anastesi sehingga dapat digunakan sebagai obat anastesi dalam dunia bedah. Namun peneliti tidak melaporkan efek samping dari penggunaan senyawa ini seperti kemandulan, kerusakan jaringan, dan semacamnya.
Referensi:
https://yourlogicalfallacyis.com/
Mahasiswa Kimia tahun akhir yang gabut dan cerewet di sosmed. Suka iseng coret-coret. Tertarik pada kucing, sastra, mikrobiologi, dan energi terbarukan.