Astronot atau antariksawan yang hidup diluar angkasa selama beberapa waktu, di stasiun luar angkasa misalkan, memiliki tantangan terutama dalam masalah kesehatan. Rendahnya pengaruh gravitasi mengganggu beberapa sistem vital manusia diantaranya:

ALIRAN DARAH
Gravitasi kecil menyebabkan tekanan hidrostatis pada tubuh turun sehingga aliran darah ke kepala meningkat. 10% fluida (1-2 liter) cairan yang ada di setengah tubuh bagian bawah akan membanjiri kepala dan tubuh bagian atas. Tubuh bagian bawah khususnya kaki akan mengecil dan bagian atas seperti kepala akan membesar. Untuk itu, digunakan celana bertekanan untuk mengurangi pengecilan ini.
JANTUNG
Karena terjadi pergeseran cairan, maka akan terjadi penyimpangan ritme dan detak jantung. Aktivitas aerobic jantung juga berkurang. Saat kembali ke Bumi, umumnya antariksawan mengalami kesulitan berdiri, tekanan darah rendah bahkan pingsan.
MATA
29% antariksawan yang melakukan perjalanan pergi pulang antariksa dan 60% yang tinggal di stasiun antariksa selama beberapa waktu mengalami penurunan pandangan dan rabun dekat. Hal ini diakibatkan oleh perubahan bentuk bola mata akibat perubahan tekanan di tengkorak.
OTOT
Gravitasi rendah mengakibatkan otot tidak terlalu digunakan. Kepadatan dan massa otot berkurang sehingga mengurangi 40% fungsinya. Kehilangan sampai 20% massa otot per minggu terutama pada otot paha, betis, otot-otot punggung dan leher yang banyak mendukung berat badan. Para antariksawan harus berolah raga 2,5 jam sehari untuk mencegah parahnya kehilangan massa otot.
TULANG BELAKANG
Hubungan ruas tulang belakang yang sebelumnya terkompresi menjadi regang sehingga tubuh bertambah panjang 5-7 cm. Kondisi ini bisa berakibat pada sakit punggung dan gangguan saraf tulang tulang belakang
SISTEM SENSOR
Pengaruh adaptasi dari gravitasi rendah ke gravitasi bumi umumnya akan terjadi perubahan dalam pengendalian gerak demikian sebaliknya. Di gravitasi rendah, semua benda kehilangan beratnya sehingga hanya memerlukan dorongan ringan untuk memindahkannya. Saat kembali ke gravitasi yang lebih tinggi, akan terjadi salah orientasi dalam pengendalian gerak ini. Demikian pula dengan kemampuan melihat, orientasi ruang dan menginterpretasi informasi yang ditangkap mata hingga mabuk antariksa. Gejala ini biasanya hilang setelah sistem sensor tubuh beradaptasi dengan lingkungan baru.
TULANG
Kepadatan berkurang 1-2% per bulan utamanya pada panggul. Jumlah ini bahkan 2 kali jumlah kepadatan yang hilang pada orang dewasa selama satu tahun. Setelah kembali ke bumi butuh 3 tahun untuk membuatnya kembali normal. Kondisi ini meningkatkan resiko gangguan tulang seperti patah tulang dan retak.
KEKEBALAN TUBUH
Beberapa mikroorganisme menjadi lebih berbahaya pada gravitasi rendah. Sistem kekebalan tubuh juga menjadi lebih aktif sehingga menimbulkan reaksi berlebihan terhadap faktor pemicu alergi sehingga menyebabkan ruam di kulit pada waktu lama.
PSIKOLOGI
Kurang tidur, cemas dan sulit berkomunikasi bisa mempengaruhi kesehatan jiwa antariksawan
Sumber:
Kompas, Minggu 2 Agustus 2015, hal. 9