Ditulis oleh Mardiah –Â Institut Pertanian Bogor
Tingkat akhir bagi mahasiswa adalah momen yang penuh perjuangan dan penentuan kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana dan tentu berpengaruh bagi masa depan. Aku kuliah di jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP) Institut Pertanian Bogor angkatan 47 (2010).Saat semua mahasiswa sibuk dengan pengajuan proposal penelitian, aku pun sama. Sejak semester 6, aku sudah memikirkan untuk mengajukan judul skripsi tentang kebijakan perikanan. Aku sering berkonsultasi dengan dosen-dosen yang mengajar tentang kebijakan perikanan, kapita selekta perikanan dan mata kuliah lain yang menunjang penelitianku.
Saat semester 7 akhir, aku pun sudah berdiskusi dan meminta dosen favoritku menjadi pembimbing skripsiku. Karena, sistem pengajuan dosen pembimbing di departemenku yaitu dilakukan oleh mahasiswa bukan ditentukan oleh bidang akademik departemen. Tentu pengajuan dosen pembimbing ini adalah tantangan awal dalam melanjutkan perjuangan menyelesaikan skripsi. Aku harus berjuang meyakinkan pembimbing, bahwa topik penelitian yang aku pilih sesuai dengan bidang yang mereka kuasai. Butuh banyak waktu bertemu dan argumen logis untuk meyakinkan mereka, bahwa aku layak menjadi anak bimbingannya.
Setelah usaha yang panjang, aku sangat bersyukur, Allah izinkan aku untuk dibimbing oleh dosen-dosen yang luar biasa kapasitasnya. Bukan hanya menguasai bidang yang akan aku teliti, namun juga sangat berkualitas secara personality.
Saat itu, aku mengajukan judul tentang “Kajian terhadap Sosialisasi Nota Kesepahaman Indonesia-Malaysia tentang Penangkapan Ikan oleh Nelayan di Wilayah Tumpang Tindih Selat Malaka, Sumatera Utara”. Tema ini merupakan pilihan akhir setelah beberapa kali diskusi dengan dosen pembimbing. Sebelum judul ini disetujui, tentu banyak sekali hal yang harus aku lakukan. Mulai dari mencari MoU Indonesia–Malaysia hingga menginterpretasikan poin demi poin isi kesepakatan tersebut dan menjelaskan isi perjanjian sesuai dengan pemahamanku pada dosen pembimbing.
Saat itu, Aku butuh waktu 3 bulan untuk menyelesaikan proposal penelitian sebagai syarat penelitian lapangan. Kadang, muncul rasa khawatir, bagaimana jika aku tertinggal dari teman-teman? Saat yang lain sudah melakukan penelitian dan turun lapang. Aku masih saja berkutat dengan MoU Indonesia–Malaysia. Mencari sumber sekunder, memahaminya perlahan kemudian menuliskan isi pikiran sesuai dengan pemahaman yang aku dapatkan dari membaca berbagai sumber topik penelitianku saat itu. Karena dosen pembimbingku, orang yang perfectionist (harus selalu sempurna) dan sistematis.
Sungguh, menyelesaikan studi akhir untuk mendapatkan gelar sarjana itu memang butuh perjuangan, pengorbanan, kesabaran, keseriusan dan yang terpenting kemauan dan doa terbaik.
Saat itu proposal penelitian telah ditandatangani kedua dosen pembimbingku. Aku sangat bahagia, karena syarat turun lapang dan melakukan penelitian yaitu disetujuinya proposal penelitian. Pada Juni 2014, aku memutuskan untuk turun lapang dengan lokasi penelitian di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Biaya penelitianku saat itu selain dari beasiswa Bidik Misi, aku juga dapat bantuan dari orang tua angkat dan juga keluarga besar Ayah dan Ibu. Saat itu, Ayah sudah 2 tahun meninggalkan aku untuk selamanya. Dan Ayah adalah salah satu motivasi terbesarku dalam hidup, termasuk untuk menyelesaikan studi, agar segera mendapatkan gelar sarjana.
Pada bulan Juni 2014 aku ke Medan dengan menggunakan pesawat terbang. Berbekal keberanian dan keyakinan bahwa Allah pasti akan menjaga dan menolong setiap hamba-Nya. Akhirnya aku berani melakukan penelitian ke Pelabuhan Belawan. Alhamdulillah, Allah permudah perjalananku dan berbekal nomor telpon kenalan saudara dari teman kantor bibiku di Palembang, aku dijemput dan diperbolehkan untuk menetap sementara waktu hingga mendapatkan kepastian bisa tinggal di mess kakak kelasku yang bekerja di Dinas Perikanan Pelabuhan Belawan.
Saat sampai di Bandara Kuala Namu, Medan. Aku menerima pesan singkat dari dosen pembimbing pertamaku. Ia mengatakan, “siapa yang mengizinkan kamu turun lapang?” Saat itu aku kakiku langsung lemas, hampir saja air mataku tumpah. Tapi, aku berusaha menguatkan diriku, bersabar dan tenang. Aku terus berpikir positif, bahwa dosen pembimbingku ingin menguji mentalku. Aku segera hubungi dosen pembimbing kedua, meminta saran terbaiknya. Beliau katakan, “lanjutkan penelitiannya dan tolong setiap hari berikan laporan pada saya.”
Setidaknya, hatiku sedikit tenang dan optimis kembali setelah hampir saja mentalku hancur. Aku terus meyakinkan diri, aku bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian yang aku lakukan bermanfaat untuk bangsa dan negara. Menjadi bahan masukan untuk pemerintah dan stakeholder. Selama 2 pekan aku melakukan penelitian di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Mencari data, fakta dan informasi mengenai topik penelitianku. Pergi ke Dinas Perikanan dan Kelautan Pelabuhan Belawan, Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Polisi Air Sumatera Utara, TNI Angkatan Laut Sumatera Utara dan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Sumatera Utara.
Tentu banyak data, fakta dan informasi yang aku dapatkan, juga pelajaran hidup tentunya. Aku sangat menikmati penelitianku. Mengurai permasalahan, melakukan analisis, membedah realita dan menyimpulkan untuk sebuah perbaikan.
Jika teman-temanku ditanya kesannya ketika melakukan penelitian, maka mereka akan menjawab, “tak ingin lagi mengulang masa-masa penelitian dan skripsi.” Tapi, jika aku yang ditanya bagaimana kesan penelitian dan skripsimu? Maka akan akan menjawab, “aku sangat merindukan masa-masa itu dan aku ingin mengulangnya kembali.”
Dari penelitian yang kita tuliskan dalam skripsi, setidaknya menjadi bahan masukan dan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Negara kita. Semoga bermanfaat untuk bangsa.