Membedah Teknologi Pesawat B-2, Pesawat Militer Paling Mahal

B-2 merupakan pesawat militer Amerika Serikat yang digunakan untuk melakukan strategi pemboman yang memiliki teknologi siluman. B-2 disebut dengan flying […]

B-2 merupakan pesawat militer Amerika Serikat yang digunakan untuk melakukan strategi pemboman yang memiliki teknologi siluman. B-2 disebut dengan flying wings karena bentuk pesawatnya yang tidak memiliki fuselage dan ekor, B-2 Spirit memiliki ukuran yang sangat besar yaitu panjang 20,9 meter dengan bentang sayap 52,1 meter.

Sejarah

B-2 lahir dari program ATB (Advanced Technology Bomber) dan masuk pada program black project yang merupakan program dengan tingkat kerahasiaan sangat tinggi pada program pertahanan Amerika Serikat. Black project atau SAP (Special Access Program) diikuti oleh kontraktor militer Amerika Serikat yang saling berkompetisi untuk menciptakan teknologi sangat tinggi dibidang pertahanan militer. Program black project diikuti oleh Northrop dan Boeing bersaing dengan Lockheed dan Rockwell. Northrop mengajukan proposal ATB dengan kode “Senior Ice” dan Lockheed dengan kode “Senior Peg”. Kompetisi ini dimenangkan oleh Northrop dikarenakan Northrop merupakan perusahaan pioner pesawat terbang pembom berjenis flying wings dengan tipe YB-35 dan YB-49.

Northrop menghabiskan waktu 20 tahun untuk menyelesaikan keseluruhan B-2 . Pesawat yang telah dikembangkan oleh Northrop dinilai dan dievalusi oleh tim ahli dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan total biaya yang dihabiskan pada tahun 1989 adalah $1,3 Milyar atau jika dikalkulasi pada tahun 2020 menjadi $2,7 Milyar setara dengan hampir Rp. 40 Triliun untuk mengembangkan satu pesawat. B-2 yang pertama kali diciptakan dinamai dengan B-2 The Spirit of Missouri maka disingkat B-2 Spirit. B-2 digunakan untuk kepentingan militer pertama kali pada tahun 1999 pada pada konflik Serbia. Selama 11 minggu operasi Serbia, B-2 membidik target seperti pangkalan udara, pembangkit listrik, jalur kereta, dan jembatan.

Mesin

B-2 ditenagai dengan empat mesin jet General Electric F118 yang setiap mesinnya dapat menyemburkan daya dorong sebesar 7850 Kg. Mesin jet General Electric F118 tidak memiliki fitur afterburning dikarenakan B-2 tidak beroprasi dengan kecepatan tinggi, serta jika adanya afterburning maka resiko terdektesi oleh radar IRST (Infrared Sighting and Tracking) akan semakin tinggi dan akan mudah di kunci oleh pesawat interceptor atau pesawat pencegat.

Jika sebagian pesawat bermesin jet menempatkan mesin diluar badan pesawat, maka berbeda dengan B-2 spirit yang menempatkan keempat mesinnya didalam badan pesawat. Para insinyur mendesain mesin peswat disembunyikan dengan lubang pengeluaran dan masuknya udara berada pada tepi atas pesawat, sehingga dengan demikian akan memperkecil resiko pesawat dideteksi oleh radar. Selain panas, masalah pada pesawat adalah terjadinya kondensasi ketika pesawat terbang tinggi sehingga akan mempermudah musuh melihat jejak yang ditinggalkan, untuk mengakali hal tersebut B-2 dilengkapi teknologi laser pelacak untuk mendeteksi jika pesawat menghasilkan Contrails sehingga pilot dapat menerbangkan B-2 dengan ketinggian yang lebih rendah.

Teknologi Siluman

Berbeda dengan pembom strategis lainnya, B-2 dilengkapi dengan teknologi siluman. Dengan teknologi siluman yang disematkan pada B-2 maka musuh tidak mudah mendekteksi keberadaan pesawat yang melintas pada area radar. Dengan massa sebesar 150 ton dan dengan bentang sayap sepanjang 52,1 meter, B-2 tidak mudah dilihat dan dideteksi oleh radar (Radar Cross Section), jikapun terlihat maka ukuran yang ditampilkan tidak lebih besar dari seekor burung elang.

Radar bekerja dengan cara mengirimkan gelombang elektromagnetik ke ruang udara. Gelombang elektromagnetik tesebut akan memantul jika lintasanya terdapat objek  benda padat. Pantulan gelombang elektromagnetik tesebut akan diterima oleh antena penerima sehingga akan muncul ukuran objek dan lokasi objek tersebut. Seluruh pesawat komersial dan bahkan hampir seluruh pesawat militer akan terdekteksi oleh radar. Bahan, bentuk pesawat, bentuk sudut akan mempengaruhi lemah kuatnya pantulan dari gelombang elektromagnetik. Radar dapat mendekteksi hampir seluruh objek yang ada diruang udara dengan jangkauan 480 kilometer jauhnya.

Pada B-2 memiliki bahan dan bentuk permukaan yang dapat menyerap gelombang radio serta memperkecil pantulan gelombang elektromagnetik secara signifikan. B-2 dibuat dengan bahan yang berbeda dengan pesawat lainnya, jika pesawat biasa menggunakan bahan alumunium maka B-2 menggunakan bahan serat karbon dikarenakan alumunium dengan mudah memantulkan gelombang elektromagnetik. Serat karbon dipilih karena memiliki banyak keunggulan yaitu sangat kuat dan ringan dibandingkan alumunium. Karena gelombang elektromagnetik sangat pendek, maka bentuk sudut-sudut yang ada pada pesawat sangat berpengaruh, maka insinyur memasangkan setiap bagian B-2 dengan sempurna dan sangat dilarang adanya celah sekecil apapun. Pesawat juga dilapisi oleh lapisan khusus yaitu lapisan RAM (Radar Absorbent Material) yang terdiri dari bahan yang akan menciptakan lapisan matriks polimer. Lapisan ini seperti iron ball paint disekujur badan pesawat.

Sistem Kendali

Rudder Yang terletak diujung sayap pesawat membuat pengendalian manual sulit dilakukan

Hampir keselurahan dari kendali pesawat dilakukan secara komputasi. Kendali secara komputasi dikarenakan pengendalian secara manual oleh kedua pilot sulit dilakukan, hal ini disebabkan oleh bentuk pesawat dan tidak adanya ekor yang digunakan untuk mengendalikan pesawat. Gerakan kecil saja pada wing flaps akan menyebabkan pesawat terbang tidak terkendali dan menyembabkan pesawat berputar-putar. Komputer akan mengkalibrasi dan mengatur wing flaps sebanyak 40 kali setiap detiknya.

Komunikasi

B-2 memiliki sistem komunikasi yang kompleks. Sistem komunikasi B-2 dapat bekerja pada saat terjadinya perang nuklir yang menyembabkan gangguan sistem komunikasi biasa karena terjadinya pulsa elektromagnetik (EMP) yang timbul dari ledakan. B-2 dibekali berbagai sistem yang terintergrasi dari penerima, prosesor, pengirim yang disebut dengan High Altitude Electro-magnetic Pulse Environment dan Adaptable Communications Suites (ACS) yang memungkinkan pesawat dapat berkomunikasi pada lingkungan yang sangat ekstrim sekaligus. B-2 juga dapat berkomunikasi pada frekuensi rendah (LF), frekuensi sangat rendah (VLF) untuk berkomunikasi antar perangkatmiliter secara Line of Sight (LoS) menggunakan teknologi Link-16. Pada B-2 versi yang diperbarui dilakukan upgrade pada komunikasi extremely high frequency (EHF) yang diminta langsung oleh Departmen Pertahanan Amerika Serikat untuk meningkatkan daya jangkauan komunikasi menggunakan komunikasi satelit konstelasi (satellite communications constellation).

Sistem Senjata

Dikarenakan B-2 merupakan pesawat yang difungsikan untuk mengangkut bom maka senjata yang disematkan pada pesawat ini adalah pesawat senjata bom berat. Muatan yang dapat dibawa oleh B-2 sekitar 18 ton. Seluruh muatan bom yang dibawa ditempatkan pada bagian dalam perut pesawat sehingga bom tidak dapat dilihat dan dideteksi oleh musuh.

Daftar Muatan B-2 Spirit

B-2 dapat memuat:

Mk 82 Bomb | MilitaryImages.Net
Bom Mark 82

80 bom Mark 82/Mark 62 yang dapat digunakan diberbagai keperluan. Bom tipe Mark 82 memiliki berat 227 kg dengan panjang 2,22 meter dan membawa hulu ledak seberat 87 kg. Mark 82 menggunakan hulu ledak berupa Tritonal yaitu campuran bahan Trinitrotuluene (TNT) sebanyak 80% dan bubuk Alumunium sebanyak 20%, dengan campuran tersebut Tritonal memiliki kekuatan 18% lebih kuat dibanding TNT saja. Mark 82/62 dijatuhkan menggunakan mekanis bernama Rotary Launcher Assembly.

US CBU-97/CBU-105'Sensor Fuzed Weapon' cluster munition – Armament Research Services
Cluster Bomb Unit 97

34 bom CBU 87/89/97 (Cluster Bomb Unit) yang digunakan untuk menjatuhkan peralatan perang musuh berupa kendaraan berlapis baja. CBU-97 merupakan bom yang berisikan bom lebih kecil didalamnya (kluster) sehingga ketika diketinggian tertentu CBU-97 akan melepaskan bom lebih kecil yang disebut submunisi dan efek yang diberikan seperti hujan peledak. Submunisi atau bom yang diangkut CBU-97 adalah BLU-108 sebanyak 10 buah pada setiap CBU-97. BLU-108 menggunakan hulu ledak berupa Octol atau campuran dari Trinitotuluene (TNT) dan HMX sehingga akan menciptakan daya ledak sangat kuat.

GBU-31/32 Joint Direct Attack Munitions (JDAM) > National Museum of the United States Air Force™ > Display
Joint Direct Attack Munitin

16 bom JDAM/Mark 84 merupakan bom berpemandu GPS dengan tambahan pemandu laser dan inersial. JDAM (Joint Direct Attack Munition) digunakan untuk menyerang musuh yang ada dipermukan atau air-to-surface yang dapat diluncurkan dari pesawat tempur maupun pesawat pembom ringan. Bom tipe JDAM ini digunakan untuk menyerang target musuh berupa objek yang ada dipermukaan seperti gudang, pusat komunikasi, peluncur rudal balistik taktis, peluncur rudal ke udara. Dibeberapa veris terbaru JDAM dapat digunakan untuk menyerang objek dengan pergerakan yang lambat.

Guided Bomb Unit-28 (GBU-28) Bunker Buster - Smart Weapons
Guided Bomb Unit-37

8 GBU-37 (Guided Bomb Unit-37) merupakan bom yang bepemandu khusus menggunakan GPS. GBU-37 dibuat khusus untuk pesawat B-2 yang digunakan untuk menembus target dilapisi atau diperkuat oleh beton dan target yang terkubur didalam tanah. Pada B-2 termuktahir GBU-37 digantikan oleh EGBU-28 (Enhanced Version)  yang merupakan versi peningkatan dari GBU-37. EGBU-28 mendapatkan julukan “Bunker Buster” karena dapat menembus lapisan tanah sedalam 30 meter dan dapat menembust lapisan beton dengan ketebalan 6 meter. Bom EGBU-28 memiliki berat 2300 kg.

File:F-18D Hornet (HN-466) Tour de Sky 2014-08-10 06 AGM-154.JPG - Wikimedia Commons
Air Ground Missile-154

16 JSOW (Joint Standoff Weapon) atau AGM-154 (Air to Ground Missile) merupakan senjata yang digunakan oleh B-2 untuk menyerang target yang ada di tanah. Senjata ini memiliki berat 497 kg dengan panjang 410 cm. JSOW merupakan senjata yang bepemandu INS (Inertial Navigation Systems) yang digabungkan dengan GPS (Global Positioning System), pada ujung misil ini digunakan pasif infrared homing atau yang disebut dengan “heat seekers”.

Australia Beli 200 Rudal Jarak Jauh, Antisipasi Pergerakan Tiongkok di Laut China Selatan - Tribunnews.com Mobile
Air Ground Missile-158

16 JASSM (Joint Air to Surface Standoff Missile) adalah senjata yang disematkan pada pesawat B-2 untuk menargetkan musuh yang ada pada permukaan diluar jangkauan pertahanan udara. JASSM atau AGM-158 dioperasikan oleh US Air Force dibawah perintah Departmen Pertahanan Amerika Serikat. Rudal ini memiliki daya jelajah kurang lebih 370 km dengan bantuan mesin Teledyne CAE J402-CA-100. Navigasi untuk pemandu misil ini adalah menggunakan INS(Inertial Navigation Systems) yang dipadukan dengan GPS(Glonal Positioning Systems).

JASSM memiliki dua varian yaitu JASSM-ER dan JASSM-XR yang menggunakan basis AGM-158. JASSM-ER merupakan versi AGM-158B yang memiliki jangkauan jelajah yang telah ditambah (ER=Extended Range). Dengan penambahan jangkauan jelajah tersebut JASSM-ER memiliki jangakuan 1000 km dan JASSM-ER dibangun dengan mayoritas komponen yang hampir sama dengan JASSM biasa (tingkat kesamaan: 70% perangkat keras, 95% perangkat lunak). Untuk JASSM-XR merupakan varian dengan jangkauan jelajah paling luas yaitu 1900 km dengan unit kontrol misil, sayap, cat, pengaman elektronik, dan enkripsi penerima GPS yang telah diperbarui.

16 B-83/B-61 merupakan senjata berjenis termonuklir yang tidak berpemandu sehingga titik penjatuhan bom jenis ini tergantung titik pesawat menjatuhkannya. B-83 dioperasikan pertama kali oleh Amerika Serikat pada tahun 1983 dan masih beroprasi hingga sekarang. Bom B-83 dapat menghasilkan kekuatan ledakan 1,2 megaton atau 80 kali lebih kuat dibandingkan dengan bom Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima. Bom B-83 dikembangkan dan dirancang oleh Lawrance Livermore National Laboratory yang pada awalnya adalah bagian dari University of California dan cabang dari Lawrance Barkeley National Laboratory. B-83 memiliki masa total 1100 kg dengan panjang 3,7 meter. Untuk mengaktifkan senjata termonukli B-83 dibutuhkan Permissive Action Link (PAL) yang merupakan kontrol akses keamanan untuk seluruh senjata nuklir. Perangkat PAL pertama kalinya dikembangkan oleh Sandia National Laboratories (SNL) untuk menghindari terjadinya tindak penyalahgunaan senjata nuklir. Kode umum untuk peluncuran seluruh kendali rudal adalah 00000000, tetapi kode tersebut tidak pernah digunakan sama sekali untuk peluncuran rudal.

Lokasi dan Wilayah Kerja

Unit Pelayanan dan Kapasitas Angkut B-2

Rumah dari pesawat B-2 adalah Pangkalan Udara Whiteman AFB (Air Force Base) yang berada di Knob Noster, Missouri, United States. Selain Pangkalan Udara Whiteman AFB terdapat dua tempat lagi yaitu: Pangkalan Militer Guam dan Pangkalan Militer Diego Garcia. Pangkalan Militer Guam difungsikan untuk meredakan konflik yang terjadi didaerah Indo-Pacific dan Pangkalan Militer Guam dipegang oleh United States Indo-Pacific Command (USINDOPACOM), United States Pacific Fleet (USPACFLT), Seventh Fleeth, dan 30th Naval Construction Regiment (NCR). Sedangkan Diego Garcia merupakan pangkalan militer yang difungsikan untuk mengontrol dan meredakan konflik yang ada di Timur Tengah. Diego Garcia merupakan basis operasi dari berbagai detasemen militer seperti : 515th Air Mobility Operations Wings, Air Force Satellite Control Network (AFSCN), Space Operations Command (SpOC).

Sumber:

  • B-2 Spirit (https://fas.org/nuke/guide/usa/bomber/b-2.htm diakses Pada 25 Oktober 2020)
  • AGM-158 (http://www.fi-aeroweb.com/Defense/JASSM.html diakses pada 25 Oktober 2020)
  • MK 82 Aircraft Bomb (http://characterisationexplosiveweapons.org/studies/annex-e-mk82-aircraft-bombs/ diakses pada 25 Oktober 2020)
  • The B83 (Mk-93) Bomb (https://nuclearweaponarchive.org/Usa/Weapons/B83.html diakses pada 25 Oktober 2020)
  • AGM-158 JASSM (https://www.airforce-technology.com/projects/agm-158-jassm-standoff-missile/ diakses pada 25 Oktober 2020)
  • AGM-154 Joint Standoff Weapon (https://www.military.com/equipment/agm-154-joint-standoff-weapon diakses pada 25 Oktober 2020)
  • Global Positioning Systems Aided Munition (GAM) (https://fas.org/man/dod-101/sys/smart/gam.htm diakses pada 25 Oktober 2020)
  • Joint Direct Attack Munition (JDAM) (https://www.navy.mil/Resources/Fact-Files/Display-FactFiles/Article/2166820/joint-direct-attack-munition-jdam/ diakses pada 25 Oktober 2020)
  • US CBU-97/CBU-105 ‘Sensor Fuzed Weapon’ cluster munition (http://armamentresearch.com/us-cbu-97cbu-105-sensor-fuzed-weapon-cluster-munition/ diakses pada 25 Oktober 2020)
  • General Purposes Bombs (http://www.fi-aeroweb.com/Defense/General-Purpose-Bombs.html diakses 25 Oktober 2020)
  • What is Link 16? (https://www.baesystems.com/en-us/definition/what-is-link-16 diakses pada 25 Oktober 2020)
  • Guam is Strategic Hub to Asia-Pacific Rebalance (https://www.pacom.mil/Media/News/Article/564502/guam-is-strategic-hub-to-asia-pacific-rebalance/ diakses pada 25 Oktober 2020)
  • Naval Support Facility Diego Garcia (https://www.cnic.navy.mil/DiegoGarcia/index.htm diakses pada 25 Oktober 2020)
  • Permissive Action Links (https://www.cs.columbia.edu/~smb/nsam-160/pal.html diakses pada 25 oktober 2020)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top