Jengkol merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Biji buahnya digemari oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan. Jengkol (Archidendron pauciflorum) merupakan tanaman suku polong-polongan atau Fabaceae. Buahnya berupa polong berbentuk gepeng dengan warna lembayung tua. Biji buahnya memiliki kulit ari tipis berwarna coklat mengkilap.
Di Indonesia, jengkol memiliki beragam sajian menu seperti semur, gulai, sambal, lalapan, dan kerupuk. Jengkol digemari karena memiliki rasa pahit yang khas dan tekstur yang legit. Walaupun memiliki rasa yang pahit, jengkol dipercaya dapat membantu meningkatkan nafsu makan. Namun tentunya dengan porsi yang cukup.
Asam Jengkolat
Asam jengkolat (djenkolic acid) atau asam jengkol merupakan asam amino yang memiliki atom belerang (S) dan ditemukan dalam biji buah jengkol. Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang diikat oleh satu gugus metil (-CH3) pada atom belerangnya. Kandungan asam jengkolat yaitu 20 gram per kilogram jengkol kering. Asam jengkolat merupakan jenis metabolit sekunder yang terbentuk selama reaksi metabolisme pada tumbuhan. Asam jengkolat inilah yang menyebabkan urin menjadi bau dan jengkolan pada tubuh.
Keberadaan dua gugus asam amino pada struktur asam jengkolat adalah penyebab pembentukan kristal di saluran ginjal. Bentuk kristal dari asam jengkolat dikonfirmasi melalui penelitian Melnikov, et al 2000., bahwa asam amino dari asam jengkolat akan membentuk kristal orthorhombic dengan parameter sell yaitu a = 8.12 Å, b = 12.16 Å, dan c = 5.38 Å. Dua gugus asam amino (-COO–/ asam okso) dapat terblokir oleh proton (H+)/logam alkali (Na+) sehingga membentuk kristal jarum halus yang dapat mengendap. Selain logam alkali, gugus asam amino juga terblokir oleh logam kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). Tidak hanya itu, amino pada asam jengkolat juga dapat membentuk endapan garam ammonium klorida.
Jengkolan: Pengertian dan Cara Mengatasinya
Jengkolan atau keracunan jengkol kadang-kadang sering terjadi setelah memakan buah jengkol yang terlalu banyak. Kasus ini sering terjadi dan dilaporkan oleh negara-negara ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Kasus keracunan ini pertama kali dilaporkan oleh Van Veen dan Hyman tahun 1933, dimana ditemukan asam jengkolat pada urin penduduk asli Jawa yang telah memakan biji jengkol.
Jengkolan atau kejengkolan terjadi akibat tubuh terlalu banyak mengonsumsi jengkol sehingga terdapat penumpukkan asam jengkolat di ginjal dan saluran kemih. Toksisitas dari asam jengkolat pada manusia disebabkan karena kelarutannya yang buruk dalam kondisi asam. Asam jengkolat mengendap menjadi kristal yang menyebabkan iritasi mekanis pada tubulus ginjal dan saluran kemih.
Singkatnya, jengkolan terjadi karena keberadaan asam jengkolat berlebih yang mengendap di tubulus ginjal dan saluran kemih. Endapan tersebut berupa garam jengkolat dan berbentuk kristal jarum halus. Jika bertemu dengan air urine yang bersifat asam, maka akan terjadi iritasi mekanis pada tubulus ginjal dan saluran kemih.
Gejala yang ditimbulkan adalah;
- Ketidaknyamanan pada perut, mulas dan nyeri pinggang
- Mual dan muntah
- Disuria, atau buang air kecil yang menyakitkan atau tidak nyaman
- Oliguria, atau jumlah urin yang dikeluarkan menjadi rendah (> 80 mL/hari, tetapi < 400 mL/hari)
- Urin berwarna gelap (coklat hingga merah) atau hematuria yang disebabkan adanya darah, akibat terluka pada dinding ginjal
Cara mengatasi jengkolan dapat dilakukan dengan mudah seperti mengkonsumsi bikarbonat natrikus atau natrium bikarbonat yang bisa didapatkan di apotek. Dimana sifat basa dari bikarbonat dapat melarutkan kristal asam jengkolat sehingga dapat larut bersama urine. Selain itu, bisa dilakukan dengan meminum soda. Minuman soda (sparkle drink) juga mengandung bikarbonat terlarut didalamnya. Cara alami lainnya adalah dengan mengkonsumsi air mineral dengan jumlah yang banyak. Jika tidak terjadi perubahan lakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan terdekat.
Referensi
Areekul, S., Muangman, V., Bohkerd, C., and Saenghirun, C., 1978, Djenkol bean as a cause of urolithiasis, The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health, 9(3):427-432.
CNN Indonesia., 2021, Cara Mengatasi Kejengkolan, Akibat Kebanyakan Makan Jengkol, Diakses pada [24/07/2023] melalui: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210806090216-255-677146/cara-mengatasi-kejengkolan-akibat-kebanyakan-makan-jengkol
Melnikov, P., Cuin, A., Corbi, P.P., Cavicchioli, M., and Massabni, A.C., 2000, Powder X-ray characterization of Djenkolic Acid, Powder Diffraction, 16(1): 46-47.
Oen, L.H., 1999, Synthesis of 35S-Labelled Djenkolic Acid, Med. J. Univ. Ind., 1(3): 134-136.
Sukardi, M., 2021, Benarkah Air Soda Bisa Sembuhkan Jengkolan? Simak Penjelasan Ahli!, Diakses pada Sindonews.com [24/07/2023] melalui: https://lifestyle.sindonews.com/read/501876/155/benarkah-air-soda-bisa-sembuhkan-jengkolan-simak-penjelasan-ahli-1628089730