#ChallengeTMM #KlubMenulisLBI #Berkebun #Biopestisida
Bunga mawar atau ros (Rosa hybrid L.) merupakan tanaman hias berukuran kecil yang bersifat semak (perdu). Tumbuhan mawar memiliki batang berduri, daun majemuk yang berbentuk kecil memanjang dengan ujung berduri, serta bunganya berbau wangi dan berwarna indah. Mawar merupakan komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak diminati konsumen serta dapat di budidayakan secara komersial. Mawar mempunyai nilai ekonomi penting sebagai bunga potong (buket bunga), bahan baku minyak atsiri, bahan aktif pada kosmetik, dan sebagai pemanis pada makanan serta minuman.

Bunga mawar dikenal dapat tumbuh di daerah iklim tropis dan sub-tropis. Bunga mawar pun tumbuh subur di Indonesia. Terdapat empat jenis bunga mawar khas Indonesia yaitu; mawar putri, mega putih, pertiwi, dan megawati. Ciri khas dari mawar Indonesia dari jenis old garden roses ini memiliki bentuk mahkota bunga yang rumit dan cantik dengan jumlah helai-nya mencapai 100, dan warna mahkota merah tua, merah muda, putih, kuning dan jingga, serta mempunyai wangi yang sangat semerbak.
Tanaman mawar di halaman rumah
Mawar sebagai tanaman hias membuatnya meningkatkan nilai estetika dari taman apa pun menjadi indah, dan asri. Tanaman mawar mudah tumbuh, sehingga mudah ditanam di halaman rumah meskipun tidak memiliki keterampilan berkebun. Berikut manfaat berkebun mawar di halaman rumah adalah;
- Mempercantik taman
Manfaat yang paling jelas dari menanam bunga mawar di halaman rumah adalah mempercantik dan mengubah lingkungan taman biasa menjadi tampak istimewa.
- Memanjakan mata
Melihat bunga mawar bermekaran dapat memanjakan mata ketika kita duduk santai di halaman rumah. Tak hanya itu bunga mawar akan memancing kupu-kupu, lebah, dan belalang hadir sehingga menambah keindahan.
- Menghilangkan stress atau jenuh
Berkebun mawar di halaman rumah dapat mengusir rasa jenuh dan menghilangkan stress. Sebab aktivitas berkebun ini memerlukan focus dan mampu menjadi pengalihan pikiran penyebab rasa tertekan. Selain itu, kegiatan berkebun dapat memicu otak melepas hormon serotine yang dapat meningkatkan suasana hati.
- Kegiatan positif dan menyehatkan tubuh
Kegiatan berkebun mawar di luar ruangan terutama pagi hari, secara tidak langsung membuat seseorang menjadi terpapar sinar matahari. Sinar matahari pagi tentunya memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh. Sinar matahari yang masuk ke dalam kulit akan diubah menjadi vitamin D. Vitamin D berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan memperkuat tulang. Selain itu berkebun mawar juga sebagai sarana olahraga ringan. Hal ini karena melibatkan latihan kekuatan otot tubuh.
Hawa pada tumbuhan mawar
Dalam pertumbuhannya, mawar rentan terhadap sejumlah penyakit akibat dari serangan hama. Sejatinya mawar dapat bertahan hidup tanpa pengendalian hama. Namun pertumbuhannya menjadi tidak sempurna, dan tampilan bunganya tidak menarik serta lama kelamaan tanaman mawar akan mati. Adapun hama yang menyebabkan kematian pada tanaman mawar yaitu;

- Marssonina rosae, merupakan jamur yang menjadi parasit pada daun mawar. Efeknya menyebabkan daun menjadi berwarna kuning dan berbintik hitam.
- Phragmidium mucronatum, merupakan jamur yang muncul sebagai bercak kuning di permukaan daun segar sehingga terlihat seperti karat. Spora jamur tersebut akan tumbuh di bawah daun.
- Leptosphaeria coniothyrium dan Cryptosporella umbrina, merupakan patogen yang menyebabkan kanker pada batang mawar. Patogen ini akan muncul membentuk bintik kecil berwarna kuning hingga kemerahan pada kulit batang, kemudian membesar dan menyebabkan batang membusuk hingga mati.
- Icerya purchasi, merupakan serangga kutu putih. Serangga ini akan menempel pada batang dan daun, kemudian menghisap sari makanan melalui mulut penghisapnya. Efeknya batang dan daun dari tanaman mawar cepat membusuk dan mati. Serangga ini juga berkembang biak di tanaman mawar dengan cara menempelkan telur di batang melalui sekresi lilin yang berwarna putih.
- Macrosiphum rosae atau serangga kutu daun berwarna hitam dan hijau. Serangga ini akan menghisap getah yang ada pada daun muda dan kuncup bunga. Sering dijumpai pada kuncup bunga yang gagal tumbuh dan mekar akibat di makan oleh serangga ini. Selain itu, serangga ini juga menyebabkan daun muda menjadi berubah warna kuning dan berbintik hitam. Serangga ini berkembang biak dengan menempelkan telur dibawah daun.
- Lozotaenia forsterana atau ulat hijau kecil panjangnya 15 mm, dan dapat ditemukan di kuncup bunga, di bawah daun, dan batang. Ulat ini memakan tumbuhan sehingga membentuk lubang dipermukaannya.
Keberadaan hama ini disebabkan adanya angin yang membawa hama. Kemudian menempel pada tumbuhan ditambah kondisi lingkungan yang lembab dan hangat. Hama menjadi tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Selain itu, didukung dari kurangnya keberadaan serangga vektor (pemburu hama) seperti serangga kepik, belalang, dan burung.
Pestisida untuk mengusir hama pada tanaman mawar
Salah satu penanganan hama yang paling ampuh pada tanaman mawar adalah menggunakan pestisida. Pestisida atau pengawahama adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu seperti; serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, jamur dan mikroba yang merusak tanaman. Pestisida berisikan bahan kimia yang dapat menjauhkan hama dari tanaman bahkan membunuh hama. Bahan kimia yang digunakan pada umumnya adalah organofosfat, karbamat, organoklorin, piretroid, dan sulfonylurea. Bahan kimia pestisida yang sudah lama digunakan adalah DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane).
Pestisida kimiawai memilki kinerja yang sangat efektif. Hama langsung menurun pada saat pemakaian awal. Tetapi, pestisida kimiawi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yaitu;
- Tidak hanya membunuh hama, tetapi juga membunuh organisme lain. Akibatnya beberapa serangga vektor juga ikut terbunuh, sehingga ekosistem di taman menjadi berkurang bahkan mati.
- Merusak tanah. Dimana pestisida yang menempel pada tanah dapat merusak unsur dan bahan organik.
- Merusak tanaman mawar. Beberapa bahan kimia pestisida yang menempel pada permukaan batang ataupun daun, juga memicu proses oksidasi. Bila jumlahnya terlalu banyak menyebabkan tanaman menjadi membusuk hingga mati.
- Bila terpapar pada manusia dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang cukup lama, bahan pestisida kimiawi dapat menyebabkan kanker.

Pestisida yang paling aman digunakan menggunakan bahan alami atau biopestisida. Biopestisida dikembangkan dari bahan alami seperti hormon feromon hewan, ekstrak tanaman, bakteri, dan bahan mineral.
Membuat biopestisida untuk membasmi hama pada tanaman mawar
Biopestisida juga ampuh digunakan untuk membasmi hama pada tanaman mawar, dan tentunya mudah dipraktikkan sendiri. Biopestisida dibuat dari campuran air sabun, kulit bawang, dan bawang putih tua yang digeprek. Campuran tersebut mengandung dua bahan aktif yaitu acetogenin dan surfaktan sabun.
Acetogenin merupakan senyawa metabolit sekunder poliketida yang berasal dari bawang merah (Allium cepa) dan bawang putih (Allium sativum). Acetogenin memiliki sifat antifeedant yang menyebabkan hama menjadi tidak lagi bergairah untuk melahap tanaman mawar. Surfaktan sabun memiliki struktur bipolar, dimana bagian ekor bersifat hidrofobik sedangkan kepala bersifat hidrofilik. Bagian ekor dari surfaktan akan mengikat lilin yang ada pada batang dan daun tumbuhan. Efeknya adalah hama menjadi berjatuhan dan tidak dapat memanjat tanaman lagi.

Langkah pembuatan biopestisida ini cukup mudah yaitu merendam kupasan kulit bawang merah, serta bawang putih tua yang telah digeprek selama 1 malam. Setelah itu, masukkan dalam botol semprot dan tambahkan 3-5 sendok makan sabun cuci piring cair. Campuran biopestisida sudah siap digunakan. Langkah penggunaanya yaitu;
- Lakukan dahulu pemangkasan daun, batang, dan kelopak bunga yang sudah layu dan mati
- Semprotkan biopestisida ini pada tanaman di pagi hari. Tujuannya agar tanaman bisa kering terkena sinar matahari, jika penyemprotan dilakukan pada sore atau malam hari bisa berisiko tanaman ditumbuhi jamur
- Usahakan menyemprot di bagian bawah daun dan batangnya, dan dilakukan secara berulang selama 1 hingga 2 minggu.
Catatan Penulis
Berkebun mawar di halaman rumah merupakan kegiatan baru yang sedang ditekuni oleh ibu Siti Lestari, di Pematang Reba – Indragiri, Riau. Jumlah mawar yang ditanam tidak begitu banyak dengan 3 variasi yaitu mawar mega putih, pertiwi, dan megawati. Semuanya berjenis old garden roses. Selain mawar terdapat beberapa tanaman lainnya seperti; keladi hias, aglaonema, asoka merah, miana, daun jintan, aneka rimpang herbal, dan tanaman jeruk nipis. Kegiatan berkebun ini dilakukan sebagai penghilang suntuk dan stress dikala kesibukannya sebagai seorang Guru. Salah satu langkah yang dilakukan untuk menghalau hama pada tanaman mawarnya dengan membuat biopestisida dari campuran air sabun dan kulit bawang serta bawang putih yang digeprek.
Tulisan ini juga berkontribusi pada challenge tema menulis mingguan pada klub menulis LBI dengan tema berkebun.
#ChallengeTMM #KlubMenulisLBI #Berkebun #Biopestisida
Referensi
Agustin, R., dan Muhartono., 2018, Dampak Penggunaan Pestisida Organoklorin terhadap Risiko kanker Payudara, J. Agromedicine, 5(1): 433-437.
Arifan, F., Broto, W., Fatimah, S., dan Ardianto, R., 2021, Pestisida Organik Bawang Merah (Allium cepa) sebagai Pengendalian Hama Tanaman Buah, PENTANA, 2(3): 1-5.
Lingga, L., 2008, MAWAR, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Masley, S., 2023, Cara Menyingkirkan Kutu Daun pada Mawar Secara Organik, Diakses pada 22-09-2023, melalui: https://id.wikihow.com/Menyingkirkan-Kutu-Daun-pada-Mawar-Secara-Organik
Urban Garden, 2022, Hama Penyakit Bunga Mawar, Diakses pada 22-09-2023, melalui: https://gardening.id/hama-penyakit-bunga-mawar/