Overdosis (OD) merupakan istilah yang menunjukkan kelebihan dosis. Overdosis adalah gejala terjadinya keracunan pada tubuh akibat obat yang dikonsumsi dalam jumlah yang jauh lebih besar dari yang direkomendasikan. Overdosis umumnya terjadi karena penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan obat-obat lainnya seperti parasetamol. Overdosis merupakan kondisi serius yang membutuhkan penangan segera, jika tidak maka menyebabkan kematian.
Parasetamol atau acetaminophen merupakan salah satu obat penurun panas dan penghilang rasa nyeri (analgesic dan antipiretik) yang paling popular di dunia. Di banyak Negara, parasetamol tersedia bebas tanpa resep. Ketersediaannya yang mudah dan tidak perlu resep menjadikannya salah satu obat yang paling sering disalahgunakan, baik secara tidak sengaja maupun disengaja. Penggunaan parasetamol yang tidak tepat dapat menyebabkan overdosis.
Overdosis parasetamol adalah penyebab umum hepatotoksisitas atau penyebab keracunan pada hati. Adapun dosis parasetamol yang dianjurkan pada orang dewasa (>16 tahun) yaitu 500 – 1000 mg, diberikan setiap 4 – 6 jam sekali. Dosis maksimal adalah 4000 mg per hari. Dalam berbagai kasus overdosis parasetamol, usia dewasa (~ 25 tahun) paling banyak yang mengalami overdosis disengaja. Sedangkan usia bayi dan anak sering mengalami overdosis parasetamol tidak disengaja.
Baca juga: Simbol Logo Kemasan Obat yang Perlu Anda Ketahui (warstek.com)
Pencemaran Perairan akibat Mikropolutan Organik Parasetamol
Kasus overdosis pada konsumsi obat parasetamol yang terjadi, sudah cukup memprihatinkan. Bagaimana dengan pencemaran perairan oleh limbah yang mengandung parasetamol?, hal ini tentu menjadi perhatian yang cukup serius terutama dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Limbah cair parasetamol merupakan kategori mikropolutan organik, yang sulit untuk didegradasi secara kimiawi. Tetapi, cukup mudah terdegradasi secara biologi menggunakan mikroorganisme tertentu.
Tahun 2021, telah terjadi pencemaran parasetamol pada air laut di kawasan Teluk Jakarta. Dimana ditemukan kandungan parasetamol sebesar; 610 ng/L di Muara Sungai Angke, dan 420 ng/L di Muara Sungai Ancol. Kandungan parasetamol yang ditemukan ini cukup tinggi. Hal ini cukup mengkhawatirkan terkait resiko paparan dalam jangka panjang terhadap ekosistem lingkungan. Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin menyatakan bahwa kasus ini disebabkan akibat pengolahan air limbah kita kurang baik, sehingga tidak dapat menyaring limbah dengan baik.
Pencemaran air oleh paracetamol diduga berasal dari limbah rumah sakit dan industri farmasi dimana terdapat limbah yang mengandung sisa obat, serta hasil penguraian dari fases dan urine dari limbah domestik. Limbah parasetamol pada perairan dapat menyebabkan kerusakan organ hati pada organisme seperti zooplankton, ikan, dan mamalia. Hal ini disebabkan akibat gangguan ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan sistem antioksidan tubuh yang berpertahankan homeostasis.
Pengertian reaksi redoks dalam senyawa organik
Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi. Pengertian reaksi redoks dalam senyawa organik yaitu;
- Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang terjadi pelepasan elektron; pengikatan atom oksigen oleh suatu zat; dan pengurangan atom hidrogen dari suatu senyawa.
- Reaksi reduksi merupakan reaksi yang terjadi pengikatan elektron; pelepasan oksigen oleh suatu zat; dan penambahan atom hidrogen dari suatu senyawa.
Senyawa organik pada obat pasti mengalami metabolisme di dalam tubuh. Umunya, ketidakstabilan suatu struktur senyawa obat disebabkan oleh reaksi oksidasi. Obat parasetamol di dalam tubuh mengalami metabolisme secara redoks. Dalam proses metabolisme tersebut, parasetamol mengalami oksidasi pada gugus fungsinya, akibatnya adalah membentuk senyawa racun di dalam tubuh.

Reaksi redoks pada parasetamol di dalam metabolisme tubuh

Keracunan parasetamol terjadi saat tubuh mengonsumsi dengan dosis yang terlalu banyak. Keracunan ini terjadi akibat proses metabolisme parasetamol di dalam organel mikrosom pada sel hati. Metabolisme parasetamol yaitu mengalami reaksi oksidasi oleh isoenzim sitokrom P450 sehingga menghasilkan senyawa N-asetil-p-benzoquinoneimin atau NAPQI. NAPQI bersifat sangat racun dan menyebabkan gagal fungsi hati. Dalam kondisi normal, NAPQI ini berasosiasi dengan glutationa (GSH) sehingga terjadi reduksi dan mengubah NAPQI kembali menjadi parasetamol. Saat kondisi tubuh mengalami overdosis parasetamol, maka terbentuk NAPQI yang berlebih pula. NAPQI yang berlebih dapat menghabiskan glutationa dan terjadi kerusakan akut pada fungsi ginjal. Akibat dari modifikasi ikatan kovalen pada gugus tiol protein (GSH), kerusakan asam nukleat, oksidasi lipid membrane, nekrosis sel, hingga kematian.

Glutationa (GSH) adalah metabolit sekunder fenolik yang mengandung gugus tiol (-SH). Glutationa merupakan senyawa antioksidan yang bermanfaat dalam melawan radikal bebas, memperlambat proses penuaan dini, dan menjaga daya tahan tubuh. Glutationa terbentuk dari tiga jenis asam amino seperti L-cystein, glycine, dan L-glutamine. Glutationa sebenarnya dapat dihasilkan secara alami oleh tubuh dan diperoleh dari protein nabati seperti brokoli, kembang kol, selada, sawi, alpukat, kacang almond, tomat, sawi, kangkung dan asparagus.
Struktur molekul parasetamol terdiri dari cincin benzena yang tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil (-OH) dan gugus amida pada posisi (1,4) para. Jika dilihat dari gugus fungsi hidroksil (-OH), parasetamol dapat dikategorikan menjadi alkohol sekunder. Alkohol sekunder merupakan senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil berada pada posisi atom C yang telah berikatan dengan dua atom C lainnya. Alkohol sekunder apabila di oksidasi akan terjadi perubahan gugus fungsi hidroksil (C – OH) menjadi karbonil keton (C = O). Dalam hal ini parasetamol mengalami perubahan gugus fungsi pada hidroksilnya menjadi karbonil keton yaitu senyawa NAPQI.


Senyawa NAPQI terdiri dari cincin benzena yang telah mengalami perubahan struktur menjadi sikloheksadiena dengan dua substituen yaitu gugus karbonil keton dan gugus amida pada posisi para. Normalnya tubuh akan menghasilkan senyawa antioksidan glutationa. Glutationa akan menjadi reduktor untuk mereduksi NAPQI kembali menjadi parasetamol. NAPQI akan mengalami reduksi dimana gugus karbonil keton (C = O) diubah menjadi hidroksil (-OH).
Dikit-dikit jangan minum parasetamol!…
Proses metabolisme parasetamol menjadi NAPQI hanya terbentuk 10 – 15% di sel hati. Bila dikonsumi dalam jumlah yang banyak, maka produksi NAPQI juga semakin banyak. Akibatnya susah untuk di reduksi dan menjadi racun bagi tubuh. Perlu adanya kesadaran bagi kita sebagai konsumen. Berikut ini adalah langkah dalam mencegah overdosis parasetamol;
- Bijak dalam mengonsumsi parasetamol
Umumnya masyarakat masih kurang bijak dalam mengonsumsi parasetamol. Kasus overdosis parasetamol juga dapat terjadi secara tidak sengaja. Hal ini disebabkan ketidaktahuan masyarakat akan dosis dan cara konsumsi yang tepat. Solusinya adalah membaca informasi yang ada pada label obat, atau dapat bertanya langsung pada apoteker mengenai dosis dan cara konsumsinya.
- Mencari informasi kandungan senyawa pada suatu obat
Kasus overdosis parasetamol juga terjadi pada usia bayi dan anak (£ 16 tahun). Hal ini di dominasi dari ketidaktahuan para orang tua dalam obat yang dikonsumsi. Obat anak seperti; penurun panas dan batuk, umumnya mengandung parasetamol untuk pereda nyeri. Ada beberapa produsen obat yang memberi parasetamol dengan dosis yang tidak sesuai untuk usia bayi dan anak.
Penting bagi para orang tua untuk mencari informasi kandungan senyawa pada obat. Hal ini bisa dilakukan dengan mengecek kandungan dari label obat, bertanya pada dokter untuk kepentingan penggunaan obat, atau bertanya dengan apoteker terkait dosis dan cara konsumsinya. Penurunan panas anak dapat dilakukan secara tradisional seperti menggunakan bahan alam seperti jamu, di kompres dahi menggunakan air dingin, dan istirahat yang cukup.
- Tidak menggunakan parasetamol sebagai solusi dari setiap masalah
Kasus overdosis parasetamol tertinggi terjadi pada usia produktif yang disebabkan oleh stress dan tekanan hidup yang tinggi. Mengonsumsi parasetamol untuk menghilangkan stress dan mengurangi masalah hidup bukanlah solusi yang tepat. Sebaiknya konsultasikan masalah hidup pada psikolog.
- Pembatasan dalam pengedaraan parasetamol
Parasetamol diketahui merupakan obat yang paling mudah ditemukan dipasaran. Jika melihat kasus overdosis parasetamol yang tinggi, sebaiknya pemerintah perlu melakukan perubahan terhadap regulasi peredaraan parasetamol di pasar.
Referensi
Buckley, N., and Eddleston, M., 2007, Paracetamol (acetaminophen) poisoning, ClinicalEvidence, 1-14.
Cairns, D., 2008, Essential of Pharmaceutical Chemistry, 3rd edition, UK, Pharmaceutical Press.
Hidayat, R.P., 2020, N-Acetylcysteine sebagai Terapi Toksisitas Acetaminophen, Jurnal Medika Hutama, 2(1): 231-237.
https://brin.go.id/news/95108/limbah-farmasetika-di-teluk-jakarta , Diakses pada 05/10/2023.
https://citarumharum.jabarprov.go.id/pencemaran-parasetamol-dan-bahayanya/ , Diakses pada 01/10/2023.
https://www.alodokter.com/glutathione , Diakses pada 02/10/2023
Solomons, T.W.G., and Fryhle, C.B., 2011, Organic Chemistry, 10th edition, USA, John Wiley & Sons Inc.
Zur, J., Pinski, A., Marchlewicz, A., Hupert-Kocurek, K., Wojcieszynska, D., and Guzik, U., 2018, Organic micropollutants paracetamol and ibuprofen-toxicity, biodegradation, and genetic background of their utilization by bacteria, Environmental Science and Pollution Research, 25, 21498-21524.