
Halo semua, semoga diberikan kesehatan selalu, aamiin. Asteroid Pallas merupakan salah satu objek yang berada di Sabuk Asteroid yang ditemukan pada tahun 1802 silam. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ya.
Penemuan Asteroid Pallas
Pada tahun 1779, seorang astronom bernama Charles Messier mencatat keberadaan Pallas di peta bintang, meskipun ia menganggapnya sebagai sebuah bintang. Catatan ini mungkin merupakan pengamatan asteroid paling awal yang mendekati metode modern, meskipun belum diakui sebagai penemuan.
Beberapa dekade kemudian, Giuseppe Piazzi, seorang astronom Italia, awalnya mengira objek yang ia amati adalah sebuah komet. Namun, setelah penelitian lebih lanjut, objek tersebut diketahui bukanlah komet. Pada tahun 1802, Heinrich Wilhelm Matthäus Olbers, seorang astronom asal Jerman, menemukan kembali Pallas saat sedang mencari Ceres, yang sebelumnya telah ditemukan oleh Piazzi. Penemuan ini menjadikan Pallas sebagai asteroid kedua yang berhasil diidentifikasi dalam sejarah ilmu pengetahuan.
Pada awalnya, Pallas diklasifikasikan sebagai planet karena ukurannya yang cukup besar dan sifatnya yang unik. Namun, seiring berkembangnya ilmu astronomi dan penemuan banyak objek serupa, Pallas akhirnya digolongkan sebagai asteroid, bagian dari kumpulan objek di Sabuk Asteroid. Penemuan Pallas tidak hanya memperkaya pemahaman tentang objek-objek kecil di Tata Surya tetapi juga menandai langkah penting dalam perkembangan ilmu astronomi modern.
Baca juga: Mengenal Planet Kerdil Ceres
Pembentukan
Asteroid adalah sisa-sisa batuan dari 4,6 miliar tahun yang lalu, sisa material dari pembentukan Tata Surya awal. Sebagian besar asteroid ditemukan di Sabuk Asteroid, wilayah pusat yang terletak antara orbit Mars dan Jupiter. Ketebalan sabuk asteroid diperkirakan mencapai 1 AU (Astronomical Unit), atau sekitar jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari.
Asteroid mengorbit Matahari seperti planet, namun ukurannya jauh lebih kecil. Di antara banyak asteroid yang ditemukan, Pallas adalah salah satu yang paling menonjol karena merupakan asteroid ketiga paling masif dan terbesar di Sabuk Asteroid setelah Ceres dan Vesta.
Sabuk asteroid juga terdiri dari beberapa kelompok asteroid yang disebut keluarga asteroid, yang diyakini memiliki usia dan asal-usul berbeda. Misalnya, keluarga Karin diperkirakan terbentuk sekitar 5,7 juta tahun yang lalu dari pecahan sebuah objek besar, sedangkan keluarga Veritas terbentuk sekitar 8,3 juta tahun yang lalu. Lebih baru lagi, keluarga Datura diperkirakan muncul sekitar 53.000 tahun yang lalu, menjadikannya salah satu keluarga asteroid termuda yang diketahui.
Penelitian terhadap kelompok-kelompok asteroid ini memberikan wawasan penting tentang dinamika dan evolusi objek-objek kecil di Tata Surya, sekaligus membantu ilmuwan memahami bagaimana sistem planet terbentuk dan berkembang.

Orbit dan Rotasi Pallas
Parameter dinamis yang tidak biasa dari Pallas, akibat ukurannya, hingga kini masih belum sepenuhnya dipahami. Orbit asteroid ini memiliki kemiringan yang sangat tinggi dan eksentrisitas sedang, meskipun jaraknya cukup jauh dari Matahari. Pallas memiliki kemiringan sumbu rotasi yang sangat ekstrem, yaitu 84 derajat. Selama musim dingin dan panasnya, sebagian besar permukaan Pallas mengalami sinar Matahari atau kegelapan terus-menerus selama satu tahun penuh. Bahkan, beberapa wilayahnya dapat mengalami sinar Matahari selama dua tahun berturut-turut.
Asteroid ini memiliki resonansi orbital hampir 1:1 dengan Ceres dan sekitar 5:2 dengan Jupiter. Astronom Jerman, Carl Friedrich Gauss, secara akurat memperkirakan periode orbit Pallas, yang memakan waktu 4,6 tahun untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi Matahari. Pallas juga memiliki periode rotasi, yaitu berputar sekali setiap 7,8 jam.
Pada titik perihelion (jarak terdekat dari Matahari), Pallas berada pada jarak 2,1 AU, sementara pada titik aphelion (jarak terjauh), ia mencapai 3,4 AU dari Matahari. Rotasi Pallas tampak prograde (berputar searah dengan arah revolusi Tata Surya). Dengan diameter sekitar 512 kilometer, Pallas adalah asteroid terbesar ketiga di Sabuk Utama antara Mars dan Jupiter, dengan massa sekitar 7 persen dari total massa di wilayah tersebut.
Dibandingkan asteroid lainnya, Pallas adalah sebuah anomali. Objek luar angkasa ini memiliki jalur orbit yang tidak biasa, melintasi wilayah ruang angkasa, masuk dan keluar dari Sabuk Utama. Orbitnya sangat miring dibandingkan dengan orbit planet-planet lain, membuatnya sering bergerak ke arah utara dan selatan, di atas dan di bawah bidang orbit Bumi. Akibat pergerakan ini, Pallas kerap memasuki jalur objek-objek kecil di Sabuk Utama.
Dampak dari pola pergerakannya yang unik membuat Pallas menjadi salah satu asteroid paling terpengaruh oleh lingkungan Tata Surya. Gambar terbaru yang memotret Pallas mengungkap bahwa asteroid ini adalah salah satu yang paling banyak diselimuti kawah, menjadikannya salah satu objek paling unik di Tata Surya.
Karakteristik Pallas
Menentukan ukuran pasti asteroid seperti Pallas adalah tantangan yang sulit. Bersama dengan Vesta, Pallas selalu disebut sebagai asteroid terbesar kedua di Sabuk Utama, setelah Ceres. Pallas memiliki diameter sekitar 512 km (231 mil), sedikit lebih kecil dari Vesta yang berdiameter 525,4 km (326,4 mil). Dalam hal massa, Pallas memiliki sekitar 78% massa Vesta, dan 20-23% massa Ceres, atau sekitar seperempat dari 1% massa Bulan. Pallas juga memiliki albedo rendah, hanya 0,12, yang membuatnya jauh lebih redup dibandingkan Vesta, dengan oposisi rata-rata +8,0.
Pallas diklasifikasikan sebagai asteroid tipe B, yang berarti permukaannya terdiri dari silikat dengan kandungan zat besi dan air yang rendah. Mineral seperti olivin dan piroksen ditemukan di permukaannya, mirip dengan material yang ditemukan dalam meteorit kondrit karbon Renazzo (RM). RM adalah salah satu meteorit paling primitif yang pernah ditemukan, dengan kandungan mineral terhidrasi yang sangat rendah dibandingkan tipe CM.
Spektrum Pallas yang tampak dan inframerah menunjukkan permukaan yang hampir datar, dengan sedikit cerah ke arah biru. Hanya ada satu pita serapan yang signifikan pada panjang gelombang 3 mikron, menandakan keberadaan komponen anhidrat yang bercampur dengan silikat terhidrasi tipe CM.
Permukaan dan Kawah Pallas
Karena albedo Pallas yang rendah, permukaannya sulit untuk dipelajari secara rinci. Namun, asteroid ini tampaknya telah mengalami perubahan termal dan diferensiasi parsial, yang mengindikasikan bahwa Pallas mungkin merupakan sisa dari protoplanet. Protoplanet adalah objek yang terbentuk melalui proses akresi di masa awal Tata Surya, di mana objek-objek kecil bergabung menjadi planet. Sementara beberapa protoplanet bertahan, seperti Pallas dan Vesta, banyak yang hancur akibat tabrakan besar dengan objek lainnya.
Pallas dikenal sebagai salah satu objek paling “bopeng” di Tata Surya. Gambar dari instrumen SPHERE di Very Large Telescope (VLT), Antofagasta, Chili, menunjukkan bahwa asteroid ini memiliki 36 kawah dengan diameter lebih dari 30 kilometer. Hal ini disebabkan oleh sejarah panjang tabrakan dengan objek lain, yang terjadi setidaknya dua kali dalam setiap orbit Pallas mengelilingi Matahari.
Benturan yang dialami Pallas jauh lebih banyak dibandingkan dengan Ceres atau Vesta, dua objek terbesar lainnya di Sabuk Utama. Tabrakan besar ini menyebabkan permukaannya dipenuhi kawah besar, sehingga menyerupai bola golf raksasa. Menariknya, meski sering mengalami tabrakan, momentum besar Pallas membuat kecepatan orbitnya hampir tidak terganggu.
Selain itu, terdapat titik terang di belahan selatan Pallas yang diyakini para peneliti sebagai area dengan deposit garam dalam jumlah besar. Hal ini menambah daya tarik Pallas sebagai salah satu objek paling unik di Tata Surya untuk diteliti lebih lanjut.

Penutup
Asteroid Pallas, dengan karakteristiknya yang unik, seperti orbit yang sangat miring, permukaan penuh kawah, serta statusnya sebagai salah satu asteroid terbesar di Sabuk Utama, menjadi objek yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Sebagai sisa protoplanet dari masa awal pembentukan Tata Surya, Pallas menawarkan wawasan berharga tentang sejarah dan dinamika objek-objek kecil di ruang angkasa. Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan tentang Pallas. Terima kasih telah menyimak, semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber
- https://www.spacereference.org/asteroid/2-pallas-a802-fa Terakhir akses: 26 Desember 2024.
- https://kumparan.com/kumparansains/asteroid-bopeng-ini-jadi-objek-luar-angkasa-yang-paling-brutal-di-tata-surya-1sqqKiziWbn/full Terakhir akses: 26 Desember 2024.
- https://nineplanets.org/pallas Terakhir akses: 26 Desember 2024.