Pada bagian 1, telah dibahas tentang profil dan prestasi Internasional 3 ilmuwan terbaik Indonesia di tahun 2018 yakni Suharyo Sumowidagdo, Irwandi Jaswir, dan Khoirul Anwar. Bagi yang belum membaca, silahkan klik link berikut > 6 Ilmuwan Terbaik Indonesia di Tahun 2018, Bagian 1. Nah pada artikel ini, Warstek akan melanjutkan 3 nama berikutnya.
Jika di bagian 1 semuanya adalah laki-laki maka pada bagian 2 ini semua ilmuwannya adalah perempuan. Tiga perempuan ini adalah ilmuwan hebat yang sangat produktif dalam melakukan publikasi (h-indeks) dan juga telah mendapatkan penghargaan Internasional. Siapakah 3 perempuan hebat tersebut?
1. Wiratni Budhijanto
Lahir di Yogyakarta pada 7 Februari 1973, Wiratni adalah dosen dan Associate Professor program studi Teknik Kimia di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada 21 Juni 2018, beliau meraih penghargaan The 39 Most Powerful Female Engineers of 2018 yang dianugerahkan oleh salah satu media Belanda terkemuka yakni Business Insider (BI) [1]. Dalam list 39 nama tersebut, Wiratni berada pada urutan ke-33 dan bersanding dengan insinyur-insinyur perempuan terkemuka dari perusahaan AirBnB, Tesla, SpaceX, Microsoft, Google Cloud, Apple, NVIDIA, Pinterest, Adobe, General Motors, dan Intel. Beliau terpilih karena mengembangkan teknologi pengolahan air limbah yang 10 kali lebih efisien dari metode konvensional, membutuhkan lebih sedikit lahan untuk pengolahan air limbah, dan tidak mengemisikan gas rumah kaca. Kemudian business insider juga menyatakan bahwa riset Wiratni dapat menjadi game-changer untuk negara berkembang seperti Indonesia [2]. Selama tahun 2018 ini, Wiratni telah menerbitkan 14 artikel ilmiah dan meraih h-indeks sebesar 8 [3]. Keren ya? Meneliti dan berkarya dalam negeri, tapi bisa membuat 1 artikel ilmiah setiap bulannya.
2. Rose Amal
Lahir di Medan Sumatera Utara pada tahun 1965, Rose Amal adalah Scientia Professor dan ARC Laureate Fellow di School of Chemical Engineering University of New South Wales (UNSW),Australia. Ketika mengetikkan frase “Nationality Rose Amal” di kotak pencarian Google, maka yang muncul adalah Australia (bukan Indonesia). Hal tersebut bukanlah suatu kesalahan, karena Rose telah berada di Australia sejak tahun 1983 dan menetap hingga sekarang [4]. Rose pindah ke Australia untuk berkuliah S1 di UNSW setelah menyelesaikan SMA di Indonesia. Meskipun telah berkebangsaan Australia, dalam wawancara yang dilansir di situs UNSW Rose mengaku sangat rindu dengan Indonesia, “I do (miss Indonesia) in a sense” [5]. Atas dasar inilah Warstek memasukkan Rose Amal ke dalam daftar 9 ilmuwan terbaik Indonesia di tahun 2018. Meskipun saat ini beliau berkebangsaan Australia, semoga suatu saat beliau akan kembali ke Indonesia dan berkarir di Indonesia. Prestasi Internasional yang telah beliau raih adalah mendapatkan penghargaan tertinggi dari pemerintah Australia bernama Companion of the Order of Australia atas dedikasinya pada bidang teknik kimia dan telah menjadi role model sekaligus mentor bagi ilmuwan perempuan di Australia[6]. Bidang yang digeluti Rose adalah photocatalysis dan nanoteknologi pada bidang energi terbarukan. Selama tahun 2018, beliau telah menerbitkan lebih dari 50 artikel ilmiah dan telah meraih h-indeks 76 [7].Baca juga:
3.Witri Wahyu Lestari
Lahir di Demak Jawa Tengah pada 22 Desember 1980, Witri adalah dosen Universitas Sebelas Maret (UNS). Beliau menjadi pengampu mata kuliah Kimia Anorganik di Fakultas MIPA UNS. Di tahun 2018, Witri memenangkan penghargaan bergengsi the OWSD-Elsevier Foundation Awards for Early-Career Women Scientists in the Developing World 2018. Penghargaan tersebut diraih setelah menang berkompetisi dengan ilmuwan dari berbagai negara berkembang di Asia Pasifik seperti India, Pakistan, China, Iran, Bangladesh, Nepal, Philipina, Turki, Srilanka, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Thailand dan Uzbekistan [8]. Penerimaan penghargaan berupa sertifikat dan uang senilai USD 5000 diberikan pada tanggal 17 Februari 2018 kepada Witri dalam rangkaian acara the American Association fot the Advancement of Scinece (AAAS) Annual Meeting di Austin, Texas, Amerika. Namun beliau berhalangan hadir secara langsung karena tengah hamil 37 minggu, sehingga menerima penghargaan via aplikasi Skype di waktu tersebut. Adapun penelitian Witri berfokus pada bidang organologam dan kimia koordinasi khususnya jenis material Metal-Organic Frameworks (MOFs) dengan aplikasinya dalam bidang pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pada tahun 2018, beliau telah menerbitkan 9 artikel ilmiah dan telah meraih h-indeks 5 (9).
Demikian 3 profil ilmuwan terbaik di tahun 2018 versi Warstek.com yang semuanya adalah perempuan.
Referensi:
- Mengenal Wiratni, Dosen UGM yang Dinobatkan Sebagai 39 Insinyur Perempuan Paling Powerful Tahun 2018. Diakses pada 13 Desember 2018.
- The 39 most powerful female engineers of 2018. Diakses pada 13 Desember 2018.
- Google Scholar Wiratni Budhijanto. Diakses pada 13 Desember 2018.
- Professor Rose Amal: At The Forefront of Chemical Engineering. Diakses pada 13 Desember 2018.
- Rose Amal – In profile. Diakses pada 13 Desember 2018.
- Profesor Asal Indonesia Raih Bintang Penghargaan dari Australia. Diakses pada 13 Desember 2018.
- Google Scholar Rose Amal. Diakses pada 13 Desember 2018.
- Saingi Ilmuwan Dunia, Dosen UNS ini Raih Penghargaan OWSD – Elsevier Foundation Awards 2018. Diakses pada 13 Desember 2018.
- Google Scholar Witri Wahyu Lestari. Diakses pada 13 Desember 2018.