Dampak Keberadaan Penambangan Emas Skala Kecil di Indonesia terhadap Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

Keberadaan penambangan emas skala kecil (PESK) di Indonesia memiliki berbagai dampak di berbagai sektor. Di sektor ketenagakerjaan pada tahun 2017 […]

Keberadaan penambangan emas skala kecil (PESK) di Indonesia memiliki berbagai dampak di berbagai sektor. Di sektor ketenagakerjaan pada tahun 2017 terdapat 40,5 juta penambang PESK, hal tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2014 yang hanya 30 juta penambang PESK (1). Di sektor ekonomi, keberadaan PESK di Nusa Tenggara Barat (Pulau Sekotong, Lombok) dan Nusa Tenggara Timur (Taliwang-Sumbawa) telah terbukti berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat (2). Namun di sisi lain, karena proses penambangan dan ekstrasi emas memiliki dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

Proses ekstrasi emas menggunakan logam berat seperti (merkuri dan sianida) menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan permasalahan kesehatan masyarakat. PESK ilegal di Merangin, Sarolangun, Bungo, dan Tebo, Jambi berdampak pada kesehatan ibu hamil dan anak, menyebabkan gangguan perkembangan anak dan kecacatan permanen (3) PESK ilegal di Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Bengkulu memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekitar seperti gangguan fungsi paru-paru, batuk, dan dan TBC (4). Penyakit-penyakit ini dapat terjadi karena polutan udara, seperti debu silika dan partikel di udara yang disebabkan oleh proses pembuatan emas.

Di Teluk Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku, konsentrasi merkuri di teluk tersebut ditemukan melebihi baku mutu. Hal ini disebabkan oleh proses bioakumulasi, merkuri juga ditemukan di daun dan rimpang Lamun Enhalus acoroides (5). Di Sungai Batanghari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, kegiatan PESK di sepanjang sungai tersebut telah menyebabkan kerusakan ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup biota air; tingkat kekeruhan yang tinggi sehingga sungai tidak dapat dimanfaatkan untuk kehidupan (6). Di Sungai Cikaniki, Bogor, Jawa Barat, konsentrasi merkuri di dalam air mencapai 0,4-9,4 g/L. Konsentrasi tertinggi ditemukan di daerah aliran sungai yang berdekatan dengan lokasi PESK (7).

Dampak terhadap Penambang

Selain permasalahan kesehatan masyarakan dan lingkungan, keberadaan PESK berdampak negatif terhadap keselamatan penambang. Pada tahun 2020, 592 kematian yang disebabkan oleh PESK dilaporkan secara global. Sementara itu, di Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan total 36 korban luka ringan, 57 korban luka berat, dan 11 kematian pada tahun 2021 (8).

Permasalahan tersebut dapat diminimalisir dengan upaya pengawasan PESK melalui Pemerintah Indonesia, terutama dalam hal keberadaan dan pengoperasian sistem kesehatan kerja atau prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Selain memastikan kepatuhan pemilik tambang dalam menyediakan akses kesehatan bagi para pekerjanya, pemerintah perlu memfasilitasi dan mengembangkan sistem manajemen, terutama di sektoral yang partisipasi masyarakat.

Referensi

1.Fritz M, McQuilken J, Collins N, Weldegiorgis F. Global Trends in Artisanal and Small-Scale Mining (ASM): A Review of Key Numbers and Issues. Winnipeg: International Institute for Environment and Development; 2018. 1–91 p. https://www.iied.org/g04266?k=mining

2.Krisnayanti BD. ASGM Status in West Nusa Tenggara Province, Indonesia. Journal of Degraded and Mining Lands Management. 2018;5(2):1077–1084. https://doi.org/10.15243/jdmlm.2018.052.1077

3.Afrifa J, Opoku YK, Gyamerah EO, Ashiagbor G, Sorkpor RD. The Clinical Importance of the Mercury Problem in Artisanal Small-Scale Gold Mining. Frontiers in Public Health. 2019;7(131):1–9. https://doi.org/10.3389%2Ffpubh.2019.00131

4.Guswahyuni SM. Pertambangan Emas tanpa Izin dan Masalah Public Health dari Anak-Anak yang Tinggal Disekitar. Berita Kedokteran Masyarakat. 2018;34(5):1. http://dx.doi.org/10.22146/bkm.37704

5.Fakaubun FR, Male YT, Selanno DAJ. Biokonsentrasi dan Bioakumulasi Mercury (Hg) pada Lamun Enhalus Acoroides di Teluk Kayeli Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Indonesian Journal of Chemical Research. 2020;8(2):159–166. https://doi.org/10.30598//ijcr.2020.8-frf

6.Nuzul YA. Dampak Pertambangan Emas Illegal di Aliran Sungai Batanghari Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2018.

7.Tomiyasu T, Kodamatani H, Hamada YK, Matsuyama A, Imura R, Taniguchi Y, et al. Distribution of Total Mercury and Methylmercury around the SmallScale Gold Mining Area along the Cikaniki River, Bogor, Indonesia. Environmental Science and Pollution Research. 2017;24(3):2643–2652. https://doi.org/10.1007/s11356-016-7998-x

8.Rizaty MA. Jumlah Kecelakaan Kerja di Area Pertambangan Turun 27,3% pada 2021. Jakarta: databoks; 2022.

.

1 thought on “Dampak Keberadaan Penambangan Emas Skala Kecil di Indonesia terhadap Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top