Ditulis oleh Lutfiana Aisyaroh
Dewasa ini penggunaan plastik sangat umum dikalangan masyarakat. Hampir semua aspek kegiatan masyarakat menggunakan plastik. Plastik dianggap praktis, ringan, dan murah, oleh karenanya plastik diproduksi besar-besaran demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti yang diketahui bahwa plastik terbuat dari bahan dasar polietilena yang disifatnya sulit terurai secara alami. Oleh karena itu, plastik yang sudah tidak digunakan hanya akan menjadi sampah apabila tidak dikelola dengan baik. Penggunaan plastik yang terus meningkat menyebabkan sampah yang ditimbulkan pun meningkat. Meningkatnya sampah plastik yang sulit terurai akan menyebabkan penumpukan di lingkungan. Akibatnya, kondisi lingkungan pun dapat tercemar oleh sampah plastik tersebut.
Isu terkait permasalah sampah plastik belakangan ini ramai diperbincangkan, tak terkecuali Indonesia. Indonesia diketahui menempati posisi kedua setelah China sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar terutama ke perairan. Hal tersebut dikarenakan Indonesia masih kesulitan dalam menanggulangi sampah plastik di laut lantaran kurang optimalnya pengelolaan sampah di darat (Wanda dan Afrizal, 2019). Banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut. Sampah plastik yang semakin membludak mengancam ketidakseimbangan ekosistem baik darat maupun laut.
Akumulasi sampah plastik di darat dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dengann menimbulkan bau tak sedap, sarang penyakit, dan sebagainya. Pencemaran sampah plastik di darat juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem tanah, dimana dapat mempengaruhi aktivitas biologi tanah (Ainiyah dan Shovitri, 2014). Ekosistem perairan terkhusus laut juga akan mengalami dampak negatif dari hadirnya sampah plastik. Sampah plastik dari darat dalam kurun waktu tertentu akan terakumulasi pula di perairan mulai dari sungai dan akan bermuara di laut. Sampah plastik di perairan akan menimbulkan dampak yang lebih besar seperti rusaknya terumbu karang dan kualitas biota perairan. Dalam bentuk makro, plastik dalam mengancam terjadinya bencana alam seperti banjir. Selain itu, adanya tindakan pembakaran sampah plastik juga dapat mengancam adanya pencemaran udara akibat gas atau asap yang ditimbulkan. Berikut potret pencemaran sampah plastik pada lingkungan.
Selain dalam bentuk makro, pencemaran mikroplastik juga marak dibincangkan sebagai isu global. Diperairan, adanya pengaruh faktor fisik, kimia, dan biologi dapat mengubah sampah plastik dalam bentuk makro menjadi mikro. Mikroplastik merupakan hasil fragmentasi plastik yang memiliki ukuran >5 mm sehingga tidak tampak oleh mata telanjang (Zhang et al., 2017). Hadirnya mikroplastik dalam perairan akan berdampak nyata pada biota perairan. Mikroplastik akan masuk ke dalam tubuh biota laut melalui saluran pencernaan karena biota perairan tidak memiliki kemampuan dalam membedakan makanan mereka secara pasti. Mikroplastik yang telah mencemari perairan akan dianggap sebagai sumber makanan oleh biota perairan tersebut. Mikroplastik tersebut tidak semata-mata akan hilang bersamaan dengan ekskresi hasil metabolism. Namun, kandungan mikroplastik yang telah masuk pada tubuh biota akan mengalami proses akumulasi. Hal tersebut akan berdampak pada kualitas biota tersebut terlebih biota perairan yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan.
Mikroplastik akan sampai ke manusi melalui rantai makanan, yang mana telah diketahui kandungan senyawa berbahaya yang semakin tinggi akan berbanding lurus dengan semakin tingginya tingkat taksonomi organusme tersebut. Sehingga mikroplastik yang sampai ke tubuh manusia melalui konsumsi biota perairan yang tercemar tersebut telah mengalami beberapa kali proses akumulasi. Efek yang ditimbulkan dengan masuknya mikroplastik pada tubuh manusia salah satunya adalah potensi kanker. Hal tersebut dikarenakan senyawa-senyawa kimia yang terkandung bersift karsinogenik. Selain itu, mikroplastik juga dimungkinkan membawa vektor-vektor penyakit dari lingkungan. Sehingga dapat menimbulkan potensi penyakit lainnya.
Berikut gambar terkait data-data sampah plastik di dunia.
Terlihat bahwa sampah plastik di dunia sudah tidak hanya mencemari lingkungan baik perairan maupun daratan. Namun, sampah plastik kini sudah ditemukan pula di dalam tubuh organisme laut seperti bangkai paus sperma. Hal ini menunjukkan bahwa sampah plastik tidak hanya mengancam keseimbangan ekosistem, namun juga mengancam kehidupan makhluk hidup tak terkecuali manusia. Indonesia menjadi Negara terbesar kedua penyumbang sampah plastik di laut mencapai 3,21 juta metrik ton per tahun. Berdasarkan data Bdan Pusat Statistik (BPS), INAPLAS, serta Kementrian Kelautan dan Perikanan terdapat 64 juta ton per tahun sampah plastik di Indonesia dan 3,2 juta ton per tahun sampah plastik yang dibuang ke laut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sampah plastik banyak menimbulkan banyak permasalahan. Permasalahan yang ditimbulkan mulai dari permasalahan lingkungan yakni pencemaran lingkungan perairan, darat/terestrial, bahkan udara. Selain berdampak pada lingkungan, dampak negative sampah plastik juga akan mengancam kehidupan biota perairan dan terumbu karang serta kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ainiyah, D. N. dan Shovitri, M. 2014. Bakteri Tanah Sampah Pendegradasi Plastik dalam Kolom Winogradsky. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 3(2): 63-66.
Wanda dan Afrizal. 2019. Upaya Indonesia Menanggulangi Limbah Sampah Plastik dari Belanda. JOM FISI. 6(1): 1-12.
Zhang, W., Zhang S., Wang J., Wang Y., Mu J., Wang P., Lin X., Ma, P. 2017. Microplastic Pollution in the Surface Waters of the Bohai Sea China. Environ Pollut. 231: 541-548.
https://www.google.com/search?q=pencemaran+sampah+plastik&safe=strict&sxsrf=ACYBGNTv32G1j22OmqWsmGrSjCaZv-K3sg:1573196158873&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjxtdixhNrlAhUP6nMBHT9ACQAQ_AUIESgB&biw=1517&bih=730#imgrc=d5nDwNxKUqg7uM: [online: diakses pada 8 November 2019].
https://www.google.com/search?q=sampah+plastik&safe=strict&sxsrf=ACYBGNQOjq1zQatjKcm0T3ial3xdRQCKbQ:1573395600028&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjFrtKu69_lAhWQbysKHTcWCiMQ_AUIESgB&biw=1517&bih=730#imgrc=8J8LqNW1cAdfhM: [online: diakses pada 10 November 2019].
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.