Manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makanan, berhari-hari tanpa minuman, namun hanya beberapa menit saja tanpa udara. Ini menunjukkan bahwa kualitas udara memegang peranan penting bagi kehidupan dan kesehatan manusia. Polusi udara telah menjadi salah satu masalah utama kesehatan masyarakat saat ini dan merupakan salah satu faktor risiko tertinggi penyebab kematian khususnya di negara berkembang. Polusi udara berpotensi untuk menyebabkan peradangan di dalam tubuh manusia, dan beberapa penyakit yang telah terbukti berhubungan dengan polusi udara yakni kanker paru-paru, kanker kulit, limfoma, kanker payudara, kanker otak, leukemia, penyakit jantung iskemik dan stroke. Bukan hanya mempengaruhi fisik, polusi udara juga mempengaruhi kondisi kejiwaan dan kognitif manusia.
Menurut WHO, polusi udara di luar ruangan menyebabkan 4,2 juta kematian prematur global pada tahun 2016 dan 91% dari angka tersebut terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan jumlah terbesarnya pada daerah Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Di samping itu, asap di dalam ruangan hasil aktifitas rumah tangga juga dianggap sebagai suatu risiko kesehatan yang serius. Di tahun yang sama, sekitar 3,8 juta kematian dini berhubungan dengan polusi udara rumahan. Lebih dari 1/3 kejadian penyakit jantung iskemik, penyebab kematian terbanyak di Indonesia dan di dunia, dan sekitar 42% kejadian stroke, penyebab ke dua terbesar kematian global, dapat dicegah dengan mengurangi atau menghentikan paparan terhadap bahan kimiawi seperti dari polusi udara lingkungan, polusi udara rumah tangga dan rokok pasif.
Polusi Udara Di Luar dan Di Dalam Ruangan
Kontributor terbesar dari polusi udara di luar ruangan ialah aktifitas industri dan transportasi (khususnya asap diesel), sedangkan penyebab polusi udara di dalam ruangan seperti aktifitas memasak, asap rokok, kosmetik (seperti bedak) dan beberapa kimiawi dari bahan bangunan seperti asbes, lem, cat, dll. Dari begitu banyak jenis polusi udara yang bersifat membahayakan kesehatan manusia yang telah diketahui, PM2,5 adalah salah satu yang paling banyak diteliti.
Apa itu PM2,5? PM2,5 adalah partikel apapun yang ada di udara yang berdiameter kurang dari 2,5 mikron atau sekitar 20 kali lebih kecil dari rambut manusia. Partikel ini mampu berpenetrasi ke dalam alveoli paru-paru dan kemungkinan dapat masuk ke dalam aliran darah dan mempengaruhi sel jantung dan sel otak. PM2,5 merupakan penyebab terbesar kedua dari kematian akibat kanker paru-paru setelah rokok dengan angka 265.267 kematian. PM2,5 ini tidak hanya terdapat di luar ruangan. Memasak di ruangan tertutup tanpa ventilasi yang memadai juga menjadi penyebab dari tingginya konsentrasi PM2,5 di dalam ruangan. Studi-studi case-control mendapati hubungan antara gas hasil memasak, khususnya hasil penggorengan dan pembakaran, dan risiko kanker paru-paru. Studi-studi tersebut didorong oleh karena banyaknya angka kejadian kanker paru-paru pada perempuan China yang bukan perokok.
Referensi:
Wild CP, Weiderpass E, Stewart BW, editors (2020). World Cancer Report: Cancer Research for Cancer Prevention. Lyon, France: International Agency for Research on Cancer.
Prüss-Ustün A, Wolf J, Corvalán C, Bos R, Neira M (2016). Preventing disease through healthy environments: A global assessment of the environmental burden of disease. Geneva: World Health Organization.
IARC (2010). Household Use of Solid Fuels and High-temperature Frying. IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, 95:321, 337
M Graber et al (2019). Air pollution and stroke. A new modifiable risk factor is in the air. Revue neurologique 175(2019) 619–624
Fonken LK, et al (2011). Air pollution impairs cognition, provokes depressive-like behaviors and alters hippocampal cytokine expression and morphology. Mol Psychiatry, 2011;16(10):987–95, 973.