Source of Picture : Dailymarocco
Pertanian presisi (precision agriculture) merupakan sistem pertanian modern saat ini yang dapat menjadi keyword dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Sistem pertanian presisi dianggap sebagai solusi dalam menghadapi revolusi industri 4.0 sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Dwivedi et al., (2017) seluruh negara di dunia sedang melakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas pangan. Pada tahun 2025, Indonesia diprediksi sebagai awal mula terjadinya krisis pangan dan peningkatan jumlah kemiskinan.
Baca juga: NANOTEKNOLOGI PERTANIAN : Dari Pupuk Nano Hingga Sensor Nano
Untuk mengurangi adanya kompetisi dalam memperoleh pangan, maka pertanian presisi adalah solusi dalam mengahadapi permasalahan tersebut. Menurut Bongiovanny dan Deboer (2004), mengatakan bahwa pertanian presisi harus segera diimplementasikan karena dapat membantu sistem pertanaman dan memperhatikan kesehatan lingkungan. Oleh sebab itu, sistem pertanian presisi mampu menghasilkan nilai ekonomi dan lingkungan secara langsung maupun tidak langsung (Balafoutis, et al., 2017).
Pemerintantah Indonesia saat ini sedang melakukan sebuah effort untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. Salah satu strategi yang sudah dilakukan dalam percepatan ketahanan pangan adalah (i) peningkatan produksi pangan yang lebih menyebar dan beragam atau diversifikasi, (ii) pengembangan pangan dan budaya pangan lokal, (iii) modernisasi sistem produksi pangan, (iv) inovasi pasca panen, serta (v) penguatan kelembagaan dan tata niaga (Rahmat, 2015).
Untuk mencapai target tersebut maka diperlukan adaptasi petani untuk beralih dari sistem pertanian konvensional ke pertanian presisi sehingga dihasilkan produk organik yang ramah lingkungan dengan kualitas yang baik. Sarana produksi seperti pupuk dan pestisida organik masih sangat terbatas. Petani saat ini masih cenderung menggunakan bahan sintetis atau anorganik untuk sarana peningkatan produktivitas. Apabila hal ini terus dilakukan maka akan terjadi land degradation.
Degradasi lahan merupakan proses menurunnya sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah sehingga kesuburan tanah berkurang karena hara mengalami leaching (Dariah et al., 2015; Ishii, 2014). Degeradasi lahan cenderung menyebabkan erosi sehingga terjadi sedimentasi yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Pestisida dan pupuk sintetis merupakan input yang sering digunakan petani untuk produktivitas tanaman.
Beberapa kajian ilmiah telah dilakukan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida sintetis secara intensif dapat menyebabkan beberapa permasalah penting seperti tanaman mengalami toksisitas LC dan LD 50, residu pada produk pertanian tinggi sehingga bisa menganggu terhadap kesehatan, teridentifikasi logam berat pada tanah, resistensi hama primer dan resurgensi hama sekunder, serta membunuh populasi musuh alami baik predator maupun parasiotid (Ghorab dan Khalil, 2016; Pandhya, 2018; Hutter dan Moshammer, 2018; Pangaribuan, 2018; Savci, 2012).
Hasil dari implementasi dari pertanian presisi ini adalah produk organik sehingga bisa menjadi equality dan sustainability untuk masyarakat. Baru-baru ini ada sebuah perusahaan pertanian organik yang sangat bagus di kota Banyuwangi, yaitu UD.Sirtanio. UD Sirtanio merupakan sebuah unit usaha yang terletak di Desa Sumberbaru Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. UD. Sirtanio merupakan penyedia gabah organik untuk wilayah Banyuwangi dan unit usaha kecil ini telah menjual produk beras merah organik ke luar kota seperti Bali dan Jawa, dan bahkan telah meluncurkan export perdana ke negara Italia sekitar awal tahun 2019. Hal ini membuktikan bahwa pertanian organik masih berpeluang besar untuk dikembangkan di Indonesia.
Foto : Presentasikan Konsep Organic Farming pada ASC (Agribusiness Start Up Competition) 2019
Kendala yang dihadapi oleh UD. Sirtanio pada saat ini masih belum cukup dalam pemenuhan sarana produksi seperti produk pupuk dan pestisida organik. Sejauh ini masih menggunakan kotoran hewan saja dalam memenuhi nutrisi. Maka dengan ini perlu diciptakan teknologi inovasi pupuk dan pestisida organik yang unggul untuk memenuhi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan proteksi terhadap gangguan organisme penganggu tumbuhan. Produk pupuk dan pestisida organik harus dilengkapi dengan teknologi tepat guna sehingga secara otomatis bisa produksi masal.
Produk yang telah diciptakan selain komersialisasi juga bisa menjadi penyuplai pupuk dan pestisida organik untuk Banyuwangi dan kota lain yang membutuhkan input organik. Oleh karena itu, pentingnya input organik untuk mewujudkan pertanian organik yang berdikari. Keuntungan dari pertanian organik sangat banyak sekali, seperti terhindarnya resistensi dan resurjensi hama, terpeliharanya predator hama sehingga ekosistem seimbang, menghindari degradasi lahan, dan masih banyak lagi keuntungan yang lainnya.
Konsep organic farming ini pernah kami ikutkan dalam ASC (Agribusiness Start Up Competition) 2019 di Banyuwangi dan sukses menjadi finalis. Tim kami terdiri dari Slamet Fauzi, Fariz Kustiawan Alfarisy, Ival Oktavian, Putri Tunjung Sari, dan Yogi Ardhi Cahyadi yang merupakan perwakilan Universitas Jember. Produk yang kami tawarkan berupa pupuk dari pemanfaatan jerami sebagai limbah pertanian guna mendukung terwujudnya organic farming. Sehingga menurut saya, Organic Farming Is Good For Us.Â
Â
REFERENCES Â Â
- Balafoutis, A.; Beck, B.; Fountas, S.; Vangeyte, J.; Wal, T.V.; Soto, I.; Gómez-Barbero, M.; Barnes, A.; Eory, V. 2017. Precision Agriculture Technologies Positively Contributing to GHG Emissions Mitigation, Farm Productivity and Economics. Sustainability.
- Bongiovanni, R. and Lowenberg-DeBoer, J. 2004. Precision agriculture:Economics of nitrogen management in corn using site-speci c crop response estimates from a spatial regression model. In: Selected Paper:American Agricultural Economists Association Annual Meeting, Chicago, Illinois, USA 5–8, August 2001.
- Dwivedi, S.L, Lammert, V.B, Ceccaliti, S. Dan S. Grando. 2017. Diversifying Food Systems In The Pursuit Of Sustainable Food Production And Healthy Diets. International Journal Of Food. Trends Plant SCI. 10. 842. 856.
Semoga tambah berkarya