Keamanan makanan selalu menjadi perhatian utama masyarakat, terutama ketika bahan masakan sehari hari ternyata menyimpan risiko yang tidak disadari. Rempah yang selama ini dianggap sebagai bahan alami yang aman ternyata berpotensi membawa ancaman kesehatan ketika terkontaminasi logam berat. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Tehran, Iran, memberikan gambaran yang cukup mengkhawatirkan mengenai kondisi ini. Temuan tersebut memberikan pelajaran penting yang layak mendapat perhatian publik, terutama karena rempah banyak digunakan di seluruh dunia sebagai bumbu masakan, minuman herbal, obat tradisional, hingga produk komersial.
Peneliti mengumpulkan 192 sampel rempah bermerek yang dijual secara luas di pasar kawasan Tehran. Mereka ingin mengetahui apakah rempah yang beredar mengandung logam berat seperti kromium, timbal, kobalt, seng, kadmium, tembaga, aluminium, dan mangan. Logam logam tersebut sebenarnya ada secara alami di lingkungan. Namun, konsentrasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan tubuh manusia karena logam berat bersifat akumulatif. Artinya, tubuh dapat menyimpan logam beracun ini dari waktu ke waktu sehingga risiko penyakit meningkat.
Baca juga artikel tentang: Makanan Sehat dari Negeri Sakura: Rahasia Panjang Umur yang Bisa Kita Tirukan
Untuk memahami masalah ini, kita perlu melihat bagaimana logam berat bisa masuk ke dalam rempah. Tanaman rempah tumbuh di tanah yang mungkin terkontaminasi limbah industri, polusi kendaraan, atau penggunaan pestisida dan pupuk yang tidak terkontrol. Selain itu, proses pengolahan dan pengemasan juga dapat menambah risiko kontaminasi. Pada praktik tertentu, beberapa produsen nakal bahkan dapat mencampurkan bahan tambahan berbahaya untuk meningkatkan warna atau berat produk agar terlihat lebih menarik secara komersial. Semua kemungkinan ini membuat rempah yang tampak aman menjadi sumber ancaman kesehatan.
Penelitian yang dilakukan di Tehran menggunakan alat analisis modern berupa microwave plasma atomic emission spectrometer. Perangkat ini memungkinkan peneliti mendeteksi kadar logam berat dalam jumlah yang sangat kecil. Alat tersebut memberi hasil yang sangat akurat sehingga peneliti dapat mengetahui konsentrasi logam berat pada setiap sampel rempah.
Setelah analisis dilakukan, para peneliti tidak hanya menghitung kadar logam berat, tetapi juga menilai sejauh mana risiko kesehatan yang mungkin muncul akibat konsumsi rempah tersebut. Mereka menggunakan ukuran bernama Target Hazard Quotient yang membantu menghitung apakah paparan logam berat dari rempah melewati batas aman konsumsi harian. Penilaian risiko kesehatan semacam ini penting karena masyarakat biasanya mengonsumsi rempah terus menerus dalam jumlah kecil sehingga paparan jangka panjang perlu diperhatikan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa beberapa sampel rempah memiliki kadar logam berat yang cukup tinggi untuk menimbulkan kekhawatiran. Logam seperti timbal dan kadmium termasuk yang paling berbahaya karena dapat merusak organ vital seperti ginjal, hati, dan sistem saraf. Timbal bahkan dapat mengganggu perkembangan otak pada anak anak. Kadmium dikenal sebagai penyebab gangguan ginjal dan berpotensi memicu kanker. Keberadaan logam logam tersebut dalam rempah yang beredar di pasar menjadikan penelitian ini sangat penting bagi kesehatan masyarakat.
Penelitian ini juga menekankan bahwa risiko kesehatan bukan hanya berasal dari satu jenis rempah tertentu. Beragam jenis rempah dapat mengalami kontaminasi karena faktor lingkungan dan proses industri yang tidak steril. Karena rempah digunakan secara luas di banyak jenis masakan, risiko akumulatifnya tidak boleh disepelekan. Masyarakat yang mengonsumsi makanan berbumbu setiap hari dapat terpapar logam berat tanpa menyadarinya.
Untuk memahami lebih jauh dampaknya, kita dapat melihat contoh aktivitas tubuh manusia. Ketika tubuh menerima sedikit timbal setiap hari melalui makanan, logam tersebut tidak langsung keluar dari tubuh. Sebaliknya, timbal dapat tersimpan dalam tulang dan jaringan lunak selama bertahun tahun. Paparan jangka panjang dapat merusak sistem saraf, menurunkan kecerdasan pada anak, dan menyebabkan masalah metabolisme. Oleh karena itu, rempah yang terkontaminasi logam berat meskipun dalam jumlah kecil tetap perlu diwaspadai.
Penelitian di Tehran memberi peringatan penting bagi pemerintah dan industri pangan di seluruh dunia. Regulasi mengenai keamanan rempah perlu dibuat lebih ketat dan pengawasan kualitas harus diperkuat. Produsen rempah harus memastikan proses penanaman, panen, pengeringan, hingga pengemasan dilakukan dalam kondisi bersih dan aman. Tanah pertanian perlu diuji secara berkala untuk memastikan tidak tercemar logam berat. Proses distribusi dan penyimpanan juga harus mengikuti standar internasional.
Selain itu, para peneliti menyarankan agar konsumen lebih berhati hati saat membeli rempah. Memilih rempah dari produsen tepercaya, menghindari produk yang memiliki warna terlalu mencolok, dan membeli produk bersertifikat dapat mengurangi risiko. Konsumen juga dapat memilih rempah dalam bentuk utuh seperti biji ketumbar atau lada utuh lalu menggilingnya sendiri untuk memastikan keaslian dan kebersihannya.
Penelitian ini juga membuka peluang untuk penelitian lanjutan mengenai hubungan antara pola konsumsi rempah dan tingkat akumulasi logam berat dalam tubuh. Para ilmuwan perlu mempelajari bagaimana kebiasaan makan di berbagai negara memengaruhi paparan logam berat. Penelitian semacam ini akan membantu menetapkan batas aman konsumsi rempah untuk masyarakat dari berbagai kelompok usia.
Rempah tetap merupakan bagian penting dari budaya kuliner dan kesehatan di banyak negara. Namun, temuan dari Tehran memperlihatkan bahwa keamanan rempah perlu menjadi perhatian bersama. Masyarakat, produsen, dan pemerintah harus bekerja sama untuk memastikan bahwa rempah yang dikonsumsi aman dan bebas dari kontaminasi logam berat yang berbahaya. Kesadaran masyarakat mengenai keamanan pangan menjadi langkah pertama menuju perlindungan kesehatan jangka panjang.
Baca juga artikel tentang: Wangi yang Menyelamatkan: Bagaimana Minyak Rempah Bisa Menggantikan Pengawet Kimia
REFERENSI:
Dariyan, Fatemeh Shokri dkk. 2025. Health risk assessment of heavy metals concentrations in spices obtained from markets: A case study in Tehran, Iran. Journal of Food Composition and Analysis 139, 107152.

