Definisi Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun sistemik kronis, yang utamanya ditandai dengan sinovitis proliferatif dan arthritis dengan erosi. Arthritis pada rheumatoid arthritis menyerang beberapa sendi perifer secara simetris dan radiografi pasien menunjukkan perubahan erosif pada sendi metacarpophalangeal (MCP) dan proximal interphalangeal (PIP).1 Dalam literatur yang lain, menyebutkan bahwa definisi dari rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang ditandai inflamasi sistemik kronik serta progresif dan sendi adalah target utama selain organ lain, sehingga menyebabkan terjadinya deformitas dan kerusakan sendi, bahkan disabilitas dan kematian. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berkontribusi dalam menimbulkan penyakit ini, misalnya histokompatibilitas utama kelas II dan faktor infeksi seperti Epstein Barr Virus (EBV).2
Prevalensi Rheumatoid Arthritis
Prevalensi rheumatoid arthritis di seluruh dunia secara keseluruhan dilaporkan sebanyak 0,1-2%. Biasanya terjadi pada perempuan dan orang tua. Walaupun rheumatoid arthritis bisa terjadi pada semua usia, onset penyakit biasanya terjadi pada rentang usia 40 sampai 60 tahun.3 Prevalensi rheumatoid arthritis lebih tinggi di Eropa utara dan Amerika Utara dibandingkan dengan Eropa selatan. Insiden rheumatoid arthritis adalah 29 kasus per 100.000 penduduk di Eropa Utara, 38 kasus per 100.000 penduduk di Amerika Utara, dan 16,5/100.000 penduduk di Eropa Selatan. Rasio prevalensi penderita wanita terhadap pria adalah 2-3 : 1. Prevalensi rheumatoid arthritis juga meningkat seiring bertambahnya usia.4
Dalam hasil survey epidemiologi yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah, didapatkan prevalensi rheumatoid arthritis 0,3 %. Sedangkan di Malang, pada prevalensi rheumatoid arthritis pada penduduk berusia diatas 40 tahun sebanyak 0,5 % di daerah Kotamadya dan sebanyak 0,6% di daerah Kabupaten. Pada tahun 2000, di Poliklinik Reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, kasus baru rheumatoid arthritis sebesar 4,1% dari seluruh kasus baru. Sedangkan pada tahun 2000-2002, di poliklinik reumatologi RS Hasan Sadikin, didapatkan 9% kasus rheumatoid arthritis dari seluruh kasus reumatik baru.5
Gejala Klinis Rheumatoid Arthritis
Pada kurang lebih 2/3 penderita rheumatoid arthritis, awitan (onset) terjadi secara perlahan, arthritis simetris terjadi dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan dari perjalanan penyakit. Sekitar 15% penderita mengalami gejala awal yang lebih cepat yaitu antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Sebanyak 10-15% penderita mempunyai awitan fulminant berupa arthritis poliartikular, sehingga diagnosis rheumatoid arthritis lebih mudah ditegakkan. Sebanyak 8-15% penderita muncul gejala setelah kejadian tertentu, misalnya infeksi.6
Arthritis (peradangan sendi) dan kekakuan sendi sering terjadi bersamaan pada pagi hari, yang berlangsung selama satu jam atau lebih. Gejala konstitusional berupa kelemahan, kelelahan, anoreksia, dan demam ringan juga terjadi pada beberapa pasien. Manifestasi klinis rheumatoid arthritis secara garis besar ada dua yaitu: manifestasi intraartikular dan esktraartikular.6
Manifestasi Intraartikular
Pada manifestasi artikular, pasien umumnya datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada banyak sendi, walaupun ada yang mengalami gejala pada satu atau beberapa sendi saja. Meskipun tanda kardinal inflamasi mungkin ditemukan pada awal penyakit atau sekama kekambuhan (flare), namun kemerahan dan perabaan hangat mungkin tidak dijumpai pada rheumatoid arthritis kronik. Biasanya terjadi sinovitis simetris pada sendi kecil di tangan dan kaki, meskipun dapat terjadi di sendi sinovial yang lain.6
Penyebab arthritis pada rheumatoid arthritis adalah sinovitis. Pada umumnya, sendi yang terkena adalah persendian tangan, kaki, dan vertebra servikal, tetapi persendian besar seperti bahu dan lutut juga bisa terkena. Sendi yang terlibat pada umumnya simetris, meskipun pada gejala awal bisa tidak simetris. Sinovitis akan menyebabkan erosi permukaan sendi sehingga terjadi deformitas dan kehilangan fungsi.6 Sinovitis pada sendi pergelangan tangan dan deformitas dapat menyebabkan kompresi saraf yang akhirnya menyebabkan neuropati, yaitu carpal tunnel syndrome dan neuropati ulnar.7 Ankilosis tulang dapat terjadi pada beberapa sendi khususnya pergelangan tangan dan kaki. Frekuensi keterlibatan sendi metacarphophalangeal (MCP) sebesar 85%, pergelangan tangan sebesar 80%, dan proksimal interphalangeal (PIP) sebesar 75%.6
Manifestasi Ekstraartikular
Arthritis adalah manifestasi utama dari rheumatoid arthritis, namun karena rheumatoid arthritis merupakan penyakit sistemik, maka banyak pasien mempunyai manifestasi ekstraartikular. Manifestasi ekstraartikular pada umumnya muncul pada penderita yang mempunyai titer serum rheumatoid factor (RF) tinggi. Nodul rheumatoid merupakan manifestasi kulit yang paling sering muncul, biasanya di daerah ulna, olecranon, jari tangan, tendon achilles atau bursa olekranon, dan sering disalahpahami sebagai tofus gout, kista ganglion, tendon xanthoma atau nodul yang berhubungan dengan demam rematik, lepra, mixed connective tissue disease (MCTD), atau multicentric reticulohistiocytosis.6
Manifestasi paru juga dapat terjadi. Vaskulitis dan felty syndrome jarang terjadi. Namun, sering memerlukan terapi spesifik.6 Manifestasi hematologi tersering adalah anemia, yang bermanifestasi sebagai anemia normositik. Namun, anemia ini dapat berubah menjadi anemia defisiensi besi sekunder, karena kehilangan darah dari daerah gastrointestinal akibat penggunaan non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) dan glukokortikoid. Jantung juga dapat mengalami coronary artery disease dan perikarditis. Pada mata, dapat terjadi keratokonjungtivitis sicca, skleritis, dan episkleritis.7 Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu: anemia, komplikasi kardiak, gangguan mata, peningkatan terjadinya infeksi, dan komplikasi pernapasan. Nodul reumatoid, vasculitis, deformitas sendi, pembentukan fistula, kanker, cervical spine disease, komplikasi pleuroparenkimal primer dan sekunder, serta komplikasi primer akibat pengobatan juga dapat terjadi.2,6
Prognosis
Rheumatoid arthritis adalah penyakit yang bersifat progresif dan tidak dapat sembuh total. Semua individu memiliki beberapa episode eksaserbasi dan remisi. Hampir 50% pasien dengan penyakit ini menjadi cacat dalam 10 tahun. Selain penyakit sendi, penderita dapat menderita banyak masalah terkait sendi yang secara signifikan mengubah kualitas hidup. Rheumatoid arthritis dapat mengalami perkembangan yang berbeda pada individu satu dengan individu yang lain.4
Referensi:
- Koarada S, Ono S, dan Tada Y, 2018, Frontiers in Arthritis, Division of Rheumatology, Faculty of Medicine, Saga University, Saga, Japan, Vol.3, pp: 1-3.
- Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), 2019, Penatalaksaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktis Klinis, Eds: Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL, InternaPublishing: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta Pusat.
- Savtekin G dan Şehirli AÖ, 2020, Rheumatoid Arthritis in Temporo-Mandibular Joint: A Review, Nigerian Journal of Clinical Practice, Vol.21, pp:1243-1246.
- Chauhan K, Jandu JS, Goyal A, Bansal P, Al-Dhahir MA, 2020, Rheumatoid Arthritis, StatPearls Publishing, diakses tanggal 25 Desember 2020 <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441999/>.
- Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014, Diagnosis dan Pengelolaan Artritis Reumatoid.
- Suarjana IN, 2014, Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi I, Eds: Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, InternaPublishing: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta Pusat.
- Gulati M, Farah Z, dan Mouyis M, 2018, Clinical features of rheumatoid arthritis, Medicine, pp: 1-5.
- Maru D dan Mulla E, 2019, Rheumatoid Arthritis, InnovAiT, pp: 1-8.