Perjalanan dunia riset teknologi tinggi bidang Robotika telah banyak mengalami kemajuan yang luar bisa untuk beberapa tahun terakhir ini. Salah satunya yang menjadi perhatian penulis yaitu robot ATLAS yang dibuat oleh Boston Dynamics. Boston Dynamics adalah sebuah perusahaan desain teknik dan robotika yang kebanyakan orang mengenalnya sebagai pengembang robot berjenis BigDog (Anjing Besar), sebuah robot yang dirancang untuk militer AS dengan dana dari Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), dan DI-Guy (sebuah perangkat lunak yang sangat cocok untuk simulasi pada manusia) [1]. Dalam proyek Robotika yang dikembangkan oleh Boston Dynamics tersebut terdapat sembilan (9) jenis robot yang mereka buat yaitu SPOTMINI, ATLAS, HANDLE, SPOT, LS3, WILDCAT, BIGDOG, SANDFLEA, dan REX [2]. Dari masing-masing robot tersebut dikembangkan dengan teknologi dan fungsi yang berbeda.
Robot ATLAS adalah robot Humanoid (bentuk menyerupai tubuh menusia) berteknologi canggih terbaru yang dikembangkan oleh Boston Dynamics. Pada robot ATLAS terpasang sistem kontrol yang sangat canggih yaitu berupa koordinasi dari gerakan lengan, batang tubuh, dan kaki agar dapat mencapai keseimbangan yang stabil dan tidak mudah jatuh terbaring saat di medan yang halus seperti lantai dan medan yang kasar seperti di tanah berpasir. Robot ATLAS juga dirancang untuk dapat kembali bangkit berdiri tegak saat ia terjatuh tersungkur ke lantai. Salah satu kemampuan dari robot ATLAS adalah dapat mengangkat beban berupa kotak dan meletakkannya di rak yang telah disediakan. Kemampuan ini hampir sama persis dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia.
Pada robot ATLAS tersebut terpasang sebuah alat pengindera berupa sensor LiDAR dan sensor Streo Vision [2]. Seperti halnya pada manusia yang dapat merasakan panas, dingin, miring, sakit, dan lain sebagainya. Pada robot ATLAS pun dirancang agar dapat merasakan beberapa keadaan kondisi lingkungan agar dapat beroperasi diluar ruangan. Adapun kedua sensor yang digunakan pada robot ATLAS yang pertama adalah sensor LiDAR dipasang pada kaki dan badan robot berfungsi untuk menyeimbangkan keadaan robot saat berjalan dan berdiri. Yang kedua sensor Streo vision yang dipasang pada kepala robot berfungsi untuk menghindari rintangan, menilai medan (memahami lingkungan yang akan dilewati robot), dan membantu robot untuk bernavigasi (menuju target dan bisa pulang lagi ke tempat asal) [3].
Kemudian, robot ATLAS dirancang untuk dapat melewati berbagai rintangan dan medan lingkungan yang tidak rata. Robot harus dapat bangkit berdiri kembali saat terjatuh. Hal seperti ini harus dibayar dengan tingkat kesulitan dalam perancangan, desain, dan banyak sekali memerlukan simulasi agar robot dapat bekerja sesuai dengan keinginan. Robot ATLAS tidak sama hal nya dengan perancangan pada robot-robot mainan, robot untuk sebuah kompetisi, atau robot-robot perusahaan lainnya yang cenderung lebih mudah dan tidak memerlukan banyak analisis data kompleks. Robot ATLAS salah satunya dirancang untuk tujuan militer agar dapat membawa beban yang berat dan dengan jarak tempuh yang jauh. Dengan memiliki 28 sendi (28 derajat kebebsan) robot dapat lebih leluasa dalam bergerak dan melakukan tugas yang akan dilaksanakan. Tapi tidak akan seperti pada manusia yang mampu bergerak dengan mudah dan dimedan apapun, dikarenakan manusia memiliki sebanyak 360 sendi pada seluruh rangka tubuhnya[4].
Video robot ATLAS dapat dilihat di
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=rVlhMGQgDkY[/embedyt]
Referensi :
- Wikipedia Inggris, Boston Dynamics (https://en.wikipedia.org/wiki/Boston_Dynamics) diakses pada tanggal 5 Oktober 2017.
- Boston Dynamics, Atlas (https://www.bostondynamics.com/atlas) diakses pada tanggal 5 Oktober 2017.
- Ackerman, E dan Erico Guizzo., “The Next Generation of Boston Dynamics’ ATLAS Robot Is Quiet, Robust, and tether free”, IEEE Spectrum 24 Februari 2016 (https://spectrum.ieee.org/automaton/robotics/humanoids/next-generation-of-boston-dynamics-atlas-robot)
- Wikipedia Inggris, Talk:Joint (https://en.wikipedia.org/wiki/Talk%3AJoint) diakses pada tanggal 5 Oktober 2017.