Pemateri: Wayan Dadang (Delegasi Indonesia dan 2nd Runner Up dalam Kontes Robot Pemadam Api Tingkat Internasional 2016 di Trinity College, Connecticut, AS)
Moderator: Nailul Izzah
Pemateri Siringmakar 12 (Wayan Dadang) dengan Robot Ciptaannya
Pengantar
Kompetisi robot menjadi salah satu ajang pengaplikasian pengetahuan, khususnya mahasiswa, di bidang elektronika, mekanika sekaligus desain dalam berkompetisi sekaligus belajar membangun suatu prototipe robot yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keseharian manusia. Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) telah menyumbang kemajuan pesat dalam fungsi kerja robot, misalnya saja Robot Sophia yang belum lama ini mendapat kewarganegaraan penuh dari Arab Saudi. Proses pembuatan robot tentu melalui sejumlah tahapan, begitupun apabila robot yang dibuat akan diikutsertakan dalam suatu kompetisi, tentu ada tahap-tahap yang perlu dipersiapkan hingga akhirnya robot yang dibuat dapat memenangkan suatu kompetisi bergengsi yang layak diperuntukkan bagi robot yang dengan kecanggihannya dapat bermanfaat untuk membantu kegiatan/ pekerjaan manusia, bahkan menangani hal yang tidak dapat dilakukan langsung oleh manusia. Apa saja yang perlu dipersiapakan dalam mengikuti kompetisi robot, sehingga robot/ prototipe robot yang kita buat dapat bersaing dengan baik dalam kompetisi?.
Diskusi
Setiap tahun ada kompetisi bernama Kontes Robot Indonesia (KRI) yang diadakan oleh DIKTI yang bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, dimana untuk KRI tingkat Nasional di tahun 2017 sudah diselenggarakan bulan Juli lalu di UPI Bandung. Berita KRI tahun 2017 bisa disimak beritanya di situs Belmawa Ristekdikti untuk press release kompetisi robot nasional. Kompetisi untuk tahun 2018 sementara ini belum ada informasi resminya, tetapi bisa diikuti terus perkembangan informasinya di website Belmawa Ristekdikti. Beralih kembali ke topik KRI, dimana KRI tahun 2017 terdiri dari 4 (empat) divisi kompetisi, yaitu:
1. Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI);
2. Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki;
3. Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI); dan
4. Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid dan Beroda.
Pada divisi pertama, yaitu KRAI, dimana kompetisi untuk divisi ini berbeda-beda tiap tahunnya, jadi untuk informasi KRAI nanti akan ada pengumuman lebih lanjut. Tema KRAI 2018 nanti mengacu pada tema robot ABU ROBOCON 2018 yang dapat disimak berikut.
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=pqHB7rDkkWc[/embedyt]
Pada divisi kedua, yaitu KRPAI, dimana pemateri mengikuti kompetisi untuk divisi ini. Robot yang dibuat untuk divisi ini adalah robot yang bertugas memadamkan api dengan menggunakan bagian kaki robot. Di tahun-tahun sebelumnya, divisi KRPAI dibagi menjadi 2 (dua) divisi, namun tahun kemarin berganti dengan KRSBI tipe beroda.
Pada divisi ketiga, yaitu KRSTI, membuat robot seni mirip manusia yang dapat menari (Humanoid).
Pada divisi keempat, yaitu KRSBI, membuat robot sepak bola berkaki (Humanoid).
Kompetisi KRPAI yang diikuti pemateri membuat robot pemadam api berkaki yang bertugas untuk memadamkan api lilin di ruangan tertentu, dimana robot akan menyusuri ruangan tersebut.
Suasana kompetisi dapat disimak pada video berikut.
Setelah mengetahui gambaran salah satu kompetisi robot, maka pembahasan selanjutnya yang penting diketahui adalah apa saja yang perlu dipelajari untuk membuat robot?. Poin penting dari membuat robot tentu adalah belajar membuat robot itu sendiri dan memahami cara kerjanya. “Jangan nanti asal pegang saja, tapi nggak tahu cara kerjanya, kan gak bagus juga”, ucap pemateri.
Setidaknya ada 5 (lima) poin yang perlu dipelajari dan dipersiapkan sebelum terjun langsung untuk membuat robot.
Hal pertama yang perlu dipelajari adalah Elektronika dahulu, misalnya bisa diawali dengan mempelajari kapasitor beserta fungsinya, dioda beserta fungsinya dan komponen elektronika lainnya, sehingga dari pengetahuan elektronika ini bisa ditentukan berapa kebutuhan kelistrikan suatu robot, berapa ampere/ volt kebutuhan yang diperlukan robot, mikrokontroler apa yang sesuai untuk robot, dan sebagainya.
Kedua, Desain, desain menjadi hal penting dalam pembuatan robot, “kan gak enak kalo robotnya penuh kabel dan colok sana sini, agar bernilai estetika/ indah“, terang pemateri.
Ketiga, Pemrograman, robot tanpa program hanyalah benda mati tak bernyawa, jadi selain listrik, robot juga perlu program agar hidup dan bisa berjalan. Program dapat diatur secara analog ataupun elektronika digital, dimana untuk analog perhitungannya lebih kompleks, agar lebih mudah dan robot dapat berjalan sesuai kehendak pembuatnya maka sistem program robot digital lebih dipilih.
Keempat, Algoritma, dibutuhkan agar robot mampu menyelesaikan suatu masalah, misal tugasnya memadamkan api, maka algoritma harus sesuai tugas ini. Sebelum kita memasang program apa saja yang harus terpasang, kita harus membuat algoritma agar nantinya robot lebih mudah dan cepat dalam menyelesaikan tugasnya.
Kelima, yang tidak kalah penting adalah Konsultasi, merupakan hal paling penting dilakukan agar setiap kesulitan yang dihadapi dapat dicarikan jalan keluar dengan sering berkonsultasi dengan kakak angkatan yang pernah mengikuti kompetisi sejenis misalnya.
Ketika 5 (lima) hal tersebut sudah kita pelajari, maka tahap selanjutnya adalah uji coba membuat robot sederhana, di awal belajar kita bisa membuat robot line follower yang kita juga bisa terapkan beberapa algoritma, “malah kadang sistemnya bisa lebih kompleks lho robot line follower ini, tergantung tugas dan lintasan robotnya”, terang pemateri.
Ada beberapa buku rekomendai yang bisa dijadikan acuan belajar dan pemateri gunakan juga pada tahap belajar membuat robot.
Berikutnya setelah kita sudah mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk membuat sebuah robot, dan sudah uji coba membuat robot sederhana. Langkah untuk mengikuti kompetisi bisa dilakukan dengan baik. Lalu, apa saja yang perlu dipersiapkan untuk membentuk tim yang akan ikut kompetisi robot?. Berikut uraiannya.
Gambar 3 menunjukkan minimal jumlah tim dengan latar belakang keahlian yang setidaknya harus berada dalam suatu tim kompetisi robot, meskipun tidak menutup kemungkinan melibatkan orang-orang dengan keahlian lain, seperti seseorang yang mengurus bagian managerial untuk mengurus administrasi dan mengelola dana kompetisi, misalnya. Keahlian di bidang programer, mekanik dan elektronik harus ada agar pembuatan robot bisa berjalan baik. Dalam satu tim bisa terdiri dari 3-5 orang. “Tim kami dari Unsri waktu itu dari elektro semua”, jelas pemateri. Hal lain yang penting juga ditunjukkan pada Gambar 4 adalah kehadiran Dosen Pembimbing yang akan mengarahkan dan membina tim selama persiapan hingga kompetisi berlangsung.
Ketika tim sudah terbentuk, maka ada persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk mengikuti suatu kompetisi. Lalu, apa saja yang perlu dipersiapkan?, berikut penjelasan pemateri:
Hal pertama dalam mengikuti/ akan mengikuti kompetisi, dalam hal ini sesuai kompetisi yang diikuti pemateri yaitu KRPAI, adalah perbanyak riset dan mencari tahu informasi terkini apapun yang berkaitan dengan kompetisi. Kedua, setelah ada info pembukaan kompetisi, biasanya tim akan diminta untuk menyusun proposal robot yang akan dibangun, dimana format proposal sudah disediakan pihak Dikti dan kita hanya akan mengisinya. Isian proposal memuat informasi desain, algoritma, komponen elektronika dan lain sebagainya. Ketiga, apabila proposal yang diajukan lolos, maka tim akan melalui kompetisi regional dan bisa berlanjut ke nasional bila lolos di regional. Ketika tim KRPAI berhasil lolos nasional, maka selanjutnya dapat mewakili Indonesia ke Trinity College, Connecticut di Amerika Serikat. Hal penting selama mengikuti jalannya kompetisi, selain menyiapkan kelengkapan proposal, tim juga harus terus mempersiapkan robot, mengecek keandalan robot, cek error dan sebagainya.
Hal penting lainnya adalah terkait pendanaan dan sponsor yang mungkin bisa membantu pendanaan tim dalam membangun robot, karena semakin canggih robot yang ingin dibangun tentu akan membutuhkan dana lebih besar. Tentu kerja tim yang solid dan hubungan baik dengan pihak lain seperti perusahaan sponsor perlu dijaga.
Belajar dan konsultasi lebih dalam bisa mengunjungi instagram tim robotika dari Universitas Sriwijaya Palembang: @unsri_robotics
Sesi Tanya-Jawab (QnA)
Termin 1
- Afif_Q: Bagaimana cara kakak bisa fokus dalam prestasi, organisasi dan kuliah juga? A: Bertahap dalam setiap kegiatan yang kita ikuti, misal di tahun pertama kita kuliah ikuti satu organisasi saja, fokus, baru pada tahun selanjutnya bertahap ikut kompetisi. Lakukan hal secara bertahap, fokus dan jalankan sesuai kemampuan kita mengatur waktu. Bisa satu waktu sekaligus aktif di organisasi, dan prestasi, tapi pilih organisasi yang ringan saja. Misalnya jadi anggota dulu, jangan jadi ketua umum atau ketua divisi. Untuk prestasi kita bisa ambil yang tidak terlalu berat, misalnya ikut konferensi. Sembari itu kita juga bisa belajar kuliah dan belajar robot. Saya biasanya kalo belajar bawa buku kemana-mana, di bis, di angkot baca semua. hehe. Itu ya untuk pertanyaan 1.
- Firman_Q: Boleh tidak lihat hasil karya kak wayan? A:
- Debora Tri Putri_Q: Ketika sebuah robot berjalan atau melakukan pekerjaan yang kita berikan, dan ternyata robot tersebut tiba” tidak berfungsi, bagaimana kita dapat mengetahui secara cepat dan mudah dibagian kerusakan dari robot tersebut? A: Secara pasti apabila kita adalah pembuatnya kita akan tahu seluk beluk robot yang kita buat. Oke, kalo secara saya pribadi, ya, misal robotnya tidak hidup yang di cek baterai dulu apakah masih cukup atau tidak dayanya, kalo baterai masih bagus namun tak nyala kita cek kabel supply dll. Biasanya sering putus di kabel dan sistem wiring pada board PCB. Nah, ngeceknya bisa pakai multitester.
Termin 2
- Ridho_ Q: Tentang bahasa pemrograman kenapa yang dipakai c/c++. Kenapa tidak pakai bahasa pemerograman seperti PHP Java atau Pascal?. Dan komponen-komponen robot itu kan lumyan mahal, berapa kira-kira dana yg dihabiskan dalam membuat 1 robot? A: Bisa kok pakai selain c/c++, misalnya pakai Bahasa Basic, Python untuk Raspberry Pi. Kalau PHP dan Java itu kan lebih ke untuk pembuatan web, tapi bisa sih untuk robot yang berbasis IoT atau system monitoring robot, misalnya. Besar biaya tergantung robot yang dibuat kalo line follower analog paling sekitar 200-300 ribu, kalo line follower terprogram bisa sampe 1 juta. Kalo yang lebih kompleks kayak di KRI bisa sampe 50 juta. Untuk robot KRPAI misalnya yang kami minimal 13an juta sedangkan yang bagus bisa sampe 40 juta.
- Widia_ Q: Apa yg membuat kakak sangat termotivasi untuk buat robot? Padahal sudah tahu pembuatannya tidak mudah? A: Dari kecil, sejak SD sudah suka ngoprek/memperbaiki radio rusak, dek, jadi sebetulnya kuliah ini meneruskan hobi sejak SD yang sudah suka elektronika. Memang sudah kalo kita belajar pasti akan mudah, ibarat naik gunung manjat awalnya susah kalo sudah di puncak kita akan senang dan merasa mudah untuk turun. Segala sesuatu tidak ada yang mudah, tergantung pada usaha yang kita lakukan, makin besar yang kita inginkan makin besar pula usaha yang harus kita beri, akhirnya hasil akan berbanding lurus dengan usaha.
- Ade Irmawan_Q: Bagaimana cara mengatasi frekuensi yang kurang stabil pas sudah menjalankan robot api tersebut?, terimakasih. A: Itu terletak pada algoritma, semakin bagus algoritma makin pintar si robot, kemudian perbanyak trial. Biasanya komponen juga sangat mempengaruhi, makin bagus makin baik kinerja robot.
- Ilham_Q: Apakah arduino itu bisa digunakan utk membuat robot? A: Bisa sekali, malah paling mudah pakai Arduino.
- Afif_Q: Biasanya kalau kita ikut lomba robotik disertakan dengan proposal karya tulis juga nggak kak? Kalo iya, bisa minta contohnya kak? A: Kalo ikut KRI iya, musti pakai proposal, nanti disediakan oleh Dikti, dan bisa di download di web belmawa.ristekdikti.go.id
- Ilham_ Q: Jika dalam suatu perlombaan robotika saya kalah, apakah tetap mendapat sertifikat? A: Iya pasti dapat. Semua akan dapat sertifikat. Akan dikirim via pos oleh Dikti nantinya ke kampus masing-masing.
Pembelajar | Penikmat kopi | DIII Teknik Kimia Undip Alumni | Semarang | @nailulizzaaah