Teknologi Robot yang Mampu Membuat Bangunan Besar Secara Cetak Tiga Dimensi Sesuai Permintaan

Kemajuan yang pesat dalam pengembangan teknologi Robotika merupakan salah satu wujud semakin tingginya peradaban umat manusia. Karena manusia yang dikarunia […]

blank

Kemajuan yang pesat dalam pengembangan teknologi Robotika merupakan salah satu wujud semakin tingginya peradaban umat manusia. Karena manusia yang dikarunia akal yang sempurna dari sang pencipta akan terus berinovasi untuk menciptakan hal-hal baru guna memudahkan setiap pekerjaan yang semakin kompleks dari tahun ke tahun. Robot adalah seperangkat alat mekanik yang bisa melakukan tugas fisik, baik dengan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Istilah robot berasal dari bahasa Ceko “robota” yang berarti pekerja atau kuli yang tidak mengenal lelah atau bosan [1]. Namun tahukah kita bahwa kata robot itu sendiri adalah sebuah akronim atau singkatan dari Residents Official Board of Technology (teknologi mesin bergerak yang bisa diperintah) [2].

blank
Desain Robot Pembuat Bangunan Otomatis (Sumber : http://robotics.sciencemag.org/content/2/5/eaam8986/tab-figures-data)

 

Ada banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh robot. Salah satunya seperti dijelaskan oleh paper yang ditulis oleh Steven J. Keating dkk peneliti dari MIT Media Lab berjudul “Toward site-specific and self-sufficient robotic fabrication on architectural scales” yang mereka terbitkan di jurnal Science Robotics. Dimana dari hasil tersebut sebuah sistem yang mampu merekontruksi (membuat) bangunan skala arsitektur secara otomatis dan mudah untuk disesuaikan dengan keinginan pemesan. Kemudian sebagai bahan penelitian mereka telah berhasil membangun sebuah kubah dengan diameter 14,6 meter dan tinggi 3,7 meter serta memakan waktu dibawah 13,5 jam [3].

Kemudian, bentuk robot yang mereka buat berbentuk mobil (robot mobile) dan menggunakan baterai sebagai pemasok energi utamanya. Selain baterai juga terpasang beberapa panel surya yang menangkap energi dari sinar matahari sehingga robot dapat bekerja secara terus-menerus selama matahari masih bersinar. Baterai dan panel surya yang terpasang dapat ditambah kapasitasnya, semakin banyak jumlah baterai dan sel surya terpasang akan semakin lama juga robot tersebut dapat bekerja. Selain itu robot tersebut dapat bergerak dengan kecepatan maksimum sejauh 0,5 meter per detik atau setara dengan 1,8 km per jam.

Sebagaimana yang diberitakan di IEEE Spectrum teknik rekontruksi yang dipakai yaitu menggunakan teknik DCP (Digital Construction Platform). Sistem DCP merupakan teknologi modern yang sangat berbeda dengan teknologi konvensional dimana selama bangunan dibuat sistem akan dimonitoring secara terus-menerus (real-time) menggunakan komputer. Lebih jauh mereka menjelaskan bahwa teknik konstruksi yang digunakan DCP sangat mudah. Terpasang penyemprot (sprayer) di ujung lengan kecil yang menggabungkan dua bahan kimia menjadi busa poliuretan cair yang dengan cepat mengembang dan mengeras. Kemudian DCP tersebut dapat diprogram sesuai keinginan pengguna untuk membuat bangunan yang lainnya.

blank
Contoh bangunan yang sedang di buat oleh robot dengan teknik DCP (Sumber : http://robotics.sciencemag.org/content/2/5/eaam8986/tab-figures-data)

Kedepannya robot ini diharapkan dapat diterapkan untuk berbagai keperluan pembangunan yang berbasis teknologi cetak tiga dimensi yang cepat, hemat biaya, dan mandiri. Robot semacam ini diharapkan berfungsi secara maksimal dikawasan yang terkena bencana alam yang dituntut untuk membangun sejumlah besar perumahan secara cepat dan murah. Namun terdapat dua kelemahan pada robot tersebut yaitu dari segi ketahanan sumber energi penggerak robot dan material bahan bangunan. Untuk mengatasi permasalahan energi, secara hipotesis dapat dilipat gandakan jumlah sel surya dan baterai yang terpasang. Sedangkan untuk material bangunan tidak harus menggunakan bahan busa seperti pada hasil riset mereka karena para periset juga telah berhasil melakukan percobaan awal dengan kaca serbuk elektro-sinter, es yang didepositkan secara termal, dan tanah yang dikompres mengandung kerikil dan serat jerami[4].

Videonya dapat dilihat di [embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=-304yXMXZT4[/embedyt]

Refrensi:

1. Wikipedia Indonesia, Robot

2. Www.akronima.com, Robot

3. Steven J. Keating dkk. 2017. “Toward site-specific and self-sufficient robotic fabrication on architectural scales”. Science Robotics, Vol. 5, Issue 5, eaam8986

4. Ackerman, E., “Robotic Construction Platform Creates Large Buildings on Demand”, IEEE Spectrum 26 April 2017 

[/um_loggedin]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *