Sekam Padi vs Logam Berat: Bagaimana Sekam Padi dapat Menyerap Logam Berat

Seandainya kita tahu, mungkin besok, lusa, atau kapanpun kita tidak akan lagi membuang atau membakar sekam padi itu lagi. Hal ini dikarenakan sekam padi mengandung 94-96% mengandung senyawa yang bernama silika (SiO2).

Kita sering mengenal dan mengetahui mengenai sekam padi. Yap! Mungkin disekitar lingkungan kita banyak terdapat sekam padi. Sekam padi merupakan limbah dari proses penggilingan padi menjadi beras atau sering dikatakan dengan kulit padi. Nah, perlu diketahui terkadang sekam padi hanya dibakar dan nggak dimanfaatkan sama sekali. Seandainya kita tahu, mungkin besok, lusa, atau kapanpun kita tidak akan lagi membuang atau membakar sekam padi itu lagi. Hal ini dikarenakan sekam padi mengandung 94-96% mengandung senyawa yang bernama silika (SiO2) (Houston, 1972). Silika ini merupakan unsur kimia yang dapat dimanfaatkan untuk penyerap limbah atau logam berat dilingkungan, karena adanya gugus Silanol (Si-OH) dan siloksan (Si-O-Si) yang dapat berikatan kuat dengan logam berat (Ngatijo, 2013). Seperti yang kita ketahui sendiri kan, kalau lingkungan kita khususnya perairan seperti sungai banyak sekali yang telah tercemar dengan logam berat.

Seorang penduduk setempat bernama Dedi Rahman yang memungut sampah plastik dan kaleng di Sungai Citarum yang sudah tercemar limbah pabrik, sampah penduduk, dll. Sumber: undark.org (2017)

Logam berat, logam berat itu sejenis logam yang sangat berbahaya apabila berada di lingkungan. Mungkin yang sering kita dengar adalah merkuri, timbal, kromium. Dan rata rata mereka semua berada dalam perairan yang terkadang kita sendiri nggak tau kalau mereka ada dalam perairan. Contoh, pada kasus Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, merupakan lokasi pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT. Newmont Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS, tersebut membuang sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat setiap harinya. Sejumlah ikan ditemui memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat, dimana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala.

Baca juga: Bagaimana Logam Berat Memengaruhi Reproduksi Ikan? – Warung Sains Teknologi (warstek.com)

Sejumlah laporan penelitian telah dikeluarkan oleh berbagai pihak sejak 1999 hingga 2004. Dari laporan-laporan penelitian tersebut, ditemukan kesamaan pola penyebaran logam-logam berat seperti Arsen (As), Antimon (Sb), dan Merkuri (Hg) dan Mangan (Mn), dimana konsentrasi tertinggi logam berbahaya tersebut ditemukan di sekitar lokasi pembuangan tailing Newmont. Hal ini mengindikasikan bahwa pembuangan tailing Newmont di Teluk Buyat merupakan sumber pencemaran sejumlah logam berbahaya.

Gambar: pencemaran logam di teluk buyat

Nah, apa hubungan logam berat dengan sekam padi?

Oke, hubungan nya adalah sekam padi ini dapat kita manfaatkan sebagai penyerap logam berat tersebut dengan memanfaatkan kandungan silika di sekam padi. Ada beberapa penelitian yang mengambil atau mengisolasi silika dari sekam padi yang selanjutnnya digunakan sebagai penyerap logam. Tapi bukan sebatas itu saja, ada lagi yang penelitian yang memodifikasi struktur dari silika dengan unsur amina untuk meningkatkan kemampuan penyerapan nya dan berikatan dengan logam berat. Penelitian yang dilakukan oleh Ngatijo., et al (2013) yang melakukan sintesis silika termodifikasi ammonium kuartener dan aplikasinya dalam ekstraksi fasa padat dari ion Au (III). hasil penelitian menunjukkan maksimum penyerapan dari ion Au (III) berada dalam pH 5 dan diperoleh sebanyak 8,24 mg/g.

Riset terkait penyerapan ion logam berat Au (III) menggunakan sekam padi (Ngatijo, dkk., 2013)

Kemudian ada juga Hamdany (2014) melakukan penelitian pelapisan magnetit dengan silika yang bersumber dari abu sekam padi. Adanya pelapisan magnetit, mengakibatkan semakin efisiensi dalam penyerapan logam berat. Hal ini dikarenakan dengan adanya pelapisan magnetit dapat memudahkan untuk nantinya memisahkan bahan penyerap ini dengan limbahnya.

Nah.. mungkin ini sekilas mengenai manfaat sekam padi, kandungan, serta hubungan logam berat. Semoga, dengan artikel kita bisa memanfaatkan limbah yang jarang ternilai seperti sekam padi ini untuk mengatasi pencemaran logam berat dilingkungan kita sendiri.

Baca juga: Beras Mahal? Yuk Ganti Ke Sumber Karbohidrat Lainnya

Referensi:

  • Ngatijo, Nuryono., Narsito., B. Rusdiarso. 2013. Synthesis ogf silica modified with quaternary ammonium and its application for solid phase extraction of Au (III) ion. International Conference on Biology, Environment and Chemistry. IPCBEE. Vol.58
  • Hamdany, Arief S. 2014. Pelapisan Magnetit Dengan Silika Bersumber Abu Sekam Padi. Skripsi. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
  • https://masdony.wordpress.com/2009/04/19/logam-berat-sebagai-penyumbang-pencemaran-air-laut/
  • Houston, D. F. 1972. Rice Chemistry and Technology. American Association of Cereal Chemist.

7 thoughts on “Sekam Padi vs Logam Berat: Bagaimana Sekam Padi dapat Menyerap Logam Berat”

  1. area wismananda

    artikel nya bagus, materi yang di sampaikan sangat menarik dan berkesan, tetap di pertahankan dan bekarya terus untuk indonesia

  2. Liza Sri Marningsih

    Ide yang menarik, menjadikan sekam padi sebagai penyerap logam berat, mungkin ide ini perlu dicoba mengingat banyaknya pencemaran logam berata yang membahayakan lingkungan dan manusia, jadi tidak ada salahnya jika menggunakan sekam padi yang kurang termanfaatkan menjadi suatu adsorben, yang lebih meningkatkan nilai guna sekam padi, jadi menurut saya ini ide yang bagus yang patut dikembangkan..

    1. Terimakasih atas sarannya. Dilain pihak kami membutuhkan dana dari iklan untuk membiayai website ini. Namun terimakasih masukannya, kami sdah mengurangi jumlah iklannya. Semoga bisa sering membaca artikel warstek ya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top