Ditulis oleh Sunarsih – Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Menjadi salah satu mahasiswi predikat lulusan sarjana Cum Laude dengan skala waktu 3 (tiga) tahun 4( empat) bulan memiliki esensi dan pengalaman tersendiri. Inilah cerita perjalanan singkatku dalam menggapai sebuah mimpi kecil di bangku perkuliahan. Namaku Sunarsih dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Berawal dari keyakinan kecil di semester 6 serta beberapa informasi yang didapat dari pengalaman kakak tingkat mengenai sistem pengajuan judul skripsi. Setelah menuntaskan mata kuliah metodologi penelitian, kuberanikan diri untuk mengajukan judul penelitian kepada Staf Program Studi di Jurusanku, Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Bimbingan Konseling. Selang beberapa waktu dan setelah revisi beberapa kali, Alhamdulillah judul di ACC oleh Ketua Prodi Bapak Kholilullah M.A sehingga bisa mendapatkan pembimbing. Saat itu sebenarnya sedang masa libur pergantian semester. Namun kuabaikan jadwal liburan semesterku demi mengurus penelitian skripsi. Saat teman-teman yang lain sibuk pulang kampung halaman menikmati masa liburannya, beda halnya denganku. Liburanku kuhabiskan di kampus, mengurus segala hal yang berkenaan dengan penelitian.
Proses meminta izin untuk melakukan penelitian di sekolah kala itu tidak semudah yang dibayangkan. Aku harus menelan beberapa pil pahit. Beberapa kali di tolak saat meminta izin melakukan penelitian di beberapa sekolah, akhirnya di lokasi yang ketiga aku diizinkan untuk melakukan penelitian. Meski jarak tempuh dari kampus, rumah dan lokasi penelitian cukup menguras tenaga, hal itu tidak kujadikan sebagai penghalang untuk terus melakukan penelitian.
Masa perkuliahan semester 7 (tujuh) pun dimulai, selang beberapa minggu kemudian akupun melakasanakan ujian proposal. “One step closer” senyumku mulai merekah kala itu. Saat itu kebanyakan teman-teman baru mulai mengajukan judul skripsinya. Setidaknya tidak sia-sia aku mengorbankan jadwal liburanku kala itu. Judul penelitian skripsi yang sengaja aku angkat ialah tentang “ Implementasi Terminasi dalam Layanan Konseling Individual di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pekanbaru”, Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang terdiri atas; wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode keabsahan data menggunakan triangulasi data dengan teknik analisis interaktif model dari Matwe G. Miles dan Michel Hiberman.
Tujuan mengangkat topik ini dalam penelitian tak lain karena penerapan langkah terminasi (penghentian) dalam layanan konseling individual sangat mempengaruhi pencapaian tujuan konseling yang optmial. Seperti kita ketahui bahwa layanan konseling individual adalah jantungnya pelayanan konseling. Itulah kenapa penting sekali melihat bagaimana penerapan terminasi ini dalam membantu pencapaian siswa (generasi penerus bangsa) dalam mengoptimalkan diri siswa melalui layanan konseling individual. Sebab bagi guru bimbingan konseling, peningkatan kepercayaan diri siswa kearah yang positif akan memberikan dampak yang baik untuk tumbuh kembangnya, dimana siswa itulah yang akan menjadi penerus peradaban bangsa ini, selain daripada itu, persoalan yang dikaji dalam judul penelitian ini terdapat di sekolah tersebut.
Wawancara dengan beberapa informan penelitian
Selama 3 (tiga) bulan aku fokus melakukan penelitian, meski begitu, aku tidak meninggalkan tugasku sebagai mahasiswa semester 7, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Aku juga berhasil mendapatkan dana beasiswa dalam penelitian ini oleh pihak Jurusan MPI, tentunya ini akan semakin memudahkanku dalam melakukan penelitian.
Disemester 7 merupakan jadwalnya para mahasiswa/i melaksanakan KKN (kuliah kerja nyata) selama 2 bulan sebagai bentuk pengabdian untuk negara. Selepas itu dilanjutkan dengan melaksanakan PPL (praktek pengalaman lapangan) sebagai wujud aksi nyata menerapkan ilmu yang telah didapat selama di bangku perkuliahan.
Aku pun semakin bersemangat, janji ini kepada diri sendiri harus bisa mendapatkan ACC sidang munaqosyah (sebutan lain dari ACC ujian skripsi) sebelum melaksanakan KKN. Seminggu sebelum KKN kucoba menghubungi pembimbingku, bapak Dr Tohirin M.Pd. yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III di UIN Suska Riau. Coret sana coret sini menjadi makanan sehari-hari kala itu, Dalam seminggu itu juga ku maksimalkan untuk memperbaiki skripsi, rasa lelah mulai menghampiri. Namun setelah mengingat perjalananku dari awal, tentang betapa bersemangatnya aku waktu itu, akupun berpikir dan mencoba menyatukan serakan semangat yang sempat tercecer di masa mengerjakan skripsi. Aku mulai bangkit dan berusaha tetap konsisten menggarap skripsi. Tiga hari sebelum keberangkatan KKN akhirnya tanda tangan ACC munaqosyah sudah berhasil kudapatkan. Alhamdulillahirobbil ‘alamin.
Dua bulan terlewati, lanjut melaksanakan PPL (praktek pengalaman lapangan), ialah kegiatan magang yang dilakukan khusus oleh mahasiswa/i dari backgroud pendidikan. Selama 3 (tiga) bulan dihabiskan untuk mengajar di sekolah. Mengajar dan mendidik para generasi penerus bangsa merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Karena kesuksesan seorang murid merupakan kebahagiaan bagi setiap guru, seorang calon guru sepertiku.
Dokumentasi PPL di SMPN 1 Tambang
Setelah selesai melaksanakan PPL, aku benar-benar memfokuskan diri ini agar bisa segera melaksanakan sidang munaqosyah. Kala itu, masih ada beberapa persyaratan yang belum aku tuntaskan. Setoran ayat, salah satu syarat khusus di kampusku yang harus dilalui. Menyetor hafalan seluruh surah di juz 30 ditambah hafalan doa sehari-hari. Untungnya, selama KKN dan PPL waktu itu, aku sempatkan untuk menghafal surah-surah di sela kesibukan. Permasalahan lainnya muncul, bahwa nyatanya nilai KKN dan PPL waktu itu belum keluar. Hal ini mengakibatkan aku harus mengurus secara individu agar nilai KKN dan PPL bisa keluar sesegera mungkin.
Dengan doa, usaha dan optimisme, akhirnya kuselesaikan syarat-syarat itu ditambah dengan beberapa syarat lain yang sudah aku selesaikan jauh-jauh hari sebelum KKN dan PPL. Jadwal sidang munaqosyah pun keluar. Dari jurusanku ternyata ada dua orang lainnya yang se-Angkatan denganku juga berhasil tembus mengikuti sidang munaqosyah.
Sehari sebelum sidang munaqosyah aku mempersiapkan segala keperluan yang harus di siapkan. Mental, fisik, materi dan yang lainnya aku siapkan dengan sangat detail. Seperti mengumpulkan berbagai buku referensi di perpusatakaan fakultas dan di perpustakaan universitas UIN Suska Riau untuk bahan sidang munaqosyah, PPT, dan hal-hal mendasar lainnya.
Hari H sidang munaqosyah pun dimulai, ada 5 (lima) orang yang menjadi peserta ujian sidang munaqosyah waktu itu. Tangan ini tak henti-hentinya bergetar, jantung berdegup kencang. Bagaimana tidak, aku menjadi peserta ujian pertama yang tampil mempresentasikan skripsiku. Urutan dalam sidang ini berdasarkan jumlah IPK yang didapat, dari tinggi ke rendah. Aku terus memompa semangat yang telah dibaluti ketegangan sejak awal mulainya sidang tadi. Namun karena aku merasa aku sudah mempersiapkan semuanya dan juga sudah latihan, aku percaya diri saja mempresentasikan skripsiku kepada para penguji. Sidang pun berlangsung selama 5 (lima) jam.
Detik-detik pengumuman sidang pun dibacakan oleh notulen penguji di persidangan munaqosyah. Tersebutlah namaku, Sunarsih mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Bimbingan Konseling semester 7 (tujuh) dinyatakan LULUS dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,67 Predikat Lulusan Sarjana Cum Laude.
Dokumentasi setelah dan saat sidang munaqosyah
Maha besar Allah lagi sempurna kebesarannya, akupun tak kuasa menahan air mata bahagia ini. Rasa syukur tak henti-hentinya terucap. Pengorbanan yang aku lakukan ternyata mendapatkan balasan yang luar biasa membahagiakan oleh Allah subahannahu watta ‘ala.
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa proses tidak akan pernah menghianati hasil. Asal kita bersungguh-sungguh berusaha mewujudkan, selalu berdoa diatas rata-rata dan selalu menerima hasil apapun yang didapat dari sebuah kata yang kita sebut dengan “kerja keras”, percayalah akan ada keajaiban yang akan kita dapatkan nantinya.
Untuk Negara Republik Indonesia, terima kasih atas kasihmu membantu para generasi muda dalam mewujud nyatakan mimpinya, dana beasiswa Unggulan Kemendiknas yang pernah aku dapatkan, hal itu juga yang menjadi pompa semangat bagiku dalam meraih mimpi, semoga nantinya bisa membantu mengharumkan nama Negara Republik Indonesia.
Untuk kampus tercinta, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Terima kasih atas segala hal yang ku dapat, sebuah minuatur negara madani yang menjadi pencetus generasi penerus bangsa yang islami, dan juga atas mimpi yang bisa kuwujudkan, atas pengayoman bagi seluruh mahasiswa/i nya.
Terima kasih juga, untukmu kupersembahkan kado kecil ini wahai Ayahanda dan Ibunda terkasih. Sutono dan Suparti, kalianlah pahlawan dan malaikat pelindungku. Dan juga untuk seluruh pihak yang telah memotivasi, mendukung, dan memimjamkan buku sehingga aku bisa menyelesaikan studi ini.
Teruslah bersemangat, teruslah berjuang, dan jangan pernah padam. Sebab nyatanya kemajuan negeri ini berada ada pada kuat atau tidaknya dirimu. Semangat skripsinya.