Oleh: Meidita Kemala Sari dan Nadatiya Ngamarotun Fulloh
Apa itu Perawatan Saluran Akar Gigi
Saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya mempertahankan gigi di dalam rongga mulut. Gigi yang mengalami trauma dan kerusakan se-bisa mungkin dipertahankan untuk menghindari pencabutan gigi. Salah satu cara mempertahankan gigi di dalam rongga mulut yaitu melalui tindakan endodontik perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar (PSA) merupakan prosedur gigi untuk menghilangkan pulpa (ruang saraf) yang mengalami infeksi dan peradangan. Perawatan saluran akar dilakukan pada gigi yang telah mengalami kematian sel (nekrosis) pada pulpa, kematian sel pada pulpa biasanya ditandai dengan perubahan warna gigi. Gigi yang mengalami nekrosis merupakan indikasi untuk dilakukan perawatan saluran akar.
Perawatan saluran akar gigi terdiri dari 3 tahap meliputi preparasi, desinfeksi (sterilisasi), dan pengisian saluran akar (obturasi). Tahap obturasi bertujuan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar gigi sehingga infeksi ulang tidak terjadi. Perawatan saluran akar akan menjadi masalah apabila masih terdapat lubang perlukaan pada saluran akarnya. Sebelum memasuki tahap obturasi atau tahap akhir perawatan saluran akar gigi, lubang perlukaan pada saluran akar harus ditutup terlebih dahulu menggunakan bahan pengisi.
Mengenal Mineral Trioxide Aggregate
Salah satu bahan yang paling penting dalam perawatan gigi adalah Mineral Trioxide Aggregate (MTA) atau dikenal juga sebagai semen trikalsium silikat (semen portland). MTA merupakan biokeramik yang digunakan sebagai bahan restoratif untuk melapisi akar gigi, mengisi saluran akar gigi, menutupi lubang kecil pada gigi, serta mengurangi terjadinya apeksogenesis dan hipersensitivitas pada gigi. Bahan MTA juga berpotensi menginduksi sementogenesis dan osteogenesis dalam pengisian daerah resorpsi akar internal hollow selama proses perawatan saluran akar apikal pada gigi.
Biokeramik MTA dikatakan sebagai semen, karena memiliki komposisi kalsium dan proses pemakaiannya mirip dengan semen pada umumnya. Bedanya MTA ini memiliki aktivitas biologis terhadap jaringan gigi. MTA terdiri dari trikalsium silikat (Ca3SiO5 atau C3S, dikenal sebagai alit), dikalsium silikat (Ca2SiO4 atau C2S, juga dikenal sebagai belite), dan trikalsium aluminat (Ca3Al2O6),. Selain itu, terdapat bubuk radiopasitas adalah bismut oksida (Bi2O3). Bismut oksida menyebabkan gigi akan tampak lebih terang saat diperiksa dengan sinar X. Tujuannya mempermudah pemeriksaan pada saluran gigi. Klasifikasi MTA terdiri dari white MTA (WMTA) dan grey MTA (GMTA) berdasarkan warna yang dihasilkan. Perbedaan warna disebabkan dari komposisi mineral. GMTA umumnya mengandung FeO, yang menyebabkan berwarna menjadi lebih gelap.
Merk dagang MTA yang sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi yaitu Pro-Root MTA, Dentsply Tulsa Dental, Tulsa, dan OK.
Perawatan Saluran Akar Gigi menggunakan WMTA
Ada banyak jenis dan teknik dalam tahap pengisian saluran akar. Salah satunya adalah pengisian menggunakan bahan inti yaitu gutta percha dan sealer. Bahan sealer yang sering digunakan pada perawatan saluran akar diantaranya zink oxyde eugenol sealers, calcium hydroxide sealers, glass ionomer sealers, resin sealers, dan bioceramic sealers. Saat ini WMTA dari jenis bioceramic dianggap sebagai bahan pengisi terbarukan dan terbaik yang paling memenuhi kriteria.
Sediaan WMTA berbentuk bubuk halus. Saat WMTA akan digunakan, larutkan padatan bubuk halus dengan air. Kemudian, akan membentuk suspensi semen yang mengandung kalsium silika hidrat dan ettringite. Pembentukan suspensi semen tersebut dapat dilihat melalui persamaan reaksi berikut;
Saat digunakan, suspensi semen tersebut akan mengeras selama 2-3 jam. Kalsium hidroksida dari semen WMTA akan berinteraksi dengan cairan jaringan (mengandung ion fosfat), sehingga membentuk kalsium fosfat. Pembentukan kalsium fosfat sebagai bentuk fitur bioaktivitas dari WMTA. Terbentuknya kalsium fosfat ini menandakan bahwa semen WMTA telah menempel sempurna pada jaringan saluran gigi.
Keunggulan dan Kelemahan MTA
Keunggulan MTA sebagai bahan pengisi saluran akar yaitu:
- Memiliki bio-kompatibel yang baik
- Memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan tulang (osteogenesis) serta penyembuhan luka secara bersamaan
- MTA memiliki kandungan bioaktif
- Memiliki kandungan fisikokimia yang unik yang dapat memberikan hasil yang sangat baik ketika digunakan untuk pengisian saluran akar sebagian atau penuh.
Sedangkan Kekurangan MTA adalah:
- Waktu setting yang lama
- Harganya mahal
- Memiliki potensi pewarnaan pada gigi, sehingga gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar seringkali perubahan warna.
WMTA termasuk “Pricey”
Harga MTA komersial di pasaran relatif mahal, sekitar 80-85 USD per gram. Hal ini menjadi salah satu masalah perawatan endodontik di Indonesia. Dimana Indonesia membutuhkan bahan MTA ini dalam jumlah yang cukup tinggi. Kemudian, proses impor bahan yang memakan waktu lama dan umur simpan yang pendek. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan untuk memulai produksi bahan MTA dengan sifat yang memadai dengan menggunakan bahan dasar yang tersedia di Indonesia.
Indonesia telah diketahui memiliki sumber daya alam yang berlimpah, termasuk mineral. Dalam pembuatan MTA, sumber kalsium dapat di isolasi melalui bahan batu kapur. Sumber silika dapat diperoleh melalui berbagai jenis biomassa tumbuhan, yang paling utama dari abu sekam padi. Kalsium dan silika yang diperoleh kemudian di sintesis menjadi MTA melalui proses sol-gel. Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim Prof. Nuryono (Kimia UGM), kalsium oksida yang berasal dari batu kapur di ekstraksi menggunakan HNO3 untuk mengambil ion Ca2+. Ion kalsium kemudian diikat dengan karbonat melalui reagen NH3 dan di aliri dengan gas CO2, sehingga terbentuk kalsium karbonat (CaCO3). Prosesnya dapat dilihat melalui persamaan reaksi berikut;
CaCO3 yang diperoleh digunakan sebagai prekursor kalsium.
Silika (SiO2) dapat diperoleh dari abu sekam padi melalui ekstraksi asam basa. Abu sekam padi dilarutkan dalam larutan NaOH pekat. Filtrat yang diperoleh kemudian di tetesi dengan HCl hingga pH 7 dan terbentuk endapan. Endapan tersebut dikeringkan, dan diperoleh prekursor SiO2. Kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air, kemudian dicampur dengan larutan Silika (SiO2) dan larutan Al2O3. Campuran tersebut diaduk sambil dipanaskan hingga membentuk gel, di oven dan selanjutnya di kalsinasi selama 3 jam pada 1000oC hingga membentuk MTA. Proses pembentukan MTA dapat dilihat pada persamaan berikut;
Produk akhir MTA ditambah padatan Bi2O3 18% dan diperoleh WMTA.
Melalui penelitian tersebut diketahui bahwa Indonesia sejatinya sudah memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Saat ini yang diperlukan adalah kemauan dalam melaksanakan industri pembuatan WMTA tersebut.
Tips Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut
MTA yang telah melekat pada saluran akar gigi memiliki kekurangan yaitu; berpotensi pewarnaan pada gigi, sehingga gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar seringkali mengalami perubahan warna. Perubahan warna ini umumnya disebabkan berbagai faktor, misalnya noda yang menempel akibat konsumsi teh, kopi, dan rokok; dan sisa makanan yang menempel pada sela gigi.
Hal ini terjadi karena MTA yang melekat pada gigi berbentuk senyawa hidrat. Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung molekul air (H2O). Adanya pasangan elektron bebas pada atom O, menyebabkan berbagai zat makanan dapat menempel secara statis di permukaan mahkota gigi. Ini lah yang menyebabkan perubahan warna hingga kerusakan pada mahkota gigi.
Perlu dilakukan perhatian dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut. Berikut ini adalah beberapa tips-nya;
- Menyikat gigi 2x sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Pastikan memilih sikat gigi dengan bulu yang lembut.
- Membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi (dental floss) sehari 1x, yaitu sesaat sebelum tidur.
- Kumur menggunakan obat kumur yang tidak mengandung alkohol, karena kandungan alkohol menyebabkan bibir dan mulut menjadi kering.
- Mengurangi makanan lengket dan manis.
- Minum air putih yang cukup.
- Sikat bagian lidah menggunakan sikat atau pembersih khusus lidah.
- Rutin memeriksakan gigi 6 bulan sekali.
Referensi
- American Association of Endodontists, 2019, Root Canal Treatment, Diakses pada 22 Agustus 2023, https://www.aae.org/patients/root-canal-treatment/articles/
- Gasner, S.N., and Brizuela, M., 2023, Endodontic Materials Used To Fill Root Canals, National Library of Medicine, Diakses pada 22 Agustus 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK587367/
- Mestry, S.U., Kalmegh, S., and Mhaske, T., 2023, Mineral Trioxide Aggregate (MTA) in Dentistry: A Review on Chemistry, Synthesis Method, and Critical Properties, Silicon, 15: 2231-2249.
- Schmalz, G., and Preben, H.B., 2015, Pocket Dentistry: Root Canal Filling Materials, Diakses 23 Agustus 2023, https://pocketdentistry.com/12-root-canal-filling-materials/
- Tawil, P.Z., Duggan, D.J., and Galicia, J.C., 2015, Mineral Trioxide Aggregate (MTA): Its History, Composition and Clinical Applications, Compendium, 36(4): 247-252.
- Yuliatun, L., Nuryono., Kamiya, Y., and Dharmastiti, R., 2022, Preparation and Characterization of White Mineral Trioxide Aggregate (WMTA) using Silica from Rice Husk Ash, JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia), 7(2): 159-170.
Dosen muda di jurusan Kimia, Universitas Muhammadiyah Riau.
Membumikan sains dan teknologi melalui artikel menarik bagi mahasiswa dan masyarakat umum