Ditulis Oleh Lathifa Nurani Putri
Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif (Kemenkes 2013). Fungsi utama insulin adalah menstimulasi penyimpanan energi dari makanan dalam bentuk glikogen dalam hepatosit dan otot rangka setelah konsumsi makanan. Diabetes menduduki peringkat kedua dari lima prioritas Penyakit Tidak Menular (PTM). Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi penyakit diabetes naik dari 6,9% menjadi 8,5%. Data laporan terbaru yang diterbitkan oleh IDF (International Diabetes Federation) Atlas pada tahun 2017, menyatakan bahwa 424,9 juta dari total populasi seluruh dunia atau sekitar 8,8 persen orang dewasa yang berumur 20-79 tahun merupakan penderita diabetes. Hal serupa pun terjadi di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan kenaikan angka prevalensi, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018. Sehingga estimasi jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang.
Kelebihan kadar gula dalam darah yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Beberapa komplikasi dari diabetes yang sering terjadi antara lain: meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke, neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian infeksi, bahkan keharusan untuk amputasi kaki, gagal ginjal, resiko kebutaan, serta resiko kematian penderita diabetes secara umum adalah 2x lipat dibandingkan bukan penderita diabetes.
Gambar 1. Komplikasi Diabetes (sumber: seruji.co.id, 2017).
Obat herbal atau ekstrak dari tanaman obat telah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, walaupun senyawa aktif biologis dari tanaman-tanaman tersebut masih banyak yang belum diteliti dan diketahui secara pasti. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyetujui penggunaan obat herbal untuk beberapa penyakit, seperti malaria dan HIV/AIDS serta termasuk diabetes melitus. Namun demikian, studi berkaitan dengan ekstrak tumbuhan sangat penting untuk mengetahui efektivitas dan mekanisme kerja serta keamanan dari ekstrak tersebut. Sejumlah tanaman obat telah diteliti potensi aktivitasnya sebagai agen antidiabetes.
1. Teh Hijau
Camellia sinensis (L.) O. Kuntze merupakan tanaman budidaya yang menjadi sumber bahan mentah minuman teh yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Saat ini, banyak spesies dari tanaman ini yang dibudidayakan secara komersial di Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Tanaman teh (Camellia sinensis) tergolong dalam genus Camellia yang memiliki lebih dari 200 spesies dan merupakan tanaman asli daerah pegunungan Tibet, timur laut India dan Cina selatan. Indonesia sendiri merupakan salah satu 5 besar produsen teh terbanyak di dunia, dimana Indonesia menempati posisi ketiga bersama Vietnam dalam hal produksi teh hijau terbayak di dunia, yakni sekitar 5% rata-rata produksi global. Teh hijau berasal dari Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze (Theaceae), sama seperti teh putih, teh olong dan teh hitam. Perbedaan antar jenis teh ini didasarkan atas proses pengolahannya dan tingkat oksidasi dan fermentasi yang mempengaruhi rasa dan aroma teh tersebut.
Konsumsi teh secara teratur diketahui memiliki berbagai manfaat seperti peningkatan status antioksidan di dalam tubuh yang berperan dalam menurunkan angka kejadian kanker, penyakit jantung koroner, atherosclerosis, stroke, mengurangi inflamasi dan meningkatkan sensitivitas insulin. Berbagai manfaat yang diperoleh dari konsumsi teh ini berasal dari kandungan zat (phytochemical) di dalam teh itu sendiri, khususnya asam fenolat, flavonoid, catechin (C), epicatechin (EC), epicatechin-3-gallate (ECG), gallocatechin (GC), epigallocatechin (EGC) dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) dan turunan flavanol lainnya. Kandungan polifenol di dalam teh ini memberi manfaat melalui aktivitas “ pembersihan” radikal bebas , antioksidan dan metal complexing actions. Studi epidemiologi di Eropa mengungkapkan bahwa kandungan polifenol di dalam teh berperan sebagai antioksidan yang efektif, menghambat oksidasi kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang disebabkan oleh reactive oxygen spesies (ROS) yang dapat menuntun pada terjadinya atherogenesis. Selain itu, kandungan polifenol ini juga mampu berperan sebagai agen pencegah kanker.
Gambar 2. Seduhan ekstrak teh hijau Camellia sinensis (sumber: nationalgeographic.grid.id, 2019)
2. Daun Stevia
Daun stevia (Stevia rebaudiana) merupakan bahan pemanis rendah gula total dan kalori. Rasa manis pada daun stevia berasal dari kandungan glikosida yang terdiri dari 2 komponen utama yaitu steviosida (3-10% dari berat kering daun) dan rebaudiosida (1-3% dari berat kering daun). Daun kering stevia mempunyai tingkat kemanisan 2,5 kali dari sukrosa (gula tebu). Sejak tahun 2008, FDA (Food and Drug Administration) mengijinkan stevia digunakan sebagai bahan tambahan pangan, FDA menggolongkan stevia dalam kategori GRAS (Generally Recognize As Safe) dengan batas konsumsi ADI (Acceptable Daily Intake) sebanyak 4 mg/kgBB/hari. Berdasarkan kandungan komponen-komponen aktifnya, kayu manis, secang dan daun stevia potensial untuk dikembangkan menjadi produk minuman fungsional sebagai alternatif minuman tinggi antioksidan serta rendah gula total bagi penderita diabetes melitus tipe 2.
Gambar 3. Tanaman Stevia atau Stevia rebaudiana (sumber: biodiversitywarriors.org, 2014).
3. Kayu Manis
Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan bahan makanan sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan kayu manis yang diperoleh melalui ekstraksi menggunakan aquades sebesar 45,42%. Kayu manis mengandung sinamaldehid, eugenol, asam sinamat, katekin, epikatekin, dan senyawa polifenol lain. Senyawa fitokimia ini menjadikan kayu manis potensial sebagai antioksidan. Selain sebagai penambah cita rasa masakan, tumbuhan kayu manis juga mempunyai manfaat kesehatan diantaranya sebagai antihiperglikemi. Govindappa (2015) berhasil mengumpulkan sejumlah literatur dan melist 419 spesies dari 133 famili tumbuhan yang memiliki aktivitas antidiabetes salah satunya Cinnamomum burmanii (kayu manis). Kandungan kimia yang terdapat pada kayu manis antara lain sinamaldehide dan Methylhydroxy Chalcone Polymer (MHCP) yang merupakan suatu polifenol (flavanoid) yang mempunyai kerja seperti insulin (Emilda, 2018).
Gambar 4. Kulit dan bubuk kayu manis (Rusli dan Abdullah, 1988).
Dari perpaduan ketiga bahan tersebut dapat diseduh dalam secangkir teh manis yang bisa dikonsumsi siapa saja, kapan saja dan tentunya aman bagi penderita diabetes. Kebiasaan yang awalnya ditakuti bagi penderita diabetes kini justru menjadi kebiasaan yang baik dan sehat tentunya untuk penderita diabetes itu sendiri maupun masyarakat umum disegala usia.
DAFTAR PUSTAKA
- Emilda, E. 2018. Efek Senyawa Bioaktif Kayu Manis Cinnamomum Burmanii Nees Ex. bl.) terhadap Diabetes Melitus: Kajian Pustaka. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 5(1), 246-252
- Fitrianda E, Erniwati. 2015. Aktivitas Anti Diabetes dan Anti Dislipidemia dari Kombinasi Ekstrak Buah Rimbang (Solanumtorvum Swartz) dan Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) pada Mencut Diabetes yang Diinduksi Aloksa. Journal Scientia, 5(2), 122-127
- Govindappa, M. (2015). A Review on Role of Plant (s) Extracts and its Phytochenicals for the management of Diabetes. Journal Diabetes Metabolism, 6(7), 565
- Hastuti A M. 2014. Pengaruh Penambahan Kayu Manis terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Gula Total Minuman Fungsional Secang dan Daun Stevia sebagai Alternatif Minuman bagi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
- IDF Diabetes Atlas Eighth edition 2017
- Kementerian kesehatan RI. 2014. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kemeterian Kesehatan RI Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta
- KEMENKES RI. 2018. Suara Dunia Perangi Diabetes. Jakarta
- Komalasari R, dkk. 2018. Health Education on Diabetes Mellitus and Hypertension at Kampung Binong, Tangerang. Proceeding of Community Development, Vol 2, 601-607
- Wanti R M, dkk. 2019. Pengaruh Rebusan Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) terhadap Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. JOM Fkp, 6(1), 28-35
- WHO. 2015. Diabetes Fakta dan Angka
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.