Sekedar Cerita Pas Hibah Penelitian

Ditulis oleh Diah Ayu Suci Kinasih – Universitas Diponegoro Penelitian ini dilakukan saat saya mengikuti kegiatan Hibah Mahasiswa UNDIP –semacam […]

Ditulis oleh Diah Ayu Suci Kinasih – Universitas Diponegoro

Penelitian ini dilakukan saat saya mengikuti kegiatan Hibah Mahasiswa UNDIP –semacam program penelitian yang di adakan oleh Universitas Diponegoro- tahun 2016 lalu. Secara umum kegiatan alur kegiatannya hampir sama seperti PKM yang di adakan oleh dikti, hanya saja skalanya lebih sempit dan rentang waktunya sekitar 3 bulan.Kenapa Harus Melakukan Riset

Sebenarnya kegiatan riset yang saya lakukan sepertinya juga belum bisa di katakan sebagai kegiatan dalam jangkauan yang luas dari sebuah penelitian lanjut. Penelitian singkat ini merupakan penelitian yang pertama kali saya lakukan –setelah ngirim PKM dari dikti dan belum pernah didanai-. Sebagai mahasiswa pun saya belum mempunyai cukup bekal ilmu yang cukup untuk kajian ilmu yang saya angkat sebagai topik penelitian tersebut. Topik yang saya secara umum mengenai pemanfaatan zeolite sebagai penjernihan air dengan  bantuan beberapa material lain.

Lalu kenapa saya harus melakukan suatu kegiatan riset?

Alasanya sangat sederhana, karena sebagai seorang mahasiswa sains, output yang diharapkan adalah menjadi seorang peneliti bukan? Hehe. Selain itu, karena saya perempuan.

Kenapa kalau perempuan? Kita mendapatkan suatu fakta bahwa, perempuan yang terjun dalam dunia sains dan berkarier sebagai peneliti bisa dibilang masih sangat rendah. Menurut data yang dirilis LIPI menunjukkan rasio jumlah peneliti di Indonesia saat ini hanya 90 peneliti berbanding dengan 1 juta penduduk. Di Indonesia jumlah peneliti perempuan hanya sekira 31 persen, jauh berbanding dengan laki-laki yang mencapai 69 persen (UNESCO, 2015).

Hal ini mengindikasi, masih banyak presepsi bahwa sains bukanlah dunia yang ramah untuk kaum perempuan. Bahkan, jika dibandingkan dengan negara-negara lain jumlah ilmuwan Indonesia masih sangatlah jauh. Dengan adanya hal tersebut, barangkali kelak saya juga akan menjadi peneliti hehe.

Berfikir Kritis

Di awal membuat proposal penelitian saya pun melakukan hal yang serupa, mulai mengumpulkan data tenang kondisi yang tengah booming di Indonesia, mulai dari permasalahan kristis yang sedang di hadapi, potensi daerah yang sangat potensial di kembangkan, atau pun identifikasi untuk menemukan suatu hal yang lain.

Disini mulai di uji bagaimana langkah berfikir kritis kita, dan  pada intinya suatu penelitian perlu berpikir kritis untuk menemukan kesimpulan dan keputusan yang informatif bermanfaat, serta dapat dipertanggungjawabkan. Karenanya kemampuan dalam berpikir kritis akan memberikan arahan yang lebih tepat dalam berpikir, bekerja, dan membantu lebih akurat dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan lainnya.

Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi berbagai komponan pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka akan semakin baik pula dalam mengatasi masalah-masalah.

Dan pada akhirnya tim kami mengambil suatu topik tentang rekayasa material yang digunakan untuk mengatasi masalah krisis air bersih untuk mencapai Indonesia yang mandiri. Dalam hal ini, tak jarang setelah menemukan topik dan tujuan yang pas pun masih ada rasa mengganjal, misalkan saya dan tim mengambil topik pemanfaatan zeolite sebagai penjernihan air secara nasional. Ketika saya mulai berlogika pun, ya bagaimana hal tersebut bisa dilakukan wong ketika kita menerapkan untuk satu daerah saja belum tentu dapat. Namun disinilah point pentingnya, skema untuk berfikir kritis kita pastinya akan terbentuk dengan kreativitas kita.

Belajar terbaik, dengan mencoba

Tahab selanjutnya setelah proposal di danai adalah melakukan penelitian terhadap judul atau topik yang saya usulkan. Untuk memulai melakukannya sebenar nya, mudah-mudah gampang. Menyiapkan alat dan bahan yang kita butuhkan. Kemudian melakukan penelitiannya, mulai dari perancangan alat, karakterisasi bahan, buat prototype hingga akhirnya melakukan pengujian di laboratorium.

Nah dalam tahapan ini lah , yang paling seru. Karena, melalui hal ini saya dapat langsung mengimplementasikan teori-teori yang saya dapat di kelas perkuliahan. Saat penelitian ini, saya menyadari cara belajar yang paling tepat adalah mecoba nya secara langsung. Semisal kita di kelas, tidak terlalu paham dengan materinyanya dengan penelitian, materinya serasa teringkas lebih sederhana dan mudah di pahami.

Gambar 1 Langkah pembuatan bahan penelitian

Gambar 2  Proses karakterisasi material dalam penelitian

 

Gambar 3 Hasil karakterisasi material

Mencari Argumen dan Kesimpulan yang Rasional

Muara akhir dari semua data yang diolah dan diambil adalah pada bagian kesimpulan dimana, kelompok kami harus menjelaskan dan menyimpulkan dari data-data tersebut dengan teori-teori yang mendukung penelitian kami. Ada beberapa kendala yang saya dan temen-teman hadapi, terutama saat itu sebagai mahasiswa di awal tingkat 2 masih sangat cetek akan teori dan tata cara membuat suatu pembahasan dengan analisa yang tajam dan  kuat. Sekian banyak jurnal di baca dan di cari kembali untuk menyusun sebuah laporan hasil kegiatan, terlebih ketika deadline-nya sudah tidak lama lagi.

Dalam kondisi semacam itu, banyak sekali godaan yang saya rasakan –mungkin juga, teman-teman yang sudah pernah melakukan penelitian, belum selesai dan besok sudah deadline hehe- seperti Inisiatif untuk melakukan manipulasi data, pembuatan argument yang tidak sesuai acuan dan masih banyak lagi pemikiran untuk melakukan kegiatan tersebut.

“Ilmuwan itu boleh salah, tapi tidak boleh bohong.”

Namun kembali kepada konsep seorang Ilmuwan, Ilmuwan itu boleh salah tapi tidak boleh berbohong. Pemikiran yang buruk tadi mucul akibat kita terlalu khawatir terhadap kesalahan pengerjaan, analisa dan lain sebagainya. Padahal hasil data penelitian yang boleh jadi tidak sesuai teori di buku. Salah data, kurvanya nggak bagus atau datanya terlalu berantakan tetap tampilkan apa adanya dan jangan diubah. Justru dengan adanya kesalahan sering membuka penemuan baru, bukan.

Jadi yuk, semagat meneliti lagi dan lagi… karena meneliti, bukan sekedar dapat uang pendanaan dan nguji hasil penelitian kita. Melalui penelitian, pola pikir kritis dan daya argumentasi yang rasional kita pastiya akan terbentuk 🙂

Referensi pendukung atrikel:

 

0 komentar untuk “Sekedar Cerita Pas Hibah Penelitian”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *