[views]
Sebelumnya penulis ingin menyampaikan ucapan selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadan untuk seluruh Muslim. Berbicara mengenai Ramadan, ada salah satu pembahasan yang menarik yaitu berbuka puasa.
Berbuka dalam konteks ibadah puasa menurut KBBI yaitu kegiatan mengakhiri puasa dengan makan atau minum. Pernahkah kalian merasakan setelah berpuasa dari pagi hingga sore menjelang malam, ada dorongan dalam diri ingin sekali makan atau minum sebanyak-banyaknya? Apakah hal tersebut baik untuk kesehatan?
Nah, pada pembahasan kali ini penulis ingin sharing perihal waktu terbaik untuk makan berat dalam berbuka puasa. Batasan pembahasan ini yaitu makan berat atau kegiatan makan yang memerlukan komposisi karbohidrat atau protein yang jumlahnya relatif banyak.
Kemungkinan yang dapat terjadi waktu makan berat orang berbuka puasa ada 3 (tiga) macam:
(1) Sebelum salat magrib;
(2) Setelah salat magrib (sebelum tarawih);
(3) Setelah salat tarawih.
Dari tiga kemungkinan tersebut, manakah yang sebaiknya dilakukan?
Sebelum memaparkan pendapat pakar, penulis ingin menjelaskan kebiasaan Nabi Muhammad. Beliau dikenal sebagai role model seluruh umat Islam di dunia. Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata ketika berbuka puasa itu hanya memakan beberapa kurma dan minum air putih, setelahnya beliau melaksanakan salat magrib. Setelah salat magrib, beliau makan [1]. Porsi yang relatif sederhana sebab rata-rata Nabi Muhammad memakan kurma sejumlah 3-7 butir atau setara dengan 69-200 kal [2].
Nabi Muhammad dalam hal makan juga menganjurkan untuk tidak memenuhi isi lambung hanya dengan makanan. Beliau menganjurkan untuk mengisi sepertiga lambung untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga sisanya untuk udara [3]. Kebiasaan para sahabat Nabi, mereka hanya makan gandum sebanyak 1 sha’ gandum, atau menurut penelitian konversinya sebesar 84.4 gram [2]. Walaupun tidak dapat disamakan konteksnya dengan kebutuhan gizi saat ini, setidaknya kita mendapatkan gambaran bahwa dalam hal makan atau minum kita tidak boleh berlebihan.
Menurut Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., RD, MPH, dalam berbuka tidak boleh berlebihan porsinya dan dapat dilakukan dalam waktu yang tepat.
Waktu makan berat yang direkomendasikan untuk menghindari gangguan lambung yakni pada setelah salat tarawih [4]. Sahabat Warstek, ada sebagian orang Indonesia makan berat pada saat sebelum salat magrib. Padahal hal tersebut berpotensi menimbulkan gangguan pencernaan. Di samping itu juga dapat mengganggu aktivitas salat tarawih yang durasinya relatif lebih lama dibandingkan dengan salat lainnya. Oleh sebab itu, mari kita hindari makan berlebihan ketika berbuka dan juga makan berat dapat kita lakukan setelah salat tarawih.
Referensi
[1] https://islam.nu.or.id/ramadhan/sebaik-baik-berbuka-adalah-di-awal-waktu-3snSj diakses pada 4 April 2021.
[2] Nisa, M. A. (2016). Porsi dan Nutrisi Makanan Muhammad Saw Kajian Hadis Teks dan Konteks. Jurnal Living Hadis, 1(2), 398-418.
[3] Imritiyah, S. Kajian hadis-hadis adab makan dan minum; Perspektif ilmu kesehatan (Bachelor’s thesis, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
[4] https://ugm.ac.id/id/berita/14027-penting.menjaga diakses pada 4 April 2021.