Berapa kali permainan bola basket terhenti karena bola yang terlalu kempes untuk memantul? Pompa udara dengan jarum yang tepat tidaklah sesuatu yang selalu dibawa orang sepanjang waktu, sehingga Wilson telah bekerja untuk merancang ulang bola basket dengan prototipe yang dilapisi pola lubang yang rumit tetapi tidak pernah kempes.
Meskipun menyebut bola basket sebagai “tanpa udara” agak keliru karena udara masih dapat melewatinya, istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teknologi ini adalah “airless“. Teknologi ini menggantikan kebutuhan kantung yang ditekan pada objek yang dirancang untuk memantul atau menyerap dampak.
Perusahaan Ban “Bridgestone” Pernah Berusaha Menciptakan Ban dengan Konsep yang Sama
Ban Mobil tanpa Udara
Sebelum Wilson mengaplikasikan teknologi tersebut ke bola basket, perusahaan seperti Bridgestone telah berusaha menciptakan ban mobil yang tanpa udara dan pertama kali diperkenalkan 12 tahun lalu pada acara Tokyo Motor Show 2011 pada kendaraan satu tempat duduk yang kecil. Daripada harus selalu diisi dengan udara untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang, ban mobil tanpa udara Bridgestone menggunakan serangkaian jumbai resin plastik yang dapat berdeformasi untuk menyerap benturan tetapi masih memungkinkan roda mempertahankan bentuknya sehingga dapat berputar.
Pengenalan teknologi ban tanpa udara dari Bridgestone memang menjanjikan, tetapi penerapannya cukup lambat dan sejauh ini hanya digunakan pada ATV, kendaraan militer, dan sepeda. Kendala utamanya adalah membuat ban tanpa udara yang aman dan sesuai untuk segala jenis medan dan cuaca, termasuk salju. Sebaliknya, bola basket tidak perlu mendukung sedan yang penuh penumpang yang melaju dengan kecepatan 80 MPH, dan bermain bola basket di salju tidak pernah menjadi kebutuhan.
Wilson Bekerja Sama Dengan Perusahaan “3D Printed”
3D Printed Basketball
Wilson bermitra dengan perusahaan bernama EOS yang mengkhususkan diri dalam penggunaan pencetakan 3D untuk aplikasi industri termasuk medis dan aerospace, untuk memproduksi desain bola basket yang tidak biasa yang dilapisi dengan pola heksagon terbuka daripada panel kulit yang tertutup.
EOS mengandalkan teknologi 3D printing additive yang, daripada membangun lapisan dari plastik meleleh yang diekstrusi, menggunakan resin bubuk yang mengeras oleh laser untuk menciptakan lapisan yang sangat tipis dengan detail yang lebih baik. Hasilnya adalah bola basket yang sepenuhnya berongga yang hampir sama dengan “spesifikasi kinerja bola basket regulasi, termasuk bobot, ukuran, dan pantulan (pantulannya).” Bola 3D-printed bahkan dapat diwarnai dengan berbagai warna, dengan prototipe yang dibuat seluruhnya hitam untuk debutnya selama acara NBA All-Star Game 2023 akhir pekan lalu.
Meskipun saat ini NBA tidak memiliki rencana untuk beralih ke desain bola basket tanpa udara yang dicetak dengan teknologi 3D printed oleh Wilson, tetapi bukan berarti itu adalah kegagalan. Wilson berencana untuk terus mengembangkan dan meningkatkan desainnya. Dan bahkan jika tidak pernah ditemukan di NBA, itu masih dapat membantu membuat permainan lebih mudah diakses di lapangan bermain di seluruh negara di mana permainan pick-up tidak pernah harus dibatalkan karena tidak ada yang bisa menemukan pompa untuk memperbaiki bola yang kempes.
Kesimpulan
Wah menarik sekali ya, gimana Teknologi “3D Printed” telah coba dimanfaatkan di olahraga Basket. Khususnya untuk memperbarui teknologi yang terdapat pada bola basket. Kalian ada yang suka main basket? Atau suka nonton basket? Coba kasih pendapat kalian mengenai teknologi ini.
Referensi
3dprintingindustry, https://3dprintingindustry.com/news/wilson-unveils-first-3d-printed-airless-prototype-basketball-220887/ Diakses pada 2 Maret, 2023.
Core77, https://www.core77.com/posts/119960/Wilson-Prototypes-3D-Printed-Airless-Basketball Diakses pada 2 Maret, 2023.