Penulis : Dendu Noutera Pramayuditya Harnieyane, Hilda Nur Azizah Rahardi, dan Salma Setia Nurhaliza
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis umum dan telah menjadi masalah serius di Indonesia, ditandai dengan tingginya kadar gula darah dan berpotensi menyebabkan komplikasi. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menemukan data bahwa DM merajalela di Indonesia dengan prevalensi mencapai 2,1% per seribu penduduk, menduduki peringkat ke-2 sebagai penyebab kematian, dengan angka 14,7%. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2030, jumlah penderita diabetes di Indonesia akan meningkat menjadi 21,3 juta orang.
Pengobatan DM tipe II umumnya menggunakan dua jenis obat antihiperglikemik, yaitu suntikan insulin dan obat antidiabetik oral. Penggunaannya sering kali memberatkan pasien karena harganya yang mahal dan efek samping yang ditimbulkan. Namun tidak perlu khawatir karena saat ini perkembangan ilmu pengetahuan membuka peluang baru dalam pengobatan DM tipe II, salah satunya dengan memanfaatkan pangan fungsional seperti pangan herbal yang diolah menjadi bentuk jelly cincau. Tanaman tradisional Indonesia seperti cincau hijau memiliki khasiat untuk mencegah risiko penyakit degeneratif seperti DM. Kombinasi cincau hijau dengan daun pandan wangi dan kayu manis, yang kaya akan senyawa antioksidan, berpotensi digunakan sebagai terapi pengobatan DM tipe II secara herbal untuk menurunkan kadar glukosa darah.
Gambar 1. (a) Tanaman cincau hijau, (b) Daun pandan wangi, (c) Kayu manis.
Cincau hijau merupakan salah satu minuman yang dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas. Cincau hijau (Cyclea barbata) mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh karena mengandung antioksidan dan serat pangan yang tinggi. Salah satu manfaat dari cincau hijau di antaranya dapat mengurangi menyeimbangkan gula darah dan menurunkan resiko diabetes. Cincau hijau mengandung protein, lemak, karbohidrat, klorofil, dan beberapa senyawa seperti polifenol, flavonoid, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan beberapa kandungan mineral seperti zat besi, kalium, fosfor, dan mineral lainnya.
Selain daun cincau, daun pandan wangi juga diduga bisa mengobati . Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) merupakan tanaman yang memiliki aroma khas pada daunnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prameswari dan Widjanarko di tahun 2014 menyebutkan bahwa air rebusan daun pandan mengandung empat senyawa aktif seperti tannin, alkaloid, flavonoid, dan polifenol yang mampu menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa air rebusan pandan wangi bisa menurunkan kadar glukosa darah dengan dosis pemakaian sekitar 200 mL untuk sekali minum.
Indonesia juga kaya akan rempah-rempahnya, salah satunya adalah kayu manis. Species yang umum ditemukan di Indonesia diantaranya adalah Cinnamomum burmannii.Beberapa penelitian menyebutkan bahwa senyawa bioaktif cinnemaldehyde yang terkandung dalam kayu manis dapat meningkatkan transpor glukosa oleh GLUT 4 pada sel adiposa dan otot skeletal sehingga dapat menurunkan glukosa darah. Asam cinnamat juga dapat menghambat enzim HMG_CoA reduktase hepar dan menurunkan peroksidase lipid hepar. Kandungan lain seperti polifenol dapat mengaktifkan reseptor insulin dengan meningkatkan aktivitas fosforolasi insulin dan menghambat protein tyrosine phosphatase-1 (PTP-1) yang dapat menurunkan aktivitas reseptor insulin di jaringan adiposa.
Lebih lanjut, kombinasi antara cincau hijau, pandan wangi, dan kayu manis dapat menjadi salah satu alternatif obat antidiabetes. Cincau hijau, daun pandan, dan kayu manis mengandung senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah.Senyawa tersebut dapat menghambat enzim α-glukosidase, enzim ini mempengaruhi tingkat kadar glukosa darah. Enzim α-glukosidase merupakan enzim yang bertanggungjawab terhadap penguraian pati dan disakarida menjadi glukosa, pati dicerna oleh enzim di dalam usus lalu menghasilkan gula yang lebih sederhana kemudian gula tersebut diserap oleh tubuh dan meningkatkan kadar gula darah. Dengan adanya inhibitor enzim α-glukosidase dapat menghambat enzim α-glukosidase di usus dan mengurangi lonjakan kadar gula darah setelah makan dengan memperlambat pencernaan dan absorpsi pati dan disakarida. Penghambatan pada enzim α-glukosidase dapat menunda penyerapan karbohidrat pada saluran pencernaan, sehingga dapat mencegah peningkatan konsentrasi glukosa darah setelah makan.
Sebelumnya sudah ada penelitian mengenai kombinasi antara daun cincau hijau, daun pandan, dan kayu manis tetapi saat itu produk disuguhkan dalam bentuk minuman seperti minuman es cincau yang dikenal di lingkungan masyarakat. Selain dibuat menjadi minuman herbal, terapi antidiabetes ini dapat juga dijadikan jelly cincau hijau herbal yang di dalamnya mengandung pandan wangi dan kayu manis. Cincau hijau 90%, pandan wangi 10%, dan kayu manis 0,5% dapat menjadi formula dalam pembuatan jelly cincau hijau herbal ini.
Gambar 2. Jelly cincau hijau herbal
Keuntungan obat yang dibuat dari kombinasi antara daun cincau hijau, pandan wangi, dan kayu manis adalah bahan yang digunakan mudah untuk ditemukan di sekitar, pengolahannya pun jauh lebih mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Kombinasi daun cincau hijau, pandan wangi, dan kayu manis yang merupakan obat herbal ini tidak memiliki efek samping yang besar jika dibandingkan dengan obat tablet yang saat ini telah beredar di Indonesia seperti Acarbose. Selain itu juga jelly cincau hijau herbal dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan, karena penderita diabetes tidak mengenal usia, baik anak-anak, remaja, dan orang dewasa pun dapat terkena diabetes. Sedangkan jika obat tablet Acarbose tidak dianjurkan bagi anak dan remaja di bawah 18 tahun (BPOM, 2015).
Akan tetapi efektivitas obat herbal dapat dirasakan lebih lama jika dibandingkan dengan obat tablet yang beredar pada umumnya. Khasiat dari obat herbal bisa dirasakan dalam beberapa hari hingga minggu sedangkan obat tablet seperti Acarbose dapat dirasakan dalam beberapa jam. Maka dari itu obat herbal perlu dikonsumsi secara rutin agar semakin efektif bagi tubuh.
Dengan demikian, jelly cincau hijau herbal dengan kombinasi pandan wangi dan kayu manis dapat digunakan sebagai pangan fungsional berbasis terapi pengobatan diabetes melitus tipe II. Sebagai rekomendasi, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji daya terima masyarakat yang lebih luas pada produk jelly drink cincau hijau serta dan menguji waktu simpan produk atau daya tahan produk, serta untuk menentukan dosis flavanoid yang efektif menurunkan kadar glukosa darah. Selain itu, perlu diketahui bagaimana cara pembuatan jelly yang tepat agar tidak mengurangi kandungan dari daun cincau, daun pandan, dan kayu manisnya.
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.