Berkenalan dengan Curare: Racun yang Digunakan dalam Film Sherlock Holmes dan Novel-novel Misteri

Cerita atau novel misteri seringkali mengungkapkan penggunaan racun dalam kasus pembunuhan. Salah satu racun yang cukup sering digunakan adalah curare. […]

Cerita atau novel misteri seringkali mengungkapkan penggunaan racun dalam kasus pembunuhan. Salah satu racun yang cukup sering digunakan adalah curare. Misalnya, dalam salah satu karangan Agatha Cristie, Murder Ahoy, seorang wanita ditemukan meninggal tidak lama setelah melukai tangannya dengan perangkap tikus yang sudah dilapisi dengan curare. Selain itu dalam beberapa karangan Arthur Conan Doyle yang salah satunya dapat dilihat dalam cuplikan film Sherlock Holmes berikut.

Pada cuplikan film Sherlock Holmes “Game of Shadows” di atas, korban segera meninggal tidak lama setelah terkena racun, yang diidentifikasi sebagai curare setelah dicicipi oleh Watson. Apa itu curare? Bagaimana cara kerja curare dalam tubuh sehingga mengakibatkan kematian? Mengapa Watson yang sempat mencicipi racun tersebut tidak mengalami efek yang sama?

Gambar 1. Strychnos toxifera
(http://picssr.com/photos/plantaspinunsulaosa)

Curare merupakan kumpulan beberapa senyawa yang dapat menjadi racun. Racun ini sudah sangat lama digunakan oleh orang-orang Amerika Selatan ketika berburu. Curare dapat diperoleh dari kulit batang Chondrodendron tomentosum, tumbuhan merambat asal Amerika Selatan atau dari semak Strychnos toxifera. Kedua tumbuhan ini terdapat di beberapa wilayah di Amerika Selatan serta Amerika Tengah dan tidak ditemukan di Indonesia. Pada saat berburu, ekstrak curare ditempatkan pada ujung anak panah sehingga hewan yang terkena panah akan teracuni curare dan segera mati meski hanya mengalami luka ringan.

Gambar 2. D-Tubocurarine

Salah satu senyawa aktif dalam racun tersebut adalah D-Tubocurarine. D-Tubocurarine merupakan senyawa kelompok alkaloid dengan kerangka bisbenziltetrahidroisokuinolin (Gambar 2). Senyawa ini dapat bertindak sebagai agen antagonis pada reseptor asetilkolin nikotinat. Reseptor ini terdapat pada sistem saraf pusat dan periferal serta beberapa jaringan lain. Pada sambungan neuromuskular (neuromuscular junction), asetilkolin nikotinat merupakan reseptor utama pada otot yang mengontrol kontraksi otot. Sebagai agen antagonis, D-tubocurarine menghambat neuromuscular junction sehingga menghalangi fungsi motorik yang tidak dapat dikendalikan, seperti bernafas, dan fungsi yang dapat dikendalikan seperti menggerakkan tubuh. Hal ini mengakibatkan terjadinya paralisis atau hilangnya fungsi otot.

Baca juga Awas ada Risin, Racun Mematikan Disekitar Kita

Pada saat teracuni curare, paralisis mulai dirasakan setelah satu menit dan secara progresif mencegah gerakan mata dan anggota tubuh lainnya. Kematian dapat terjadi dalam waktu 3-20 menit akibat adanya kelumpuhan pernapasan.

Secara oral, curare tidak bersifat toksik (beracun). Curare dapat mematikan hanya jika racun tersebut diinjeksikan ke dalam tubuh. Hal ini karena, komponen aktif pada curare bersifat polar (dengan adanya amonium kuartener yang bermuatan positif) sehingga mencegah terjadinya penyerapan pada saluran gastrointestinal (pencernaan). Curare yang tidak diserap oleh saluran pencernaan tersebut tidak dapat didistribusikan ke seluruh tubuh, sehingga tidak memberikan efek farmakologis. Hal ini dapat menjelaskan mengapa Watson yang sempat mencicipi racun tersebut tidak menerima efek yang sama dengan korban.

Racun curare dapat dihambat dengan inhibitor asetilkolinesterase, seperti physostigmine. Korban yang terpapar racun curare dapat ditangani dengan memberikan obat tersebut dan pemberian bantuan pernapasan. Inhibitor asetilkolinesterase bekerja dengan menghambat degradasi asetilkolin, sehingga meningkatkan konsentrasi dan kerja asetilkolin sebagai neurotransmiter.

Referensi:

  • Anguilar, R. http://picssr.com/photos/plantaspinunsulaosa (diakses pada 26 April 2018)
  • Burr, S.A., Leung, Y.L. 2014. Curare (D-Tubocurarine) in Encylopedia of Toxicology. Elsevier.
  • Emsley, J. 2017. More Molecules of Murder. RSC Publishing.
  • Global Biodiversity Information Facility. https://www.gbif.org/ (diakses pada 26 April 2018)
  • Patrick, G.L. 2013. An Introduction to Medicinal Chemistry. Oxford University Press.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top