Doomscrolling, merupakan fenomena di mana seseorang secara kompulsif menelusuri media sosial atau berita negatif secara terus-menerus, telah menjadi tantangan serius bagi kesehatan mental generasi kini. Berdasarkan penelitian dari Universitas Airlangga, doomscrolling memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan tekanan psikologis dan menurunkan kesejahteraan mental (mental well-being), khususnya di kalangan Generasi Z yang aktif menggunakan media sosial.
Sumber: id.pinterest.com
Alasan dan Motif
Para mahasiswa terlibat doomscrolling dengan alasan yang beragam, seperti untuk sekadar mencari informasi terkini dan mengikuti tren. Selain itu, media sosial menawarkan hiburan instan yang “menggiurkan”. Situasi ini menjadi lebih parah efeknya karena algoritma platform yang secara aktif menampilkan konten sesuai dengan apa yang sering mereka tonton, menciptakan siklus keterlibatan tanpa henti.
Pengaruh Negatif Doomscrolling
Paparan secara terus-menerus terhadap konten negatif ketika melakukan doom scrolling dapat meningkatkan risiko tekanan psikologis, seperti kecemasan, stres, dan bahkan depresi, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap kepuasan hidup dan kesehatan mental pengguna. Meskipun doomscrolling tidak selalu berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan mental, tekanan psikologis yang sudah ada pada diri seseorang akan memperburuk efek psikologis dari doomscrolling. Dalam konteks ini, tekanan psikologis berperan sebagai mediator, memperkuat dampak negatif aktivitas ini terhadap kesejahteraan mental seseorang.
Karakteristik Partisipan dan Temuan Penelitian
Penelitian oleh Hansya dan Ardi, melibatkan 190 responden dari Generasi Z berusia 18-25 tahun, dengan fokus pada pengguna aktif platform sosial media seperti Twitter (X). Temuan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang lebih sering doomscrolling cenderung mengalami tekanan psikologis yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan penurunan tingkat kebahagiaan dan keseimbangan hidup mereka.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis konten yang tersebar di media sosial memengaruhi respon emosional pengguna. Konten bernuansa negatif lebih sering mendapatkan perhatian dan masyarakat cenderung menyebarkannya secara luas, yang memperparah dampak emosional negatif pada pengguna yang terus-menerus mengonsumsi berita tersebut.
Hasil penelitian Hansya dan Ardi sejalan dengan hasil penelitian pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, bahwa doomscrolling memberikan dampak kecemasan pada mahasiswa di fakultas tersebut. Sumber informasi yang cenderung negatif dapat memicu kecemasan, terutama di kalangan yang sudah rentan terhadap stres. Praktik doomscrolling menghambat kesehatan mental dengan memperburuk perasaan takut, cemas, dan kehilangan kontrol, seiring paparan informasi yang berulang-ulang dan cenderung menekan.
Dampak Positif dan Upaya Mengatasi
Pada dasarnya, doomscrolling tidak sepenuhnya negatif. Mahasiswa dapat menggunakannya untuk memperluas wawasan, menemukan informasi penting, dan terhubung dengan komunitas sosial. Namun, penting untuk kita untuk membatasi waktu penggunaan media sosial dan lebih selektif dalam memilih konten. Langkah-langkah seperti manajemen waktu, penggunaan aplikasi pemantau waktu layar, dan mengganti aktivitas doomscrolling dengan kegiatan produktif dapat membantu mahasiswa mengurangi dampak buruknya.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya literasi digital dalam menghadapi era informasi berlebih. Mahasiswa perlu memahami cara mengelola informasi dan menjaga keseimbangan antara penggunaan media sosial dan aktivitas produktif lainnya.
Menyikapi Perilaku Doomscrolling dengan Bijak
Meningkatnya tren doomscrolling memerlukan perhatian khusus, terutama di kalangan pengguna usia produktif. Mengembangkan kesadaran akan bahaya perilaku ini dan mempraktikkan kebiasaan sehat, seperti mengurangi waktu di media sosial dan mencari konten yang lebih positif, sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Berikut beberapa langkah untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan media sosial:
1. Batasi Konsumsi Media Sosial
Melakukan pembatasan doomscrolling pada konsumsi konten berita ataupun media sosial. Dalam penggunaan sosial media, kita dapat menentukan batasan waktu dalam menggunakan media sosial dengan menggunakan pengingat ataupun alarm.
2. Konsumsi Berita yang Mengandung Hal Positif
Penting bagi kita untuk menentukan boundaries dengan mencari berita yang mengandung hal positif dan menetapkan batasan konsumsi berita-berita negatif. Hal ini dapat membantu menyeimbangkan diri kita dalam mengonsumsi konten, dan membantu membangkitkan perasaan semangat dan harapan akan kondisi tertentu.
3. Menggunakan Teknik Mindfulness
Teknik mindfulness merupakan salah satu teknik yang dapat membantu kita untuk mengelola pikiran dan emosi. Kegiatan mindfulness seperti meditasi, deep breathing atau breathing exercises dapat membantu kita untuk mengurangi perasaan takut dan stres.
4. Tetap Terhubung
Koneksi sosial antara individu dengan lingkup sosial merupakan hal yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan mental, terutama pada masa yang penuh dengan tekanan. Tetap terhubung dan berinteraksi dengan keluarga ataupun teman menjadi salah satu hal yang paling penting bagi kehidupan manusia.
5. Mencari Pertolongan Profesional
Jika perilaku doomscrolling sudah mengganggu kegiatan kita sehari-hari dan menyebabkan tekanan, kita dapat mencari bantuan kesehatan mental profesional seperti psikolog. Psikolog dapat membantu dalam hal pengelolaan tekanan dan ketakutan, dan menjadi teman diskusi untuk kita dalam mencari solusi terkait manajemen konsumsi konten di media sosial.
Referensi
Hansya, M.R. dan Ardi, Rakhman. 2024. Pengaruh Doomscrolling Terhadap Mental Well-being Dimediasi Oleh
Psychological Distress Pada Pengguna Media Sosial X Generasi Z. Diakses pada 26 Oktober 2024 dari https://repository.unair.ac.id/133526/1/Artikel%20Ilmiah%20Repository_Muhamad%20Raydava%20Hansya_111811133140.pdf
Faunesya dan Ardoni. 2024. Fenomena Doomscrolling terhadap Informasi Oversharing di Media Sosial pada Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi Universitas Negeri Padang. Diakses pada 26 Oktober 2024 dari https://scinary.ppj.unp.ac.id/index.php/scinary/article/download/13/4/37
Wafa, et al. 2024. The Relationship of Doomscrolling with Anxiety in Students of the Faculty of Medicine, Islamic University of North Sumatra. Diakses pada 26 Oktober 2024 https://ajhsjournal.ph/index.php/gp/article/view/113/168
Valerie. 2023. Doomscrolling: Dampak Berita Negatif dan Media Sosial pada Kesehatan Mental. Diakses pada 26 Oktober 2024 dari https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1351-doomscrolling-dampak-berita-negatif-dan-media-sosial-pada-kesehatan-mental