Apa itu HIV?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penderita dapat terjangkit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), dan membuat tubuh rentan terhadap infeksi dan penyakit lain. Menurut WHO, HIV menyebar melalui kontak cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, atau ASI dari orang yang terinfeksi. Tanpa pengobatan, virus ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem kekebalan tubuh.
Risiko Penularan Lebih Tinggi Pada Kelompok Ini
Sumber: id.pinteest.com
Meskipun penularannya dapat memengaruhi siapa saja, kelompok tertentu memiliki risiko lebih tinggi. Salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi terjangkit HIV adalah pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama jenis (contohnya MSM atau Men who have Sex with Men), termasuk gay dan biseksual. Perilaku berisiko dalam kelompok ini, seperti seks anal tanpa perlindungan, menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko penularan HIV. Hubungan seks anal memiliki risiko lebih tinggi daripada jenis hubungan seksual lainnya karena lapisan anus yang lebih tipis dan rentan terhadap robekan, memungkinkan virus masuk ke aliran darah lebih mudah.
Berdasarkan penelitian oleh Pudjiati et al. di Tahun 2019 pada pasien pria baru yang terjangkit IMS (infeksi menular seksual) RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta, tingkat prevalensi HIV pada populasi seks sesama jenis lebih tinggi daripada kelompok heteroseksual. Laporan ini juga menunjukkan bahwa perilaku anogenital menjadi faktor tingginya kasus ini di kalangan MSM atau homoseksual. Anogenital adalah daerah anatomis berkaitan dengan anus dan alat kelamin.
Penanggulangan pada Kelompok MSM
HIV adalah virus yang serius dengan risiko penularan yang lebih tinggi pada kelompok MSM karena faktor perilaku seksualnya. Oleh karena itu, untuk menghentikan rantai penyebaran, sebaiknya pemerintah dapat menyediakan akses pelayanan kesehatan bagi kelompok terinfeksi penyakit ini, dan melakukan edukasi agar masyarakat dapat melakukan hubungan seksual dengan tetap menjaga rambu-rambu kesehatan, meliputi:
- Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual.
- Menjaga kebersihan diri saat melakukan aktivitas seksual.
- Melakukan foreplay untuk menghindari adanya infeksi akibat gesekan.
- Menjaga kebersihan area kelamin.
- Tidak melakukan perilaku seks anogenital.
- Melakukan vaksinasi HPV.
Referensi
Alodokter. 2023. 7 Tips Melakukan Hubungan Seks Sehat dan Berkualitas. Diakses pada 14 Oktober 2024 dari https://www.alodokter.com/melakukan-hubungan-seks-sehat-yang-berkualitas
Binus University. nd. Anogenital. Diakses pada 14 Oktober 2024 dari https://psychology.binus.ac.id/kamus-psikologi/kamus-psikologi-a/anogenital/
HIV info NIH. 2024. HIV and Gay and Bisexual Men. Diakses pada 14 Oktober 2024 dari https://hivinfo.nih.gov/understanding-hiv/fact-sheets/hiv-and-gay-and-bisexual-men
Pudjiati, et al. 2019. Association between sexual orientation and sexual contact with the incidence of human immunodeficiency virus (HIV) infection in Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta. Diakses pada 14 Oktober 2024 dari https://journal.ugm.ac.id/bik/article/download/33940/pdf
UN AIDS. 2023. HIV and gay men and other men who have sex with men. Diakses pada 14 Oktober 2024 dari https://thepath.unaids.org/wp-content/themes/unaids2023/assets/files/thematic_fs_hiv_gay_men.pdf
WHO. 2024. HIV and AIDS. Diakses pada 14 Oktober 2024 dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids