Ditulis oleh Ayu Azrurin Mustikasari – Universitas Negeri Malang
Kenalkan saya Ayu atau rurin atau uyin. Yah beberapa nama panggilan ku selama aku hidup. Nama lengkapku “ Ayu Azrurin Mustikasari” alhamdulillah sekarang sudah tambah panjang saja “Ayu Azrurin Mustikasari, S.Si”. saya hanyalah mahasiswi S2, yang berkutat pada ilmu non fiksi, ilmu eksak dan murni. Sebagian orang menyebutnya tempat orang-orang botak, agamis dan ironis. Saya menyebutnya ironis karena banyak dari kita, Mahasiswa MIPA, tepatnya fisika yang tidak memakai make up dan terlihat ironis dibanding mahasiswi yg lain, namun sebenarnya lebih baik disebut “tampak lebih natural”. Ya, saya mahasiswi S2 Fisika, Universitas Negeri Malang (UM).
Seringkali dan banyak kali saya menemui tulisan yang menyampaikan sukses itu karna kita usaha giat, sukses itu karna kita belajar dg sangat rajin, walaupun pasti saya yakin bahwa mereka pun tahu ada sisi lain yang belum mereka tulis. Disini akan saya ulas betapa sesungguhnya Kekuatannya lah yang mampu menjadikan Sukses bagi kita. Mengapa saya begitu sangat lantang menyuarakan bahwa “ada titik dimana segala suksesmu, karna ijabah doa orang tuamu”? jawabannya dimulai dari Karena, ( J ). Karena saya meyakininya dan pernah dibuat terkagum-kagum olehnya. Ini bukan hanya cerita mengenai skripsi dan riset terbaik yang telah saya lakukan. Namun mengenai perjalanan terbaik yang telah saya lakukan ( baca: usaha terbaik & doa) dan implikasinya.
Sebenarnya agak bingung untuk memulai keindahan perjalanan ini, namun karna ini terkait dengan Skripsi, “Let’s Start Story at Choosing Supervisor”. Sebenarnya skripsi yang kita lakukan itu akan terkait sekali dengan pembimbing kalian. Betul Tidak ?. memang kebanyakan pembimbing itu telah terpilih dg sendirinya, namun bersyukurnya di Fisika UM, rezim saya dulu hingga sekarang, mahasiswi diperbolehkan memilih topik yang sesuai dg dosen pembimbing yang diinginkan.
Oh ya… saya memilih KBK material sebagai bidang keahlian saya. Ada beberapa kandidat dosen yang saya pilih untuk membimbing dan menjalin ikatan batin selama satu tahun kedepan. Pemikiran itu memang sedikit “alay” tapi nyatanya seperti itu. Saya memilih dosen pembimbing yang saling menguatkan motivasi saya dan saling interferensi. Pertama, saya telaah apa yang paling saya butuhkan dan kelemahan saya, dan saya telaah apa kelebihan dari dosen pembimbing yang akan saya pilih. Sedikit bocoran, saya tipe orang yang harus diperintah, dikasih tugas, dikasih rangsangan sehingga saya bisa melejit mengaktualisasi diri. Sehingga saya butuh pembimbing yang suka memberi tugas, dan tidak serta merta memberi jawaban ke mahasiswi nya, namun memberikan rangsangan yang membuat mahasiswi nya berfikir. Dosen nya tegas, baik hati, agamis, dan disiplin so pasti Pintar banget. Dari sekian kata-kata diatas itu merupakan salah satu doa saya untuk pembimbing yang akan menemani riset saya selama satu tahun kedepan. Akhirnya, saya memilih satu nama “ Dr. Markus Diantoro, M.Si” dan untung juga saya diterima baik dan dipilih oleh beliau. Beliau dosen multitalented, karena tidak hanya sebagai dosen namun beliau juga sebagai dekan FMIPA. Kerennya itu, ditengah kesibukan beliau sebagai dekan, kuliah selalu full dan bimbingan pun lancar.
Waktu itu agak lebih awal saya memulai riset daripada teman-teman saya. Di semester 6 akhir, saya sudah memutuskan untuk segera mempelajari topik yang diberikan dospem. Topik yang saya pilih pun tak lepas dari salah satu doa terindah saya, saya memilih “ekstraksi enceng gondok, selulosa asetat, sebagai superkapasitor”. Hampir tiap seminggu sekali, saya konsultasi mengenai proposal skripsi saya, sampai bapak-bapak satpam fakultas faham terhadap saya. Hingga akhirnya, proposal skripsi diseminarkan di semester 7. Sebenarnya kendala-kendala skripsi itu memang ada, seperti tidak adanya biaya yang mencukupi dimana notabene biaya skripsi bidang material itu mahal. Selalu ada jalan, begitu banyak uang riset yang bisa kita dapatkan dengan hanya menuangkan ide kita dalam bentuk tulisan. Ada PKM dan juga Beasiswa skripsi dari berbagai NGO Indonesia.
Saya menebar jala di PKM. Saya berkolaborasi dengan teman” membuat 5 proposal pkm dlm berbagai bidang yaitu 2 PKMP, 1 PKMK, dan 2 PKMKC. Dimana 1 PKMP dan 1 PKMKC yang saya ketuai dan selebihnya menjadi anggota. Tapi ke-5 proposal itu dibuat oleh saya dan nur (“konco kenthel”). Ada salah satu proposal yang kita dedikasikan untuk diketuai oleh adik tingkat, agar kita saling berbagi. Anehnya dan ajaib proposal itulah yang menghantarkan kami hingga ke IPB, PIMNAS. Kejadian ini menyimpulkan bahwa niat baik akan berefek baik. Doa baik akan berimplikasi sangat besar di kemudian hari.
Tidak hanya di PKM, sekali lagi saya menebar jala, proposal saya buat untuk mengikuti beasiswa skripsi dari NGO P.U.P.U.K di Surabaya. P.U.P.U.K merupakan salah satu NGO yang bergerak dibidang peningkatan usaha kecil. Hanya lima hari saya membuat proposal ini, tekad saya begitu kuat, meskipun sempat dikendorkan oleh bapak markus. Saya menjawabnya dengan “dicoba saja, apa salahnya mencoba, inshaallah diterima”. Usaha telah kulakukan dengan sekuat tenaga pemikiran. Dan waktunya berdoa. Setiap telfon bapak dan ibuk, selalu kuminta doanya agar pkm, beasiswa skripsi lolos semua, dan belajarya lancar. (selalu kuminta kepada bidadari dan bidadara, walaupun ku tahu beliau-beliau akan sangat mudah mengucapkannya tanpa kuminta). Akhirnya pengumuman itu kuterima, panggilan wawancara dan presentasi, serta kalian tahu dibalik presentasi yang menarik itu. Saya belajar presentasi didepan DosPem saya, padahal ini diluar konteks skripsi. Dan memang dosen fisika tuh baiiik banget. Dapat banyak masukan dan itu membuat nama saya tecetak di P.U.P.U.K sebagai pemenang dan mendapatkan beasiswa skripsi serta kesempatan magang selama 3 bulan. Walaupun magang tidak sampai 3 bulan, karena diberi kesempatan menempuh S2. Lanjut dan balik ke cerita awal.
Permasalahan dana terselesaikan, saya mulai melakukan eksperimen lebih awal, disaat teman-teman berlibur ria. Saya masih di Malang dan eksperimen ekstraksi selulosa dari enceng gondok, banyak sekali kendala. Tapi tetap FIGHT dan hingga akhirnya data-data itu pun mulai terkumpul, dari data XRD, SEM hingga Dielektrisitas (sebagai sifat fisis yang harus kita kaji). Data terkumpul kemudian saatnya analisis data. Inilah bagian paling aku senangi, karna ilmu kristalografi yang kita kaji terpakai dengan baik disini. Aku mulai menyukai analisis. Interpretasi data pun kami ragkai dengan balutan kurva-kurva hasil origin. Hingga hasilnya adalah enceng gondok yang kita anggap sebagai gulma mampu dimanfaatkan menjadi material yang bernilai jual tinggi. Material yang dapat digunakan sebagai kapasitor karna sifat-sifat pendukungnya.
Selama ini selulosa dihasilkan dari kayu pohon, jika hal ini terus menerus dilakukan maka dapat merusak lingkungan dg adanya penebangan pohon. Diketahui juga bahwa selulosa dari pohon tidak cukup efisien karna membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan selulosa dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, kebutuhan indonesia terhadap selulosa ini masih dipenuhi dari impor. Padahal seharusnya Indonesia telah mampu mendirikan perusahaan berbasis pembuatan selulosa dari sumber alternatif lain yaitu enceng gondok. Dimana enceng gondok sangat pesat pertumbuhannya, dan mudah sekali dibudidayakan. Pembudidayaannya juga daat dimanfaatkan untuk menyerap berbagai radikal bebas dalam air yang mengandung limbah. Seharusnya pemerintah dan masyarakat bersinergi memanfaatkan enceng gondok sebagai sumber selulosa dengan mendirikan pabrik ekstraksi selulosa di Indonesia. Sekilas info pentingnya topik yang saya kaji di berbagai proposal dan terangkai dalam tulisan formal nan epik.
Kreasi kita terangkai indah dari eksperimen yang kita lakukan dan didukung oleh sekitar 100 lebih artikel pendukung dg bantuan dari Zotero software. Kreasi itu kita sebut “SKRIPSI”. Kreasi ini dibuat kurang lebih satu tahun dengan berbagai lecutan-lecutan emosi, usaha, kejujuran, kebaikan, keajaiban doa, kemudahan, kesulitan, tangis, senyum, tawa, kepeningan, dan berakhir sukses.
Skripsi ini menghantarkanku S2 disini, dilibatkan sebagai tim layout dari salah satu prosiding internasional, dan diberi kesempatan untuk presentasi dalam prosiding menggunakan bahasa inggris di surabaya, ICPIAM, diberi kesempatan menjadi panitia berbagai acara dharma wanita FMIPA atau UM, dan diberi kesempatan studi eksperimen diberbagai wilayah (dalam waktu dekat di LIPI). Lakukan yang terbaik, hanya tahu bahwa hasilmu akan sangat baik, dan menyenangkan diri sendiri dan orang lain. Satu yang terpenting, jangan pernah menerka apa yang kamu akan dapatkan.
Inilah awal ekspresi indah dari seorang Ayu, anak penjual jamu dari desa Tawangsari, tak pernah menyangka dan hanya berdoa serta usaha terbaiklah yang selama ini dilakukan. Serta dibalik semua itu ada keyakinan bahwa “Allah akan mendengar setiap doa hambanya, dan akan terangkai dengan sangat indah untuk mencapainya, dan selalu meyakini bahwa setiap kesempatan dan sukses yang menghampiri adalah karena doa yang diijabah oleh Nya”.