Gula Singkong: Solusi Manis untuk Penderita Diabetes

Gula singkong merupakan pemanis cair yang diperoleh dari umbi singkong. Diketahui bahwa singkong memiliki indeks glikemik sebesar 46 yang termasuk rendah, sehingga gula singkong tidak akan memicu kenaikan kadar gula darah dalam waktu singkat

blank

Penyakit diabetes merupakan sebuah kondisi medis yang terjadi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah seseorang menjadi sangat tinggi. Glukosa merupakan bentuk karbohidrat monosakarida, dan sumber energi utama dalam tubuh dan berasal dari makanan. Setelah proses pencernaan karbohidrat, glukosa akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Glukosa yang dihasilkan akan digunakan untuk memproduksi ATP (adenosine trifosfat) atau energi, dan sebagian disimpan dalam bentuk glikogen pada sel hati dan otot rangka.

Keberadaan glukosa dalam darah dapat menurun dan meningkat tergantung dari jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam mengatur kadar glukosa darah, tubuh membutuhkan hormon insulin dan glukagon yang diproduksi oleh pankreas. Hormon insulin berperan dalam menurunkan kadar gula darah, sedangkan glukagon akan meningkatkan kadar gula darah jika turun terlalu rendah.

Diabetes terjadi akibat pankres yang tidak mampu memproduksi insulin sehingga kadar glukosa dalam darah terus meningkat. Selain itu, terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat kurangnya hormon insulin. Diabetes dikenal juga sebagai kencing manis, karena gejalanya ditandai dengan urin yang dihasilkan mengandung gula. Diabetes umumnya dialami oleh para lansia. Namun, pada masa kini anak, remaja, dan dewasa awal sudah mengalami gejala bahkan menderita diabetes. Penyebab utama dan jenis diabetes yaitu;

  • Tipe I: disebabkan akibat kerusakan pada sel-sel beta pankreas yang menghasilkan insulin. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel beta pankreas. Selain itu, dipengaruhi oleh faktor usia, dan genetik.
  • Tipe II: disebabkan akibat kerusakan pada sel beta pankreas dan resistensi insulin, dimana tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Faktor utama penyebab diabetes tipe II adalah obesitas, genetik, dan gaya hidup yang tidak sehat serta.

Generasi muda suka jajan minuman manis

blank

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis data yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus anak penderita diabetes sebesar 70 kali lipat pada Januari 2023 dibanding 2010. Hal ini diperkuat dari data Direktur Umum BPJS Ali Ghufron Mukti mengatakan bahwa terjadi peningkatan pasien anak penderita diabetes sekitar 1000 kasus pada akhir 2022 dibandingkan 2018. Selain itu, penderita diabetes juga telah dialami oleh usia dewasa awal. Kasus diabetes ini disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Masa kini banyak produk makanan dan minuman viral yang mudah diperoleh, rasanya nikmat, dan harga yang terjangkau. Sehingga berbagai kalangan masyarakat tentunya tergiur untuk mencobanya dan menjadi ketagihan. Masyarakat yang tergiur, tidak membaca dan mencari tahu kandungan nutrisi di dalamnya. Diperparah dengan kurangnya aktivitas olahraga, sehingga memicu kondisi pada kerusakan metabolisme tubuh dan penurunan produksi hormon insulin.

Baca juga: Pengobatan Diabetes dengan Musik: Terobosan Baru dalam Pengobatan yang Revolusioner (warstek.com)

Lalu bagaimana jika sudah menderita diabetes?

blank

Penderita diabetes perlu menghindari beberapa makanan dan minuman berikut, agar menjaga kadar gula darah;

  • Minuman bersoda
  • Minuman dengan pemanis berlebih maupun buatan
  • Makanan dan minuman kemasan
  • Makanan yang mengandung lemak trans
  • Makanan cepat saji (junk food)
  • Sereal dan kue kering
  • Saus dan dressing
  • Makanan dengan serat rendah seperti; roti putih dan nasi
  • Jus buah kemasan

Perlu diketahui bahwa, tubuh tetap memerlukan glukosa, karena glikogen (cadangan karbohidrat tubuh) tidak dapat digunakan secara terus menerus dan metabolisme tidak dapat berjalan. Solusi yang tepat adalah mengganti sumber karbohirat dengan kandungan glikemik rendah dan disertai dengan serat yang tinggi.

blank

Indeks glikemik (IG) adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan, singkatnya seberapa cepat makanan meningkatkan kadar glukosa darah. Makanan dengan IG yang lebih rendah cenderung memiliki efek yang lebih lambat dan lebih stabil pada kadar gula darah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.

Gula Singkong; Gulanya Penderita Diabetes

Gula singkong merupakan pemanis cair yang diperoleh dari umbi singkong. Diketahui bahwa singkong memiliki indeks glikemik sebesar 46 yang termasuk rendah, sehingga gula singkong tidak akan memicu kenaikan kadar gula darah dalam waktu singkat. Gula singkong sangat disarankan untuk penderita diabetes dibandingkan gula tebu dan gula jagung. Penggantian gula dengan gula singkong dalam jumlah yang wajar dapat membantu mengurangi asupan gula tambahan yang tidak diinginkan. Singkong mengandung serat, yang dapat membantu mengendalikan penyerapan glukosa dari makanan ke dalam darah. Serat membantu menjaga kadar glukosa darah tetap stabil dan dapat memberikan perasaan kenyang lebih lama, sehingga membantu mengendalikan nafsu makan.

blank

Gula singkong dibuat dengan teknologi enzimatis. Prosesnya terdiri dari dua tahap yaitu likuifikasi dan sakarifikasi yang melibatkan enzim. Likuifikasi merupakan pemecah pati menjadi dekstrin dengan bantuan enzim alfa-amilase. Sakarifikasi berupa penguraian dekstrin menjadi glukosa dengan enzim amiloglukosidase. Larutkan tepung singkong dicampur dengan air (1:3) dan ditambahkan enzim secara berkala. Proses likuifikasi dan sakarifikasi dilakukan sambil diaduk dan dipanaskan <100oC. Proses sakarifikasi dihentikan dengan pemberian arang aktif, yang berguna untuk mengikat, mengumpulkan, dan mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam gula cair. Selain itu, arang aktif juga berfungsi dalam menghentikan aktivitas enzim. Gula cair kemudian disaring menggunakan tabung resin penukar ion. Tahap penyaringan ini dilakukan sebanyak tiga kali; 1) melalui resin kation, 2) resin anion dan 3) resin campuran anion dan kation. Tujuannya untuk mengikat dan memisahkan garam pengotor yang ada pada gula cair. Terakhir dilakukan pemekatan dengan cara pemanasan atau evaporasi pada suhu 50-60oC, sehingga diperoleh gula singkong cair.

Diet Gula; bukan untuk penderita tapi buat kesehatan kita semua

Kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman dengan tinggi gula dapat meningkatkan risiko diabetes tipe II. Pola makan tinggi gula dikaitkan dengan peningkatan kadar gula darah tinggi dan resistensi insulin. Mengurangi asupan gula merupakan cara yang paling tepat untuk mengurangi kadar gula darah meski dalam waktu singkat.

Diet gula bukan berarti tidak mengkonsumsi gula sama sekali. Diet gula merupakan pola makan dengan cara mengurangi asupan gula. Saat melakukan pola makan ini, asupan jenis dan jumlah gula sangat dibatasi. Tujuannya mengendalikan kadar gula darah, menjaga berat bedan yang sehat, hingga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Referensi

BBC News., 2023, Kasus diabetes anak meningkat ‘sangat mengkhawatirkan’, imbas makanan-minuman manis ‘mudah dijangkau’ – ‘regulasi belum cukup melindungi,’ kata peneliti, Diakses pada 21-09-2023 melalui: https://www.bbc.com/indonesia/articles/clj6rene4y7o

Kemenkes RI., 2022, Apa yang dimaksud dengan Penyakit Diabetes Melitus, Diakses pada 20-09-2023 melalui: https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus

Sumbono, A., 2016, Biokimia Pangan Dasar, Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Trubus., 2012, Singkong Berubah Gula, Depok: PT Trubus Swadaya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *