Pada era modern ini, permasalahan lingkungan telah menjadi fokus utama bagi para ilmuwan. Salah satu tantangan besar yang sedang menjadi fokus saat ini adalah mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara akibat industri transportasi, termasuk penerbangan komersial. Terbaru, tedapat sebuah penemuan revolusioner yang dapat mengubah limbah pertanian menjadi bahan bakar jet ramah lingkungan.
Ilmuwan dari Washington State University (WSU) di Amerika Serikat berhasil menemukan bahan bakar jet yang ramah lingkungan. Bahan bakar ini berasal dari lignin, komponen utama dalam tanaman seperti bonggol jagung, daun, dan limbah pertanian lainnya. Mengutip berita dari detik.com, Profesor Bin Yang dari Departemen Teknik Sistem Biologi WSU menyatakan bahwa pencapaian ini membawa teknologi selangkah lebih dekat menuju penerbangan komersial yang lebih ramah lingkungan.
- Proses Pembuatan Bahan Bakar Jet Ramah Lingkungan
- Potensi Bahan Bakar Jet Berbasis Lignin
- Potensi Menuju Komersialisasi
- Inovasi untuk Aktivitas Penerbangan Ramah Lingkungan
- Konsep Keberlanjutan Bahan Bakar Penerbangan
- Tantangan dalam Penerapan
- Opsi Bahan Bakar Berkelanjutan
- Manfaat Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan
- Peran Kebijakan dalam Penerapan Bahan Bakar Berkelanjutan
- Penerapan Bahan Bakar Jet Ramah Lingkungan
- Referensi
Proses Pembuatan Bahan Bakar Jet Ramah Lingkungan
Tim peneliti mengembangkan proses yang disebut “depolimerisasi dan hidrodeoksigenasi simultan”. Proses ini melibatkan pelepasan oksigen dari polimer lignin untuk menghasilkan bahan bakar jet. Penelitian ini memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Richland, Washington,. Konsep ini menjanjikan pengurangan jejak karbon dari penerbangan komersial dengan memanfaatkan limbah pertanian yang sebelumnya dianggap sulit untuk diproses.
Lignin dari tongkol jagung, yang juga mendapat julukan sebagai “lignin teknis”, menjadi objek dalam penelitian ini. Bentuk lignin ini relatif murah dan minim proses, daripada ekstraksi bio-oil lignin. Josh Heyne, anggota tim peneliti dan wakil direktur Washington State University-Pacific Northwest National Laboratory (WSU-PNNL) Bioproducts Institute, menambahkan bahwa bahan bakar jet berbasis lignin melengkapi teknologi yang sudah ada dengan meningkatkan kepadatan campuran bahan bakar. Ini artinya, bahan bakar tersebut dapat bermanfaat bagi semua mesin, infrastruktur, dan pesawat yang ada, seperti bahan bakar fosil selama ini.
Potensi Bahan Bakar Jet Berbasis Lignin
Bahan bakar jet berbasis lignin memiliki potensi besar dalam mengurangi dampak lingkungan. Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan bahan bakar dan produksi emisi polusinya, bahan bakar dari lignin ini berpotensi lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil. Lignin memiliki kepadatan yang tinggi dan sifat yang membuatnya dapat menggantikan bahan bakar jet fosil. Penemuan bahan bakar ini dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca akibat aktivitas penerbangan.
Potensi Menuju Komersialisasi
Mengutip penyataan Josh Heyne dari detik.com, ia menekankan bahwa perusahaan penerbangan berusaha menghasilkan 100% bahan bakar penerbangan terbarukan. Usaha ini mendapat dukungan tim peneliti yang sedang berupaya menyempurnakan proses produksi bahan bakar ramah lingkungan demi efisiensi yang lebih baik dan pengurangan biaya. Penelitian terus dilakukan untuk menciptakan teknologi yang efektif dan relevan secara komersial untuk komponen campuran komplementer yang dapat mencapai target drop-in 100%. Artinya, bahan bakar tersebut dapat langsung digunakan oleh semua infrastruktur transportasi udara tanpa modifikasi tambahan.
Inovasi untuk Aktivitas Penerbangan Ramah Lingkungan
Penemuan bahan bakar jet berbasis lignin merupakan langkah signifikan dalam upaya mengurangi dampak lingkungan pada aktivitas penerbangan. Dengan memanfaatkan limbah pertanian yang sebelumnya dianggap tidak bernilai ekonomis, para ilmuwan telah menemukan alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk bahan bakar penerbangan. Inovasi ini tidak hanya berkontribusi pada reduksi emisi gas rumah kaca tapi juga menawarkan solusi praktis untuk industri transportasi udara. Melalui proses depolimerisasi dan hidrodeoksigenasi simultan, tim peneliti telah membuktikan bahwa limbah pertanian bermanfaat menjadi energi yang berguna. Penemuan ini menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk terus mencari solusi-solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global.
Konsep Keberlanjutan Bahan Bakar Penerbangan
Bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuels – SAF) terus menjadi sorotan utama dalam upaya mengurangi dampak lingkungan dari industri penerbangan. Dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon, SAF menawarkan alternatif yang menjanjikan untuk bahan bakar jet konvensional. Artikel ilmiah oleh Wolfgang Grimme membahas tentang tantangan, opsi, dan alternatif yang terkait dengan pengenalan SAF.
Tantangan dalam Penerapan
Sumber: id.pinterest.com
Industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang sulit untuk didekarbonisasi, karena bahan bakarnya selama ini terdiri dari merupakan campuran hidrokarbon. Bahan bakar ini memiliki karakteristik optimal dalam hal performa dan densitas energi, namun juga menghasilkan emisi CO2 yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah bahwa banyak sumber energi alternatif, seperti baterai dan hidrogen, tidak memenuhi kebutuhan energi tinggi pesawat terbang saat ini. Oleh karena itu, SAF dianggap sebagai solusi jangka pendek hingga menengah yang paling realistis untuk mengurangi emisi karbon di sektor ini.
Opsi Bahan Bakar Berkelanjutan
SAF dapat berasal dari berbagai sumber biomassa dan proses konversi. Beberapa opsi yang umum meliputi:
- Biodiesel: Terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani, biodiesel dapat digunakan sebagai campuran dalam bahan bakar jet.
- Bahan Bakar Sintetis: Menggunakan proses kimia untuk mengubah gas atau biomassa menjadi bahan bakar cair yang dapat digunakan dalam pesawat.
- Power-to-Liquid (PtL): Menggunakan listrik terbarukan untuk menangkap CO2 dari atmosfer dan menghasilkan hidrogen hijau, yang kemudian melalui proses konversi menjadi bahan bakar cair.
Setiap metode memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon daripada bahan bakar fosil, meskipun efektivitasnya tergantung pada sumber bahan baku dan proses produksinya.
Manfaat Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan
Penggunaan SAF tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi CO2, tetapi juga dapat mengurangi efek non-CO2 dari penerbangan, seperti pembentukan jejak awan yang berkontribusi pada pemanasan global. Penggunaan SAF dengan kandungan aromatik rendah dapat meningkatkan kualitas udara lokal dan mengurangi dampak lingkungan secara keseluruhan.
Peran Kebijakan dalam Penerapan Bahan Bakar Berkelanjutan
Pemerintah di berbagai negara mulai menerapkan kebijakan untuk mendorong penggunaan SAF. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan permintaan SAF dan mendorong investasi dalam teknologi produksi. Namun, tantangan tetap ada terkait dengan biaya produksi yang lebih tinggi daripada produksi bahan bakar fosil.
Penerapan Bahan Bakar Jet Ramah Lingkungan
Penemuan bahan bakar jet dari lignin, mendukung upaya penerapan penerbangan berkelanjutan dan menawarkan harapan bagi industri ini untuk mencapai tujuan dekarbonisasi. Meskipun ada tantangan dalam hal biaya dan infrastruktur, pengembangan dan penerapan SAF dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon di sektor penerbangan. Kolaborasi antara pemerintah, industri penerbangan, dan peneliti sangat penting untuk mempercepat transisi menuju penggunaan SAF secara luas. Dengan komitmen yang kuat dan inovasi berkelanjutan, masa depan penerbangan yang lebih ramah lingkungan dapat tercapai.
Referensi
Muthmainnah, Hani. 2024. Ilmuwan Ubah Limbah Pertanian Ini Jadi Bahan Bakar Jet Ramah Lingkungan. Diakses pada 29 November 2024 dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7654337/ilmuwan-ubah-limbah-pertanian-ini-jadi-bahan-bakar-jet-ramah-lingku ngan
Grimme, Wolfgang, 2023. The Introduction of Sustainable Aviation Fuels—A Discussion of Challenges, Options and Alternatives. Diakses pada 29 November 2024 dari https://www.mdpi.com/2226-4310/10/3/218