Melatih Otot Finansial Melalui Literasi

Belajar literasi keuangan menggunakan virtual reality Tingkat literasi Indonesia menurut What Most Literate Nations, penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut […]

Belajar literasi keuangan menggunakan virtual reality

Tingkat literasi Indonesia menurut What Most Literate Nations, penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, diketahui bahwa Indonesia berada pada peringkat ke 61 minat membaca, di bawah Thailand dan Botswana. Padahal dari segi penilaian infrastruktur, sebagai pendukung kegiatan membaca Indonesia berada di atas negara-negara di Eropa.

Dilihat dari fasilitas literasi digitalnya, 60 juta penduduk di Indonesia memiliki gadget urutan ke-5 dunia terbanyak. Berdasar data diatas, maka literasi perlu dibangun karena tingkat literasi yang rendah akan berdampak besar pada kemajuan suatu bangsa.

Literasi berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Membaca bisa diartikan proses menterjemahkan lambang-lambang dan bahasa menjadi suatu pengertian rangkaian. Menulis sama halnya dengan mengungkapkan pemikiran dengan menuangkan lambang-lambang bahasa membentuk suatu pengertian (Fahri Abdullah memahami pengertian literasi tujuan dan jenis-jenisnya ruang guru: 2021)

Tahun 2012 UNESCO melansir data statistik yang menyebut indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya dari 1000 orang hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Menurut badan penelitian dan pengembangan Kemendikbud, kemampuan membaca anak usia 15 tahun di Indonesia hanya 37.6 dan itu membaca tanpa bisa mengungkap maknanya.

Seiring perkembangan zaman, literasi di Indonesia semakin populer dan menjadi gerakan, terutama bagi penggiat pendidikan baik formal maupun nonformal. Hal ini terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor:

Pertama, berpikir bahwa kemajuan dan masa depan bangsa adalah sesuatu yang sangat penting. Hal ini bisa dicapai jika masyarakat memiliki tingkat literasi yang tinggi. Kedua, adanya budaya literasi yang baik menunjukkan keunggulan individu masyarakat dan juga suatu bangsa. Ketiga, banyak komunitas yang peduli dan siap menumbuhkan tradisi dan budaya literasi.

 Literasi keuangan

Literasi keuangan merupakan jenis literasi dasar karena di dalamnya terdapat aktivitas membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi dengan sesama yang harus dimiliki oleh setiap orang.

Literasi keuangan juga termasuk literasi media, karena di dalamnya berisi kemampuan seseorang memahami berbagai bentuk media. Dapat menyerap Informasi yang disampaikan media secara baik, bisa memilah mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak serta mana yang bersumber dari data yang benar dantidak.

Literasi keuangan juga termasuk literasi teknologi, karena terdapat kemampuan untuk mengetahui sekaligus memahami hal-hal yang berhubungan dengan cara-cara menggunakan teknologi di bidang keuangan, misalnya memahami aplikasi keuangan.

Literasi keuangan juga termasuk jenis literasi perpustakaan, karena didalamnya terdapat kemampuan untuk memahami, membedakan karya yang berbentuk fiksi maupun nonfiksi terkait literasi keuangan. Termasuk cara mencari sumber literasi keuangan ketika membuat karya tulis ilmiah tentang keuangan.

Literasi keuangan juga termasuk literasi visual, karena didalamnya berhubungan dengan memahami lebih dalam untuk menginterpretasikan serta menangkap makna dari informasi keuangan yang berbentuk visual ataupun gambar. Literasi keuangan secara visual ada karena muncul pemikiran bahwa sebuah gambar dapat dibaca atau dipahami pesannya.

Menumbuhkan budaya literate di bidang keuangan

Untuk menjadi seorang yang literate dalam keuangan, maka kualitas pemahaman kita tentang literasi keuangan harus selalu ditingkatkan. Dengan menjadi individu yang melek keuangan maka kita akan menjadi pribadi yang tangguh di bidang keuangan.

Masalah keuangan merupakan hal pelik yang kerap menimpa siapa saja. Kesalahpengelolaan keuangan banyak terjadi karena kurang adanya perencanaan pengelolaan keuangan. Seseorang dapat mengalami kesulitan keuangan, bukan hanya karena rendahnya pendapatan.

Literasi keuangan (financial literacy) kian mendapatkan perhatian dibanyak negara. Hal ini semakin menyadarkan betapa pentingnya tingkat melek keuangan. Di beberapa negara, literasi keuangan bahkan sudah dicanangkan menjadi program nasional. Hasil riset secara umum menunjukkan bahwa masih terjadi tingkat literasi keuangan yang rendah di negara-negara maju dan terlebih lagi di negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini merupakan problem yang cukup serius mengingat literasi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi dan perilaku keuangan.

Permasalahannya Bagaimana kalau kita belum berjiwa literate di bidang keuangan,  ada beberapa tips untuk menjadi individu yang ingin maju di bidang keuangan antara lain:

  1. Mulailah belajar literasi keuangan dengan cara yang menyenangkan atau yang paling kamu sukai
  2. Jauhkan cara belajar literasi keuangan yang membuat kamu bosan, berkonsultasilah dengan ahlinya
  3. Prioritaskan materi literasi keuangan yang sedang kamu fokuskan agar kamu bisa memahami dengan mudah.

 Keluarga literat otot finansial meningkat

Peningkatan pemahaman literasi keuangan menjadi kebutuhan, sangat terasa di era pandemi Corona saat ini. Cerdas mengelola keuangan merupakan upaya menguatkan ketahanan ekonomi keluarga (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung: volume 7 No 2: 2020)

Keluarga merupakan tempat sosialisasi yang pertama dan utama bagi seorang. Memperkenalkan literasi keuangan sejak dini merupakan suatu keharusan agar terhindar dari kesalahan pengelolaan (miss-management) keuangan. Mampu mengelola keuangan pribadi adalah kuncinya. Hal ini bisa diawali dengan meningkatkan literasi keuangan, berdiskusi tentang keuangan keluarga dan melatih anak untuk bertanggung jawab mengelola keuangan sejak dini.

Literasi keuangan keluarga merupakan upaya menguatkan ketahanan ekonomi keluarga. Melibatkan orang tua dan anak sebagai financial Planner, dengan selalu mengedukasi diri mengenai bagaimana memenej keuangan rumah tangga yang baik dan belajar dari berbagai media serta mempraktikkannya. Pasti bisa!

Ditulis oleh ASRI RATNA SARI | GURU IPS SMP N 2 BANJARNEGARA | asri01ratnasari@gmail.com

3 thoughts on “Melatih Otot Finansial Melalui Literasi”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top