Oleh: Harmoko
Akhir-akhir ini isu berkaitan dengan pencemaran sering sekali menjadi berita utama, baik pencemaran tanah, udara dan air. Pencemaran merupakan masuknya zat asing di suatu tempat tertentu, baik tanah, udara dan air. Pencemaran ini biasanya banyak dilakukan akibat aktivitas manusia, baik skala kecil (rumah tangga) bahkan skala besar (industri). Pencemaran akan mudah dideteksi jika terlihat oleh indra manusia (mata dan hidung), namun ada juga pecemaran yang tidak atau belum dapat dideteksi dengan indra manusia. Hal ini dikarenakan jumlah/komposisi bahan pencemaran masih sedikit sehingga sulit untuk dideteksi oleh indra manusia. Salah satunya yaitu pencemaran air, baik sungai, danau ataupun laut. Yang perlu menjadi catatan bahwa air merupakan kebutuhan utama dari makhluk hidup di muka bumi. Siapa yang tidak perlu air? Tumbuhan, hewan bahkan manusiapun memerlukan air.
Lingkungan perairan terdiri dari komponen abiotik dan biotik yang saling berinteraksi melalui arus energi dan daur hara. Bila interaksi keduanya terganggu maka akan terjadi perubahan yang menyebabkan ekosistem perairan itu menjadi tidak seimbang. Sering kali kita melihat suatu perairan yang berwarna hijau atau lebih dikenal dengan istilah blooming. Blooming sendiri tidak serta merta terjadi, disanalah peran dari mikroalga yang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat akibat dari faktor abiotik. Faktor abiotik dapat berupa sisa-sisa pertanian (pupuk) ataupun bahan organik lainnya.
Gambar 1. Blooming Alga
Kegiatan pendeteksian pencemaran perairan dapat dilakukan dengan menggunakan paramater fisik atau kimia, namun parameter biologi lebih banyak dilakukan. Kondisi biota air lebih jelas dalam merepresentasikan perubahan kualitas air sungai, termasuk adanya pencemaran perairan, karena biota air tersebut berada di dalam lingkungan air sungai dalam kurun waktu yang lama. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan bantuan mikroalga yang dapat digunakan sebagai bioindikator kualitas perairan1).
Mikroalga adalah alga yang memiliki ukuran mikro dan bersifat fotoautotrof yang dapat hidup di perairan. Seperti halnya pada tumbuhan autotrof lainnya, mikroalga mempunyai kemampuan untuk tumbuh dengan semestinya dan berkembang biak di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti suhu dan cahaya yang sesuai, serta persediaan yang cukup akan oksigen, karbondioksida, dan unsur-unsur esensial. Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 spesies alga yang tumbuh dibumi, kebanyakan diantaranya merupakan tumbuhan laut.
Mikroalga sendiri banyak sekali jenisnya, berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan penulis, dalam suatu wilayah perairan ditemukan banyak mikroalga. Air terjun Wateravang berjumlah 15 spesies1), Sungai Kati sebanyak 47 spesies2), Danau Aur sebanyak 77 spesies3) dan Divisi Bacillariophta Danau Aur berjumlah 11 spesies4). Mikroalga ini telah lama digunakan oleh peneliti-peneliti baik dari luar maupun dalam negeri yang konsentrasi dibidang lingkungan untuk melihat pencemaran perairan.
Gambar 2. Micrasterias sp
Salah satu Divisi Chlorophyta yang sering ditemui saat dilakukan penelitian oleh penulis
Beberapa spesies mikroalga akan dominan ditemukan dibandingkan dengan spesies yang lain, dominansi dan banyaknya jumlah ini yang dapat digunakan sebagai analisis untuk melihat pencemaran di perairan. Misalnya saja, spesies Divisi Chlorophyta dapat mengindikasikan bahwa kemungkinan besar lingkungan perairan telah mengalami pencemaran kategori sedang dan Divisi ini dapat menjadi bioindikator dari lingkungan ekosistem air yang sedang mengalami stres. Divisi Bacillariophyta merupakan indikator biologi yang telah diketahui secara umum baik untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi pada suatu badan air. Selain itu juga dapat menggunakan rumus “indeks saprobitas” untuk menentukan kualitas pencemaran di perairan. Jadi sangaylah mudah dan akurat untuk mengecek pencemaran perairan dengan menggunakan mikroalga si kecil cabe rawit.
Mari kita jaga dan lestarikan apa yang telah Allah SWT berikan untuk manusia, perbaikan dapat dimulai dari kita masing-masing dengan menjaga lingkungan perairan. Salam Lestari..!!.
Referensi
- Harmoko, Eka, L & Solinda, M. Eksplorasi Mikroalga di Air Terjun Watervang Kota Lubuklinggau. Vol 8 No 1. Hal 75-82.
- Harmoko & Sepriyaningsih. Keanekaragaman Mikroalga di Sungai Kati Kota Lubuklinggau. Scripta Biologica. Vol 4 No 3. Hal 201-205.
- Harmoko & Yuni, K. Eksplorasi Jenis-jenis Mikroalga di Danau Aur Kabupaten Musi Rawas. Prosiding SEMNAS BIOETI KE-4 & KONGRES PTTI KE-12. September 2017. Hal 250-257.
- Harmoko & Yuni, K. Mikroalga Divisi Bacillariophyta yang Ditemukan di Danau Aur Kabupaten Musi Rawas. Bio.Universitas Andalas. Vol 6 No 1. Hal 30-35.
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.