Benarkah uang yang kita keluarkan untuk membeli susu dapat meningkatkan kesehatan kita? kesehatan tulang kita?
Oleh Abdul Halim – Penelitian terbaru yang dilakukan di Swedia (Oktober 2014) membuktikan bahwa meminum susu tidak selalu memperkuat tulang kita. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara minum susu dengan kekuatan tulang. Walaupun penyebab mengapa dan efeknya belum dapat dibuktikan, namun penemuan ini sudah cukup menjadi dasar agar kita tidak terlalu berlebihan dalam meminum susu. Faktanya, dua pertiga dari populasi manusia kekurangan enzim yang memecah laktosa dalam susu, sehingga menyebabkan beberapa masalah pencernaan. Walau demikian, sebagian besar dari masyarakat tetap meminum susu dengan harapan dapat memberikan manfaat untuk tulang mereka. Padahal negara dengan tingkat osteoporosis tertinggi seperti Amerika dan negara-negara Eropa lainnya justru merupakan negara-negara dengan tingkat konsumsi susu terbesar. Seharusnya jika susu dapat menguatkan tulang, maka tidak akan terjadi permasalahan osteoporosis di negara dengan tingkat konsumsi susu terbesar.
Untuk menjawab tentang teka-teki apakah susu benar-benar dapat menguatkan tulang, tim peneliti dari Swedia ini meneliti 61.433 orang perempuan dan 45.339 orang laki-laki antara 11 dan 20 tahun, mengamati pola konsumsi susu dan kesehatan tulang mereka. Hasil menunjukkan bahwa perempuan yang memiliki tingkat konsumsi susu yang lebih tinggi tidak memiliki hubungan terhadap bebasnya resiko kerusakan tulang. Perempuan yang minum lebih dari tiga gelas susu setiap hari ditemukan memiliki resiko kematian lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang minum kurang dari satu gelas. Pada laki-laki menunjukkan hasil yang serupa dengan hubungan antara konsumsi susu yang tinggi dan resiko kematian yang lebih tinggi dan lebih jelas.
Walaupun konsumsi susu yang berlebihan berdampak negatif terhadap kesehatan, produk-produk olahan susu seperti keju dan yogurt yang rendah laktosa memiliki resiko negatif yang lebih rendah terhadap kerusakan tulang dan kematian. Penelitian ini hanya menunjukkan pola konsumsi susu dengan peningkatan kesehatan, sehingga penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. “Karena konsumsi susu mungkin meningkat secara global dengan peningkatan ekonomi dan peningkatan konsumsi makanan yang bersumber dari hewan, korelasi antara susu dan kematian perlu didefinisikan sekarang” kata ketua tim peneliti Karl Michaëlsson.
Sumber
- Michaëlsson K, Wolk Alicja, Langenskiöld S, et al. Milk intake and risk of mortality and fractures in women and men: cohort studies. BMJ. 2014.
Menamatkan program ST dan MT di Jurusan Teknik Kimia ITS. Sedang menempuh PhD di University of Tsukuba. Meneliti pemanfaatan bio-nanomaterial untuk pengolahan limbah cair.