Transformasi Besar di Museum Nasional Menyongsong 2025

Museum Nasional Indonesia (MNI) segera mengambil langkah cepat untuk memperbarui dan menghidupkan kembali berbagai programnya setelah insiden kebakaran yang terjadi […]

museum nasional

Museum Nasional Indonesia (MNI) segera mengambil langkah cepat untuk memperbarui dan menghidupkan kembali berbagai programnya setelah insiden kebakaran yang terjadi tahun lalu. Proses revitalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi museum sebagai pusat pendidikan dan pelestarian budaya. MNI berencana untuk meluncurkan berbagai inisiatif baru yang akan dilaksanakan pada tahun 2025, sehingga museum ini dapat kembali beroperasi secara optimal dan menawarkan pengalaman yang lebih baik bagi pengunjung. Revitalisasi ini tidak hanya mencakup perbaikan fisik bangunan, tetapi juga pengembangan program-program edukatif dan pameran yang lebih menarik. Dengan langkah ini, MNI berharap dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dan memperkuat perannya sebagai lembaga yang penting dalam pelestarian warisan budaya Indonesia.

Selain menyelenggarakan dua pameran yang dapat dikunjungi hingga 31 Desember, yaitu Pameran Pasca Kebakaran dan Pameran Repatriasi, Museum Nasional Indonesia (MNI) juga telah merencanakan berbagai program lainnya yang akan berlangsung hingga tahun depan. Pameran Pasca Kebakaran bertujuan untuk memperlihatkan upaya pemulihan setelah insiden kebakaran, sementara Pameran Repatriasi menyoroti pengembalian artefak budaya yang penting ke Indonesia.

Dengan adanya program-program tambahan yang telah disusun, MNI berusaha untuk menawarkan lebih banyak pengalaman dan informasi kepada pengunjung. Ini mencakup kegiatan edukatif, diskusi, serta pameran yang memperlihatkan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia. Melalui upaya ini, MNI tidak hanya ingin memperbaiki kerusakan yang terjadi, tetapi juga memperkuat peranannya sebagai pusat budaya yang mendidik dan memberdayakan masyarakat.

Di Gedung A, Museum Nasional Indonesia (MNI) akan mengadakan tiga pameran tetap yang direncanakan berlangsung selama tiga tahun ke depan. Salah satu pameran tersebut adalah “Pameran Warga Dunia di Nusantara.” Pameran ini bertujuan untuk menampilkan berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia, dengan fokus pada interaksi dan hubungan antara berbagai budaya yang ada di nusantara.

Pameran ini akan menggali sejarah dan keberagaman masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan tradisi. Dengan menghadirkan artefak, foto, dan informasi interaktif, pengunjung diharapkan dapat memahami lebih dalam mengenai bagaimana warga dunia berkontribusi terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia. Melalui pameran ini, MNI tidak hanya ingin memperkaya pengetahuan masyarakat tentang sejarah dan kebudayaan lokal, tetapi juga mendorong rasa saling menghormati dan memahami antarbudaya yang berbeda.

Pada tahun 2025, Museum Nasional Indonesia (MNI) akan menyelenggarakan tiga pameran tetap di Gedung A. Pameran-pameran ini dirancang untuk berlangsung selama tiga tahun, sesuai dengan standar yang biasa diterapkan di museum. Namun, di tahun keempat, kemungkinan akan ada pembaruan atau penyegaran untuk menyegarkan konten pameran. Salah satu dari pameran tersebut adalah “Pameran Warga Dunia di Nusantara.”

Pameran ini memiliki tema yang menarik, karena akan menjelaskan sejarah Indonesia sebagai bagian dari wilayah yang lebih luas yang dikenal sebagai Nusantara. Sejarah ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki hubungan internasional yang sudah ada sejak zaman dahulu. Aprina Murwanti, Tenaga Ahli Tata Pamer dan Kurator MNI, menjelaskan dalam konferensi pers yang diadakan di Ruang Teater Museum Nasional Indonesia di Jakarta pada Jumat (11/10/2024) bahwa pameran ini bertujuan untuk menyoroti keberagaman budaya dan sejarah interaksi antara masyarakat lokal dan luar negeri yang telah membentuk identitas Indonesia saat ini. Melalui pameran ini, pengunjung diharapkan dapat lebih memahami peran Indonesia dalam konteks global dan kekayaan budayanya yang beragam.

“Kita tidak perlu mengadopsi cara-cara barat untuk menjadi bagian dari dunia internasional; yang terpenting adalah kita tetap menjadi diri kita sendiri. Ini adalah pesan utama yang ingin disampaikan melalui koleksi-koleksi yang ada di Museum Nasional Indonesia,” ungkap Aprina Murwanti. Selain itu, MNI juga akan menyelenggarakan pameran lainnya yang menonjolkan kekayaan adat dan budaya Indonesia, yaitu “Pameran Poros Adat dan Ilmu.” Pameran ini akan menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang menjadi identitas bangsa. Dalam pameran ini, akan dipresentasikan gagasan bahwa di Indonesia, adat atau tradisi dianggap sangat penting dan harus diutamakan, terutama sebelum ilmu pengetahuan. “

Di sini, kami menekankan bahwa dalam budaya Nusantara, penting untuk memiliki dan menghormati adat. Ini berbeda dengan pandangan di barat, di mana ilmu pengetahuan sering kali dianggap cukup tanpa memperhatikan nilai-nilai tradisional,” tambahnya. Pameran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kedua aspek ini—adat dan ilmu—berkolaborasi untuk membentuk karakter dan kepribadian masyarakat Indonesia. Dengan begitu, pengunjung dapat lebih menghargai warisan budaya yang kaya dan beragam yang dimiliki oleh bangsa ini.

Selain itu, meskipun Pameran Repatriasi akan dibuka dari 15 Oktober hingga 31 Desember 2024 sebagai bagian dari perayaan pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia, akan ada juga barang-barang repatriasi yang akan dipamerkan pada tahun berikutnya. Tidak hanya dipamerkan, tetapi dalam “Pameran Semesta Haya” yang direncanakan, benda-benda bersejarah tersebut akan diceritakan dengan lebih mendalam. “Pameran ini akan menggali tema-tema yang berkaitan dengan manusia, semesta, alam, serta hubungan antara ketiganya dalam konteks spiritual dan pengalaman spiritual,” jelas Aprina Murwanti.

Pameran ini penting karena bertujuan untuk menghasilkan tiga hasil utama:

  • ilmu pengetahuan (scholarly),
  • kenikmatan (enjoyment),
  • dan spiritualitas.

Melalui pendekatan ini, pengunjung diharapkan tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis tentang benda-benda yang dipamerkan, tetapi juga merasakan pengalaman emosional dan spiritual yang mendalam. Dengan demikian, pameran ini diharapkan dapat menciptakan koneksi yang lebih kuat antara pengunjung dan warisan budaya serta spiritualitas yang terkandung dalam koleksi museum.

Secara khusus, “Pameran Semesta Hayat” bertujuan untuk mengisahkan kembali sejarah melalui berbagai benda bersejarah dari zaman dahulu yang sebelumnya tidak pernah diceritakan secara mendalam. Aprina Murwanti menjelaskan bahwa dalam konteks budaya barat, sering kali artefak seperti arca hanya dikoleksi tanpa ada penjelasan mengenai fungsi atau makna di baliknya. “Sering kali kita melihat di barat, mereka mengoleksi arca, namun tidak menjelaskan dengan jelas untuk ritual apa arca tersebut digunakan atau makna apa yang terkandung di dalamnya,” katanya.

Dengan pameran ini, Museum Nasional Indonesia berupaya memberikan konteks dan pemahaman yang lebih dalam mengenai benda-benda tersebut, sehingga pengunjung dapat memahami tidak hanya bentuk fisik dari artefak, tetapi juga nilai-nilai budaya, spiritual, dan sejarah yang melekat padanya. Ini merupakan upaya untuk menggali kembali warisan budaya yang mungkin terlupakan, dan mengajak pengunjung untuk merenungkan bagaimana artefak-artefak ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang identitas dan sejarah bangsa. Melalui pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan memahami kekayaan budaya yang ada di Indonesia.

REFERENSI:

Tjahjopurnomo,R, dkk. 2011. Sejarah Permuseuman di Indonesia. Google Book. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=fFzDCgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA56&dq=Revitalisasi+Museum+Nasional:+Mewujudkan+Inovasi+dan+Kreativitas+dalam+Pengelolaan+Museum&ots=Xmudk8QmRY&sig=TkzO5rsfD33z31oJuNcMHA84VB8&redir_esc=y#v=onepage&q=Revitalisasi%20Museum%20Nasional%3A%20Mewujudkan%20Inovasi%20dan%20Kreativitas%20dalam%20Pengelolaan%20Museum&f=false

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top