Manusia dan Waktu
Menjadi manusia seringkali adalah tentang menjadi apa pada waktu kapan dan memiliki apa pada waktu sekian. Saat masih kecil kita diminta untuk memikirkan akan bersekolah dimana, kuliah dimana dan bekerja sebagai apa nantinya. Saat sudah bekerja, secara otomatis kita akan mulai memikirkan bagaimana memiliki rumah, mobil dan segera menikah. Saat sudah menikah dan ekonomi stabil pun kita akan mulai memikirkan bagaimana menghabiskan masa tua.
Seolah hidup manusia selalu dikejar waktu dan hanya tentang mempersiapkan hal-hal yang akan datang. Seolah pikiran manusia selalu tentang bagaimana mempertahankan hidup di masa yang belum tentu juga mereka bisa dapatkan. Melelahkan sekali rasanya.
Tapi jika kita amati hewan, mereka tidak begitu. Mereka hidup untuk hari ini. Bersantai, makan, minum, kawin tanpa ada beban memikirkan tentang hari esok. Mereka juga tidak pernah mengeluh mengenai makananan yang sama yang mereka makan setiap hari. Tidak juga bosan dengan hari-harinya yang hanya diisi oleh malas-malasan.
Kalau begitu, bukankah lebih menyenangkan menjadi hewan? Kita tidak perlu khawatir tentang hari esok yang sebenarnya juga masih belum pasti.
Tapi sayangnya kita adalah manusia, yang memiliki ritme hidup dan pola pikir yang jauh berbeda dari hewan. Ialah neokorteks, bagian terbesar otak manusia yang menjadi penyebabnya.
Pengertian dan Fungsi Neokorteks
Otak manusia adalah sebuah struktur yang sangat kompleks yang terdiri atas 3 bagian utama, yaitu otak kecil, otak besar dan batang otak. Dominasi terbesar penyusunnya adalah otak besar yang menempati lebih dari dua pertiga volume otak. Pada otak besar terdapat dua jenis jaringan saraf yang disebut materi putih dan materi abu-abu. Materi putih merupakan sel saraf yang ditutupi oleh mielin, yaitu sebuah protein lemak berwarna putih, sedangkan materi abu-abu adalah sel saraf yang tidak ditutupi oleh mielin. Materi putih terdapat pada bagian dalam otak besar dan bertanggung jawab terhadap proses transfer sinyal dari dan ke tiap-tiap bagian sistem saraf. Sementara materi abu-abu terdapat pada bagian luar otak besar yang disebut dengan korteks serebral.
Korteks serebral juga dimiliki oleh hewan. Perbedaannya adalah pada manusia dan juga mamalia, korteks serebral berevolusi menjadi neokorteks. Disebut neo karena merupakan bagian terbaru dari korteks serebral. Pada bagian neokorteks inilah terjadi fungsi berpikir yang menjadikan manusia sebagai manusia. Disanalah tempat terjadinya proses berpikir secara sadar, pusat kognitif manusia, memori dan pembelajaran.
Bagian-bagian otak (sumber : hellosehat.com)
Jika kita melihat anatomi otak manusia, maka neokorteks merupakan daerah lipatan-lipatan otak yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kanan dan kiri. Setiap bagiannya dibagi lagi menjadi 4 daerah yang disebut lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital dan lobus temporal. Pada 4 daerah inilah fungsi otak secara keluruhan terbagi-bagi. Seperti misalnya, fungsi penilaian, perencanaan, pengambilan keputusan, spontanitas merupakan tanggung jawab dari lobus frontal. Sementara fungsi sensorik seperti pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa dan sentuhan merupakan tanggung jawab dari lobus parietal. Kerusakan pada salah satu bagian otak akan merusak fungsi dari bagian otak tersebut.
Semakin banyak lipatan yang ada, maka semakin besar juga luas dari neokorteks yang dimiliki, sehingga semakin banyak juga sel saraf yang ada dan saling terhubung. Sel saraf atau neuron adalah materi yang bertanggung jawab terhadap tingkat intelegensi. Artinya, semakin banyak neuron yang dimiliki, maka semakin tinggi juga tingkat intelegensinya dan semakin kompleks sifat dan perilaku manusia tersebut. Pada manusia, 90% korteks serebral adalah neokorteks, dengan perbandingan neokorteks dan keseluruhan otak adalah 60:1. Sementara, otak simpanse berukuran sepertiganya otak manusia, dengan perbandingann neokorteks dan volume otak keseluruhan adalah 30:1. Itulah mengapa manusia berperilaku berbeda dan sangat kompleks dibandingkan dengan hewan. Karena walaupun mamalia seperti misalnya simpanse dan primata lain juga memiliki neokorteks, namun jumlahnya sangat jauh lebih kecil dibandingkan manusia.
Perbedaan ukuran otak manusia dan beberapa hewan (sumber : brainfacts.org)
Oleh karena itu, jika kita ingin hidup tanpa beban seperti hewan, hanya makan-tidur-bermalas-malasan dan enggan memikirkan hari esok yang tak pasti, maka rusak saja daerah neokorteks yang memiliki fungsi perencanaan, pengambilan keputusan dan berpikir. Dengan demikian, kita akan sama seperti hewan. Walau tentu saja pasti tidak akan semudah itu.
Referensi :
.
.
.