Pemulihan hutan dapat memberikan manfaat bagi manusia, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan membantu mengatasi perubahan iklim secara bersamaan, menurut penelitian baru.
Selama ini, pemulihan hutan sering dianggap sebagai sebuah “trade-off”—artinya seringkali hanya fokus pada satu tujuan tertentu, seperti menyerap karbon, melestarikan alam, atau mendukung mata pencaharian manusia.
Namun, studi baru dari Universities of Exeter dan Oxford menemukan bahwa rencana pemulihan yang hanya bertujuan pada satu hal biasanya tidak memberikan manfaat lain.
Sebaliknya, rencana pemulihan yang “terintegrasi” dapat memberikan lebih dari 80% manfaat di ketiga bidang tersebut secara bersamaan.
Studi ini juga menemukan bahwa kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pendekatan ini.
Para peneliti menggunakan kerangka kerja yang disebut Nature’s Contribution to People (NCP), yang menekankan hubungan holistik antara pemulihan hutan dan manfaat bagi umat manusia, termasuk keadilan sosial.
Mereka menerapkan kerangka ini di wilayah-wilayah besar di India, dengan meneliti manfaat regenerasi alami hutan asli di tempat-tempat yang cocok namun saat ini tidak berhutan.
Para peneliti menggunakan algoritma optimasi untuk membuat peta seluas 3,88 juta hektar area potensial untuk pemulihan hutan, dengan menghindari area seperti padang rumput dan lahan pertanian.
Hasilnya menunjukkan bahwa rencana pemulihan hutan yang terintegrasi (yang bertujuan pada beberapa tujuan) dapat memberikan rata-rata 83,3% manfaat mitigasi perubahan iklim NCP, 89,9% nilai keanekaragaman hayati NCP, dan 93,9% manfaat sosial NCP yang diberikan oleh rencana berfokus tunggal.
Menjelaskan mengapa hal ini terjadi, Dr. Gopalakrishna mengatakan: “Rencana terintegrasi menciptakan lanskap multifungsi, dengan konektivitas sehingga manusia dan hewan dapat berkembang.”
Temuan ini menunjukkan bahwa 38-41% orang yang terkena dampak oleh rencana spasial terintegrasi berasal dari kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi, lebih besar dari proporsi mereka dalam populasi India secara keseluruhan.
Rencana yang tim kembangkan memberikan pendekatan untuk merancang kebijakan konservasi, khususnya kegiatan pemulihan ekosistem.
Makalah ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dengan judul: “Optimizing Restoration: holistic spatial planning to deliver Nature’s Contributions to People with minimal tradeoffs and maximal equity.”
Referensi:
[1] https://news.exeter.ac.uk/faculty-of-environment-science-and-economy/forest-restoration-can-boost-people-nature-and-climate-simultaneously/, diakses pada 28 Agustus 2024
[2] Trisha Gopalakrishna, Piero Visconti, Guy Lomax, Esther Boere, Yadvinder Malhi, Parth Sarathi Roy, Pawan K. Joshi, Giacomo Fedele, Ping Yowargana. Optimizing restoration: A holistic spatial approach to deliver Nature’s Contributions to People with minimal tradeoffs and maximal equity. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2024; 121 (34) DOI: 10.1073/pnas.2402970121
Alumni S1 Kimia Universitas Negeri Makassar. Pengajar kimia, penulis di warstek.com.