Siapa yang pernah mendengar nama hewan ini pada pelajaran biologi? Platipus (Ornithorhynchus anatinus), merupakan salah satu spesies mamalia monotremata yang paling unik, terkenal karena kemampuannya bertelur meskipun tergolong mamalia. Terdapat penelitian yang menggunakan whole-genome sequencing (WGS), memberikan wawasan baru tentang struktur populasi dan sejarah evolusi platipus. Penelitian ini melibatkan analisis genom 57 individu yang berasal dari berbagai wilayah di Australia Timur dan Tasmania, yang memberikan pandangan mendalam tentang dinamika populasi mereka.
Sejarah Evolusi Platipus
Penelitian fosil menunjukkan bahwa platipus modern merupakan hasil evolusi panjang yang dimulai sejak era Paleosen, yakni sekitar 60 juta tahun yang lalu. Catatan fosil menunjukkan bahwa kerabat platipus pernah ditemukan di Amerika Selatan, menunjukkan penyebaran yang lebih luas pada masa lalu. Namun, keragaman spesiesnya telah menurun secara signifikan, dengan hanya satu spesies yang tersisa saat ini.
Biologi dan Adaptasi Unik
Platipus memiliki berbagai adaptasi luar biasa yang memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan perairan. Hewan ini memiliki bulu kedap air, sistem sensor elektroreseptor pada paruhnya untuk mendeteksi mangsa, serta kemampuan menyelam hingga 140 detik untuk mencari makanan seperti invertebrata air. Platipus jantan memiliki spur beracun pada kaki belakang, yang bermanfaat terutama dalam pertempuran selama musim kawin.

Sumber: Bino, et al. 2019. The platypus: evolutionary history, biology, and an uncertain future. Journal of Mammalogy, Volume 100, Issue 2, Pages 308–327.
Dalam hal reproduksi, platipus betina bertelur dan mengerami telurnya di sarang yang terisolasi. Anakan yang baru menetas tidak berbulu dan sepenuhnya bergantung pada susu ibu yang kaya protein antimikroba.
Keberagaman Genetik dan Struktur Populasi
ATerdapat analisis yang menunjukkan bahwa platipus memiliki struktur populasi yang sangat kuat, dengan populasi yang terbagi sesuai lokasi geografisnya. Tidak ditemukan bukti adanya aliran gen baru-baru ini antar kelompok geografis. Populasi di Tasmania, misalnya, terpisah secara signifikan dari populasi di daratan Australia, dengan variasi genetik yang menunjukkan tingkat perbedaan yang tinggi. Variasi genetik juga terlihat di antara populasi di Queensland Utara dan New South Wales, menegaskan peran penghalang geografis dalam membentuk struktur populasi.
“Bottleneck” Pada Populasi Platipus dan Sejarah Demografis
Studi ini mengungkapkan adanya penurunan ukuran populasi efektif platipus di berbagai wilayah. Populasi di Queensland Utara mengalami “bottleneck‘ yang sangat parah sekitar 10.000 tahun lalu, yang konsisten dengan rendahnya keberagaman genetik yang terdeteksi. Sebaliknya, populasi di New South Wales memiliki ukuran populasi efektif yang relatif stabil hingga periode terakhir, mencerminkan kondisi habitat yang lebih stabil selama periode glasial.
Baca juga: https://warstek.com/spesies-antartika/
Dispersi dan Inbreeding
Berdasarkan analisis genomik, banyak individu yang ditemukan memiliki hubungan kekerabatan dekat, seperti saudara kandung atau sepupu tingkat dua hingga tiga, yang semuanya berasal dari lokasi yang sama. Hal ini menunjukkan tingkat dispersal yang terbatas di antara individu, terutama di sungai-sungai tertentu. Fenomena inbreeding juga berhasil diamati, terutama pada populasi di daerah dengan isolasi geografis tinggi seperti Carnarvon.
Pemisahan Populasi
Pemisahan antara populasi Tasmania dan daratan Australia diperkirakan terjadi lebih dari 1 juta tahun lalu. Populasi di Queensland Utara dan New South Wales juga menunjukkan sejarah populasi yang terpisah jauh sebelum itu. Meskipun demikian, ada bukti bahwa beberapa sungai di wilayah yang berdekatan mungkin pernah saling terhubung melalui migrasi darat atau perubahan iklim di masa lalu.
Implikasi Konservasi
Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting bagi upaya konservasi. Populasi dengan keragaman genetik platipus yang rendah, seperti di Carnarvon, memerlukan perhatian khusus karena mereka lebih rentan terhadap perubahan lingkungan dan ancaman lainnya. Ancaman yang dihadapi platipus termasuk perubahan iklim, hilangnya habitat, dan penyakit, yang semakin menekankan pentingnya langkah-langkah perlindungan yang bersifat proaktif. Struktur populasi platipus yang kompleks dan sejarahnya yang panjang menyoroti tantangan dalam melestarikan spesies ini, terutama di tengah ancaman lingkungan yang semakin meningkat.
Ancaman dan Status Konservasi
Meskipun platipus belum terdaftar sebagai spesies terancam di sebagian besar Australia, populasinya menghadapi ancaman serius. Aktivitas manusia seperti pengaturan aliran sungai, pembangunan bendungan, dan kerusakan habitat riparian menjadi penyebab utama penurunan populasi. Selain itu, perubahan iklim memperburuk kondisi ini dengan mengurangi habitat yang sesuai akibat kekeringan berkepanjangan dan peningkatan suhu.
IUCN telah mengklasifikasikan platipus sebagai kelompok “Near Threatened” pada tahun 2016. Namun, masih ada banyak kesenjangan dalam data mengenai distribusi populasi, tren populasi, dan dampak proses ancaman terhadap kelangsungan hidup spesies ini.
Langkah-Langkah Konservasi
Untuk melindungi platipus, perlu pendekatan holistik yang melibatkan pemantauan populasi, restorasi habitat, dan pengelolaan aliran sungai. Penggunaan teknologi seperti DNA lingkungan (eDNA) telah membantu mendeteksi keberadaan platipus tanpa mengganggu habitatnya. Selain itu, pendidikan masyarakat dan kebijakan perlindungan yang lebih ketat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan spesies ini.
Pada akhirnya, platipus menjadi salah satu warisan evolusi yang luar biasa dengan keunikan biologis yang tiada duanya. Namun, tanpa intervensi konservasi yang efektif, keberlangsungan spesies ini di alam liar mungkin terancam. Penelitian lebih lanjut dan upaya konservasi yang berkelanjutan sangat penting untuk melindungi mamalia bernilai unik ini dari kepunahan.
Referensi
Martin, et al. 2018. Insights into Platypus Population Structure and History from Whole-Genome Sequencing. Mol Biol Evol;35(5):1238-1252. doi: 10.1093/molbev/msy041. PMID: 29688544; PMCID: PMC5913675. Diakses pada 8 Januari 2025 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5913675/
Bino, et al. 2019. The platypus: evolutionary history, biology, and an uncertain future. Journal of Mammalogy, Volume 100, Issue 2, Pages 308–327. Diakses pada 8 Januari 2025 dari https://doi.org/10.1093/jmammal/gyz058