Penemuan planet merupakan salah satu pencapaian penting dalam bidang astronomi. Planet-planet ditemukan melalui berbagai metode observasi dan analisis data. Ada beberapa metode utama yang digunakan untuk menemukan planet di luar tata surya, termasuk metode transit, metode kecepatan radial, pencitraan langsung, dan lainnya.
Metode transit melibatkan pengamatan perubahan kecerahan bintang ketika planet melintasi cakrawala bintang tersebut. Metode kecepatan radial melibatkan pengamatan perubahan kecepatan radial bintang akibat gravitasi planet yang mengorbitnya. Sementara itu, pencitraan langsung melibatkan penggunaan teleskop untuk secara langsung mengamati planet di sekitar bintang-bintang terdekat.
Penemuan planet di luar tata surya telah menghasilkan pemahaman yang lebih dalam tentang keragaman sistem planet dan kondisi yang mungkin mendukung kehidupan di luar Bumi. Selain itu, penemuan-penemuan ini juga telah memicu penelitian lebih lanjut tentang asal-usul dan evolusi planet, serta memperluas pandangan kita tentang alam semesta.
Melalui kemajuan teknologi dan metode observasi yang terus berkembang, para ilmuwan astronomi telah menemukan sebuah planet baru yang menarik, dikenal sebagai ‘Super-Earth‘. Planet ini mengorbit di sekitar bintang katai merah dalam wilayah yang disebut sebagai zona layak huni, yang berarti bahwa terdapat kemungkinan adanya air di permukaan planet tersebut. Adanya air pada sebuah planet merupakan faktor kunci yang penting dalam mendukung keberadaan kehidupan.
Dengan ukurannya yang hanya 1,55 kali radius Bumi, ia memang terbilang kecil untuk tipe planet seperti itu. Tetapi yang menjadi ketertarikan para astronom dan ilmuwan adalah planet ini seperti saudara kandung dari Bumi yang kita tinggali saat ini.
Fenomena ini pertama kali diidentifikasi oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA dalam laporan yang berjudul ‘Would Represent the Smallest Habitable Zone Planet‘ yang dihimpun dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada 2023.
Suatu penemuan menarik juga terungkap oleh The Byte, yang dikutip detikINET pada Rabu (7/2/2024). Ada sebuah planet yang lebih besar yang disebut TOI-175b, yang mengorbit bintangnya dengan jarak sekitar 137 tahun cahaya dari Bumi. Hal yang menarik adalah planet ini memiliki orbit yang lebih pendek dibandingkan dengan planet-planet lainnya. Tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh peneliti pascadoktoral dari University of Birmingham, Georgina Dransfield, mencatat bahwa meskipun memiliki orbit pendek seperti biasanya yang dapat menyebabkan suhu yang sangat tinggi, sistem ini didominasi oleh bintang katai merah yang jauh lebih redup.
Sebuah tim ilmuwan telah menerbitkan penemuan menarik mereka berjudul “A 1.55 R Habitable-zone Planet Hosted by TOI-715, an M4 Star Near the Ecliptic South Pole” di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada bulan Januari tahun ini. Penemuan-penemuan ini masih perlu dikonfirmasi dan membutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum dapat dianggap pasti. NASA memberikan harapan bahwa Teleskop Luar Angkasa James Webb yang sensitif akan digunakan untuk mengonfirmasi keberadaan atmosfer pada salah satu planet penemuan tersebut dan bahkan mungkin menemukan fitur menarik seperti bisa saja memiliki kandungan air sehingga diklasifikasikan sebagai planet ‘Hycean‘. Sebelumnya, teleskop tersebut juga berhasil mengidentifikasi planet yang dikenal sebagai ‘Water World‘ atau K2-18b pada tahun lalu, yang memiliki atmosfer yang kaya akan hidrogen dan metana.
Referensi:
- Carroll, B. W., & Ostlie, D. A. 2007. An Introduction to Modern Astrophysics (2nd ed.). San Francisco: Pearson Addison-Wesley.
- Dransfield, Georgenia, dkk. 2024. A 1.55 R Habitable-zone Planet Hosted by TOI-715, an M4 Star Near the Ecliptic South Pole. Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, Volume 527
- Mayor, M., & Queloz, D. 2011. 50 New Exoplanets. Cambridge: Cambridge University Press.
- Pepe, F., et al. 2011. The HARPS search for southern extra-solar planets. XXXI. The M-dwarf sample. Astronomy & Astrophysics, 534, A58.
- Seager, S. 2010. Exoplanets. Tucson: University of Arizona Press.