Selat Hormuz: Jalur Sempit, Dampak Luas. Mengapa Dunia Panik Saat Iran Ancam Menutupnya?

Bayangkan sebuah selat laut yang lebarnya hanya sekitar 30 kilometer, namun setiap hari dilalui oleh seperlima minyak dunia. Itulah Selat Hormuz, salah satu titik paling vital dalam perdagangan energi global. Ketika Iran mengancam akan menutup selat ini sebagai bentuk perlawanan terhadap Amerika Serikat, dunia langsung gemetar.

Bayangkan sebuah selat laut yang lebarnya hanya sekitar 30 kilometer, namun setiap hari dilalui oleh seperlima minyak dunia. Itulah Selat Hormuz, salah satu titik paling vital dalam perdagangan energi global. Ketika Iran mengancam akan menutup selat ini sebagai bentuk perlawanan terhadap Amerika Serikat, dunia langsung gemetar.

Ancaman ini bukan sekadar retorika politik. Ini menyangkut rantai pasokan energi dunia, harga minyak global, dan bahkan potensi inflasi lintas negara. Mengapa satu selat kecil bisa menimbulkan kepanikan global? Jawabannya terletak pada paduan antara geografi strategis dan ketergantungan energi dunia.

Apa Itu Selat Hormuz?

Selat Hormuz adalah jalur sempit yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Diapit oleh Iran di utara dan Oman serta Uni Emirat Arab di selatan, lebar selat ini hanya sekitar 33 km di titik tersempit. Jalur navigasi yang aman bagi kapal hanya sekitar 3 km per arah.

Meski kecil, perannya besar. Selat Hormuz adalah satu-satunya jalan keluar laut bagi negara-negara penghasil minyak utama di Teluk seperti Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Setiap harinya, sekitar 17 juta barel minyak lebih dari 20% kebutuhan dunia melewati selat ini. Begitu juga sekitar sepertiga gas alam cair (LNG) global.

Mengapa Selat Ini Sangat Vital?

Ada beberapa alasan mengapa Selat Hormuz begitu penting dalam perdagangan energi:

  1. Tidak Ada Alternatif Setara. Jalur pipa darat seperti East-West Pipeline (Arab Saudi) atau jalur ke pelabuhan Fujairah (UEA) hanya mampu menangani sebagian kecil dari volume minyak yang biasa lewat Hormuz. Sisanya masih bergantung pada selat ini.
  2. Negara Besar Bergantung Padanya. China, India, Jepang, Korea Selatan, dan banyak negara lain bergantung pada minyak dan gas dari Teluk yang hanya bisa diangkut lewat Hormuz.
  3. Harga Energi Dunia Bergantung. Karena pasar energi bersifat global, jika pasokan dari satu titik terganggu, dampaknya dirasakan di seluruh dunia bahkan di negara yang tidak langsung membeli dari wilayah tersebut.

Apa yang Terjadi Jika Selat Ini Ditutup?

Penutupan Selat Hormuz bisa terjadi dalam berbagai bentuk: blokade militer langsung, gangguan keamanan, atau serangan terhadap kapal tanker. Apa pun bentuknya, efeknya sangat besar:

  1. Lonjakan Harga Minyak

Dengan gangguan terhadap 20% pasokan global, harga minyak bisa melonjak drastis. Beberapa prediksi memperkirakan harga bisa menembus USD 120–150 per barel. Artinya, harga bahan bakar dan listrik akan ikut naik di banyak negara.

  1. Disrupsi Rantai Pasok Global

Selain minyak dan gas, Selat Hormuz juga dilalui oleh kapal barang. Gangguan di sana bisa menyebabkan keterlambatan pengiriman, naiknya biaya logistik, dan krisis pasokan di berbagai sektor.

  1. Gejolak Ekonomi Dunia

Negara-negara pengimpor energi akan mengalami tekanan inflasi. Konsumen akan menghadapi harga barang yang lebih mahal, dan perusahaan harus membayar lebih untuk energi dan distribusi.

  1. Konflik Internasional

Ancaman terhadap Selat Hormuz bisa memicu reaksi militer dari negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, atau sekutu regional. Potensi konflik berskala besar tidak bisa diabaikan.

Apakah Iran Mampu Menutup Selat Hormuz?

Secara teknis, Iran tidak perlu menutup selat sepenuhnya. Cukup dengan mengganggu lalu lintas kapal, risiko meningkat. Beberapa cara yang mungkin dilakukan:

  • Menebar ranjau laut.
  • Meluncurkan rudal dari daratan pesisir ke kapal tanker.
  • Menggunakan kapal cepat dan drone untuk mengganggu pelayaran.
  • Mengancam keamanan kapal melalui penyitaan atau intimidasi.

Karena jalurnya sempit dan dekat dengan wilayah Iran, tindakan-tindakan ini bisa sangat efektif dalam menciptakan ketakutan dan memperlambat pergerakan kapal.

Apakah Iran Akan Benar-benar Melakukannya?

Banyak analis meyakini bahwa Iran lebih mungkin menggunakan ancaman ini sebagai tekanan diplomatik dibanding benar-benar melakukannya. Sebab:

  • Iran juga mengekspor minyak melalui Selat Hormuz.
  • Penutupan bisa merusak hubungan dagang dengan China dan Rusia, sekutunya.
  • Balasan militer dari Amerika Serikat atau sekutu bisa menghancurkan infrastruktur strategis Iran.

Walaupun Indonesia tidak langsung terlibat, dampaknya tetap terasa:

  • Harga BBM dan LPG bisa naik, karena Indonesia masih mengimpor sebagian besar energinya dari pasar internasional.
  • Biaya transportasi dan logistik naik, berpengaruh ke harga barang kebutuhan pokok.
  • Inflasi meningkat, dan tekanan terhadap APBN serta nilai tukar rupiah bisa membesar.

Kasus Selat Hormuz mengajarkan kita bahwa:

  1. Geografi strategis bisa lebih berbahaya dari senjata. Jalur kecil seperti selat ini bisa mengubah arah ekonomi dunia.
  2. Diversifikasi energi dan jalur distribusi sangat penting. Negara yang hanya bergantung pada satu rute atau satu sumber energi sangat rentan terhadap krisis.
  3. Ketahanan energi bukan hanya soal sumber, tapi juga soal diplomasi, militer, dan kesiapan menghadapi gejolak geopolitik.

Selat Hormuz mungkin terlihat kecil di peta dunia. Namun ia membawa beban besar bagi ekonomi global. Ancaman Iran untuk menutupnya bukan hanya isu regional, tetapi ujian nyata bagi sistem energi global yang saling bergantung.

Bagi Indonesia dan dunia, ini menjadi pengingat bahwa stabilitas energi bukan hanya soal cadangan minyak, tapi juga soal geopolitik, keamanan maritim, dan kerja sama internasional. Dunia modern tidak hanya membutuhkan energi, tetapi juga jalur aman untuk mendistribusikannya.

REFERENSI:

Lamb, Kate & Sabbagh, Dan. 2025. The strait of Hormuz: how could Iran close it and why does it matter to global trade?. The Guardian: https://www.theguardian.com/world/2025/jun/23/what-is-the-strait-of-hormuz-iran-threat-close-global-trade-oil-shipping diakses pada tanggal 27 Juni 2025.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top