Sebuah spesies kutu “eksotis” tiba di Ohio pada tahun 2021 dalam jumlah yang sangat banyak sehingga serangan kutu tersebut di sebuah peternakan setempat menyebabkan tiga ekor sapi mati karena kehabisan darah yang cukup parah. Hal ini dilaporkan oleh penelitian terbaru dalam Journal of Medical Entomology pada 8 Agustus 2023. Saat ini tim ilmuwan sedang melakukan penelitian yang difokuskan pada pemantauan dan pengelolaan hama kutu yang bernama kutu Asian longhorned ini.
Sejauh ini, kutu Asian longhorned belum dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan manusia. Kutu tersebut cenderung memilih hewan ternak besar dan satwa liar, seperti kambing, sapi, banteng, dan rusa. Hanya beberapa dari ratusan kutu di peternakan tersebut yang diuji untuk agen infeksi yang diuji positif untuk patogen, termasuk salah satunya adalah Anaplasma phagocytophilium yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Di peternakan lain, kutu ini membawa patogen lain yakni Theileria orientalis yang menyebabkan kasus theileriosis sapi dan telah dilaporkan di Ohio.
Para peneliti mengatakan bahwa kutu coklat kecil ini – seukuran biji wijen pada beberapa tahap hidup dan seukuran kacang ketika menghisap darah – sangat tahan terhadap kondisi lingkungan maupun pestisida. Survei menunjukkan bahwa kutu tersebut kembali ke peternakan yang sama pada musim panas berikutnya meskipun pestisida telah digunakan pada tahun 2021.
Menurut peneliti, kutu Asian longhorned menyebar ke hampir setiap bagian Ohio dan akan menjadi masalah pengelolaan jangka panjang. Berita baik tentang kutu ini adalah bahwa sebagian besar agen pengendalian kutu yang telah diidentifikasi ilmuwan dapat membunuh kutu-kutu tersebut. Namun, mengelolanya tidak mudah karena jumlah kutu tersebut yang banyak dan mudahnya kutu tersebut kembali.
Kutu Asian longhorned berasal dari Asia Timur dan pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat di New Jersey pada tahun 2017. Petani dari Ohio pada musim panas tahun itu melaporkan bahwa tiga dari 18 hewan ternak miliknya yang sangat banyak terinfestasi kutu, telah mati. Salah satunya adalah banteng jantan sehat, sekitar 5 tahun. Bayangkan saja jika banteng bisa tumbang karena kekurangan darah oleh kutu, bisa dibayangkan bahwa ada puluhan ribu kutu pada satu hewan. Tim ilmuwan mengumpulkan hampir 10.000 kutu dalam waktu sekitar 90 menit di peternakan tersebut, yang membuatnya berspekulasi bahwa ada lebih dari 1 juta kutu di padang rumput seluas sekitar 25 hektar tersebut.
Sebelum 2017, kutu Asian longhorned hanya ada di belahan bumi timur (Cina, Jepang, Uni Soviet, Korea, Australia, dan Selandia Baru). Proyeksi terbaru menunjukkan bahwa kutu ini memiliki potensi untuk menghuni sebagian besar Amerika Serikat bagian timur. Saat ini kutu Asian longhorned telah diidentifikasi di 17 negara bagian (termasuk Pennsylvania) dan telah ditemukan sejauh barat Missouri dan Arkansas. Di lingkungan, kutu Asian longhorned umumnya ditemukan di rumput dan daerah berhutan yang teduh hingga sinar matahari penuh.
“Senjata” utama kutu Asian longhorned adalah kemampuannya untuk berkembang biak secara aseksual, dengan setiap betina menghasilkan hingga 2.000 telur sekaligus – dan semua 2.000 anak betina itu mampu melakukan hal yang sama. Jadi populasi bisa terus bertambah dengan pertumbuhan eksponensial, tanpa batasan harus mencari pasangan. Dikarenakan kemampuannya untuk bersembunyi di vegetasi, kutu Asian longhorned juga bisa lolos dari pestisida yang hanya membunuh ketika kontak langsung dengan hama.
Ilmuwan menemukan pola bahwa lebih efektif untuk membasmi kutu-kutu tersebut pada awal musim ketika dewasa sebelum mereka bertelur, karena hal tersebut akan membatasi berapa banyak yang akan menetas dan berkembang biak dalam tahun-tahun berikutnya. Tapi karena berbagai alasan, ilmuwan memberi tahu peternak bahwa tidak bisa mengatasi serangan kutu Asian longhorned dengan menyemprotkan pestisida saja, melainkan dibutuhkan pendekatan terpadu.
Referensi:
- Eleftheriou, A., Beckett, J., Bai, N., & Pesapane, R. (2023). An established population of Asian longhorned ticks (Acari: Ixodidae) in Ohio, USA. Journal of Medical Entomology, 60(5), 1126-1130.
- Asian Longhorned Tick (pa.gov) diakses pada 4 Juli 2023.
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.
Semoga kutunya tidak sampai ke Indonesia ya. Harus bersatu padu ilmuwan dan pemerintah untuk membasmi kutu laknat ini.