Pengembangan Kemasan “Sugar Glass” Terbuat dari Virus untuk Mencegah Kontaminasi Produk Pangan

Kontaminasi pada makanan merupakan penyebab utama terjadinya foodborne illness. Foodborne illness adalah gangguan kesehatan/sakit  yang diakibatkan oleh konsumsi pangan yang telah terkontaminasi […]

blank

Kontaminasi pada makanan merupakan penyebab utama terjadinya foodborne illnessFoodborne illness adalah gangguan kesehatan/sakit  yang diakibatkan oleh konsumsi pangan yang telah terkontaminasi mikroba patogen/kuman atau bahan kimia berbahaya.  Foodborne illness dapat dikategorikan sebagai wabah apabila terjadi dua atau lebih penyakit yang sama pada orang yang berbeda karena mengkonsumsi makanan tertentu. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan foodborne illness adalah Listeria monocytogenes, Salmonella, dan Escherichia coli[1].

Salah satu bakteri penyebab foodborne illness yang banyak dibicarakan saat ini adalah Listeria. Kasus ini mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun 2002 sampai tahun 2011. Tahun 2002, foodborne illness terkait bakteri ini terjadi akibat mengonsumsi daging kalkun yang menyebabkan 46 orang menderita sakit dan 7 orang meninggal dunia. Tahun 2011, terjadi peningkatan kasus yang sama yang disebabkan oleh konsumsi buah blewah. Kasus ini menyebabkan 147 orang menderita sakit dan 33 orang meninggal dunia [1]. Baru-baru ini, kasus terkait Listeria kembali terjadi akibat mengonsumsi buah melon Australia yang ditengarai dapat memicu terjadinya infeksi otak. [2]

Baca juga “Bakteri Listeria Tidak Hanya ada di Rockmelon, Begini Cara Menghindarinya”

Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk menekan wabah foodborne illness. Salah satunya adalah dengan mengembangkan kemasan pangan (film) yang memiliki sifat antibakteri. Peneliti dari McMaster University baru-baru ini mengembangkan sebuah inovasi baru kemasan pangan yang berbentuk film “sugar glass” untuk mencegah kontaminasi produk pangan. Jenis kemasan ini diharapkan mampu memproteksi makanan dari bakteri penyebab foodborne illness seperi Listeria, E.coli, Salmonella, dan bakteri patogen lainnya. [3]

Apa yang berbeda dari film ini dibandingkan dengan film-film lainnya?

Film yang dikembangkan memiliki sifat antibakteri yang berasal dari material yang unik, yaitu virus bacteriophage atau disebut phage saja. Bacteriophage merupakan virus yang dapat menginfeksi, bereplikasi dan membunuh bakteri[4]Phage ini memiliki karakteristik bakteri target yang spesifik pada spesies/strain tertentu. [5] Secara alamiah, virus ini bisa ditemukan pada buah dan sayuran. Bacteriophage sudah umum digunakan dalam bentuk spray untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan[3]

blank
Struktur Bacteriophage, virus yang dapat menginfeksi, bereplikasi dan membunuh bakteri

Kelemahan dari penggunaan bacteriophage sebagai sebagai antibakteri adalah kesulitan dalam mempertahankan stabilitas. Metode yang yang umum dilakukan untuk mempertahankan stabilitas tersebut adalah dengan freeze drying dan pembekuan di dalam cairan nitrogen. Hasil dari perlakukan ini ternyata masih tidak bisa menjaga stabilitas bacteriophage dalam waktu yang lama, sehingga dicari alternatif metode lain yaitu dengan mengenkapsulasi bacteriophage di dalam “sugar glass” yang terdiri dari campuran pullulan dan trehalose [5].

Percobaan pembuatan film “sugar glass” bacteriopahge yang dilakukan oleh Leung et al. (2017) menunjukkan hasil yang positif. Enkapsulasi bacteriophage di dalam pullulan dan trehalose mampu mempertahankan stabilitas bacteriophage sampai jangka waktu 3 bulan ketika disimpan pada kondisi ruang. Film “sugar glass” yang dihasilkan memiliki sifat water-soluble dan biocompatible. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat film ini juga  dikategorikan sebagai food grade dan sudah disetujui oleh FDA. [5]

Bacteriophage adalah virus yang dapat menginfeksi, bereplikasi, dan membunuh bakteri.

Melihat hasil yang positif dari penelitian ini, film “sugar glass” bacteriophage sangat potensial diaplikasikan untuk mengontrol infeksi bakteri dan dekontaminasi pada produk pangan seperti keju dan madu. Hal ini disebabkan karena kualitas keju dipengaruhi oleh keberadaan bakteri tertentu[5]. Dengan penggunaan bacteriophage yang membunuh bakteri spesifik, maka proses dekontaminasi dapat dilakukan tanpa mempengaruhi kualitas dari produk itu sendiri. Selain digunakan sebagai kemasan pangan, film ini juga dapat digunakan sebagai lapisan pada permukaan yang kontak dengan pangan selama proses penanganan dan pengolahan untuk mencegah terjadinya kontaminasi[5].

Bagaimana apakah sahabat warstek mau mengkonsumsi makanan yang dikemas oleh virus?

REFERENSI

[1] Marcin J. 2017. Worst foddborne illness outbreaks in recent U.S History. Medical Review. www.healthline.com

[2] Kania D, Bakteri Listeria pada melon Australia picu infeksi otak. https://lifestyle.okezone.com. 8 Maret 2018 ( 13 April 2018).

[3] Antimicrobial ‘sugar-glass’ film protects food from contamination. IFTNEXT Newsletter. www.ift.org (13 April 2018).

[4] Anany H, Brovko L, El Dougdoug NK, Sohar J, Fenn H, Alasiri N, Jabrane T, Mangin P, Ali MM, Kannan B, Filipe CDM, Griggiths MW. 2017. Print to detect: a rapid and ultrasensitive phage-based dipstick assay for foodborne pathogens. Anal Bioanal Chem.

[5] Leung V, Szewczyk A, Chau J, Hosseindoust Z, Groves L, Hawsawi H, Anany H, Griffithd MW, Ali MM, Filipe CDM. Long-ter, preservation of bacteriophage antimicrobials using sugar glasses. ACS Biomaterials Sci. Eng.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *