Tawon pembunuh asal Asia, yang pernah menjadi ancaman serius di beberapa wilayah Amerika Serikat, kini telah berhasil diberantas. Serangga tersebut memiliki nama ilmiah Vespa mandarinia dan dikenal luas dengan sebutan tawon raksasa utara karena ukurannya yang besar dan penampilannya yang menakutkan.
Tawon ini pertama kali ditemukan di negara bagian Washington sekitar lima tahun lalu. Kemunculannya segera menimbulkan kekhawatiran besar, baik di kalangan ilmuwan maupun masyarakat umum. Kekhawatiran ini beralasan, mengingat tawon raksasa ini bukan hanya mampu mengancam ekosistem lokal tetapi juga berdampak pada kehidupan manusia dan pertanian.
Sebagai spesies invasif—yaitu spesies yang bukan berasal dari ekosistem setempat—tawon ini dapat mengganggu keseimbangan alam. Salah satu ancaman utamanya adalah kemampuannya memangsa lebah madu, yang memiliki peran penting dalam penyerbukan tanaman. Tanpa lebah, pertanian yang bergantung pada serangga ini, seperti perkebunan apel, cherry, dan blueberry, dapat mengalami kerugian besar. Selain itu, sengatan tawon ini sangat menyakitkan bagi manusia, dan dalam kasus tertentu bahkan dapat berakibat fatal.
Keberhasilan pemberantasan tawon raksasa di Amerika Serikat menjadi tonggak penting dalam melindungi ekosistem lokal dan mencegah dampak jangka panjang yang lebih buruk. Namun, para ahli tetap waspada terhadap kemungkinan kembalinya spesies ini di masa depan.

Baru-baru ini, Departemen Pertanian Negara Bagian Washington mengumumkan bahwa tawon pembunuh ini tidak terdeteksi lagi selama tiga tahun terakhir, menunjukkan keberhasilan upaya pemberantasan. Kehadiran spesies asing ini sempat memicu kepanikan karena dampaknya yang berpotensi merusak ekosistem dan pertanian lokal.
Ilmuwan sangat khawatir karena tawon raksasa ini memangsa lebah madu, yang memainkan peran penting dalam penyerbukan tanaman seperti apel, cherry, dan blueberry. Para petani sangat bergantung pada lebah madu untuk menjaga hasil panen tetap produktif. Selain itu, sengatan tawon ini tidak hanya menyakitkan tetapi juga berbahaya bagi manusia, terutama jika terjadi dalam jumlah besar atau pada individu yang alergi.
Sebagai spesies invasif, tawon raksasa memiliki kemampuan untuk mengganggu keseimbangan ekologi lokal secara permanen, memperburuk kondisi lingkungan yang sudah ada. Dengan berhasilnya upaya pemberantasan ini, Amerika Serikat tidak hanya melindungi ekosistem lokal dan populasi lebah madu, tetapi juga mengamankan sektor pertanian yang sangat bergantung pada serangga penyerbuk ini. Keberhasilan ini menjadi contoh penting bagaimana tindakan cepat dan terkoordinasi dapat mencegah dampak jangka panjang dari spesies invasif.
Sarang tawon pembunuh pertama di Amerika Serikat berhasil dimusnahkan pada tahun 2020 melalui operasi yang cerdik. Para ilmuwan memasang pelacak pada salah satu tawon, dan ketika tawon tersebut kembali ke sarangnya, mereka mengikuti jejaknya hingga menemukan lokasi koloni. Seluruh sarang, beserta koloninya, kemudian dihancurkan. “Kami sangat bangga dengan kemenangan penting ini dalam perang melawan spesies invasif,” ujar Mark Davidson dari Departemen Pertanian AS.
Upaya pemberantasan berlanjut, dan pada tahun 2022, ilmuwan memasang sekitar 1.000 perangkap di berbagai lokasi di negara bagian Washington untuk mendeteksi keberadaan tawon pembunuh. Hasilnya, pada tahun 2023, satu sarang ditemukan dan segera dihancurkan. Sarang tersebut berisi hampir 1.500 tawon dalam berbagai tahap perkembangan, mulai dari larva hingga tawon dewasa.
Namun, ancaman dari tawon pembunuh ini belum sepenuhnya hilang. Para ahli memperingatkan bahwa spesies ini, atau jenis invasif lainnya, bisa kembali menyerbu wilayah Amerika Serikat di masa depan. Mereka pernah datang ke sini sebelumnya, dan ada kemungkinan mereka akan melakukannya lagi.
Meskipun serangan langsung terhadap manusia jarang terjadi, tawon berukuran hingga 5 cm ini dilaporkan menyebabkan kematian 50 hingga 75 orang setiap tahun, terutama di negara asalnya. Tawon pembunuh ini memiliki rahang kuat yang menyerupai sirip hiu berduri, yang digunakan untuk memenggal kepala lebah dan serangga lainnya. Mereka bahkan dapat menghancurkan seluruh sarang mangsanya dalam hitungan jam, menyebabkan kerusakan ekosistem yang signifikan.
Secara alami, tawon pembunuh biasanya ditemukan di negara-negara Asia seperti China, Jepang, Thailand, Korea Selatan, dan Vietnam. Di Amerika Utara, spesies ini hanya terdeteksi di negara bagian Washington, AS, dan Provinsi British Columbia, Kanada. Keberhasilan pemberantasan di Amerika Serikat menjadi langkah besar dalam melindungi ekosistem lokal, tetapi para ilmuwan tetap waspada terhadap kemungkinan invasi di masa depan.
Baca Juga: Hilang Sejak 1981, Lebah Terbesar di Dunia Ditemukan di Indonesia
Referensi:
Taylor, Benjamin A dkk. 2024. Population genomics of the invasive Northern Giant Hornet Vespa mandarinia in North America and across its native range. Scientific Reports 14 (1), 10803.