Ditulis oleh Ulfa Diya Atiqa
Virus Covid-19 masih menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Wabah ini sudah menghantaui miliaran penduduk bumi sejak kemunculannya lebih dari setahun yang lalu, tepatnya di penghujung tahun 2019 di kota Wuhan, China dan terus menyebar di seluruh dunia hingga saat ini.
Infeksi Coronavirus (Covid-19) secara global diketahui membawa ancaman serius tidak hanya terhadap derajat kesehatan masyarakat tetapi juga berdampak pada ketidakstabilan ekonomi suatu negara. Ketika menginfeksi virus ini akan dengan cepat menular ke individu lainnya terutama jika tidak menegakkan protokol kesehatan dengan baik, yaitu dengan menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas)
Sepanjang kemunculuan wabah Covid-19, sudah menjadi hal yang wajar tiap kali masuk ke area publik, seperti bandara, stasiun, terminal, mall / pusat perbelanjaan, hotel bahkan di pos-pos perbatasan wilayah, setiap orang harus di cek suhu tubuhnya untuk memastikan diri tidak sakit atau memiliki gejala Covid-19, sebab salah satu gejala Covid-19 adalah demam yang ditandai dengan suhu tubuh menunjukan angka 38 derajat celcius. Salah satu alat yang selalu dipakai dalam pengecekan adalah thermo gun atau thermometer tembak. Kini selain dari slogan 5M, thermo gun juga merupakan salah satu ikonik dari pandemi Covid-19.

Beredarnya rumor tentang thermo gun
Sudah menjadi rahasia umum bahwa media social seperti facebook, twitter, whatsapp (WA) maupun youtube menjadi media penyebaran informasi.
Dilansir dari laman nicheofficesolutions.co.uk salah seorang perawat yang berasal dari Australia menyampaikan kekhawatirannya melalui platform facebooknya, ia menuliskan thermometer dapat memancarkan radiasi sinar inframerah yang jika ditembakan ke bagian dahi dapat mempengaruhi fungsi kelenjar pineal di otak [2].
Pada pertengahan tahun 2020, juga beredar video pendek yang berisi potongan wawancara Helmy Yahya dengan ahli ekonomi Ichsanuddin Noorsy tentang klaim bahwa termometer tembak atau thermo gun bisa merusak struktur otak manusia beredar di YouTube. Noorsy lebih memilih jika di tembakan di tangan dibandingkan di dahi, katanya.. Hal tersebut membuat banyak masyarakat mempertanyakan efek buruk yang ditimbulkan thermo gun bagi kesehatan tubuh, bahkan beredar pesan berantai di media social whatsapp yang mempertanyakan tentang efektivitas dari thermo-gun bahkan menjadi perdebatan tentang keamanan thermometer tembak.

Namun, banyaknya rumor yang beredar radiasi thermo gun bisa mejadi penyeba kerusakan otak, benarkah demikian ?
Dilansir dari akun Youtube KHOU 11, Dr. Ammar Razzak dalam wancara terkait rumor thermo gun dapat merusak otak mengatakan :
“Oh, God, I don’t want people to listen to this. I want to make sure people, when they listened to this, they know that this is not true and people should not worry about things like that and not to avoid these temperature checks”.
“Thermo gun atau thermometer tembak tidak akan mempengaruhi kelenjar pineal atau bagian manapun di otak, sehingga kita bisa mengkalim bahwa pernyataan thermo gun dapat merusak otak itu salah”. Sambung Dr. Amar [3]
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan (DFA) AS. Penggunaan termometer tembak sebagai pengukuran suhu tubuh di tengah pandemi Covid-19 telah dinyatakan aman [4]
Beredarnya informasi terkait bahaya thermo-gun, spesialis penyakit dalam, dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH yang dilansir dari cek fakta www.liputan6.com juga mengatakan
“Thermo gun yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh yang ditembakan di kening aman digunakan dan telah lulus uji kesehatan”. Dokter Ari juga menambahkan “thermo-gun dilengkapi dengan sensor inframerah dan tidak memancarkan radiasi sinar X sehingga tidak berdampak pada system saraf dan otak manusia”
Penggunaan termometer tembak tanpa kontak fisik merupakan salah satu upaya mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Selain itu, termometer tembak mudah digunakan, dibersihkan, dan serta dapat mengukur suhu tubuh dengan cepat. Meski begitu, ditekankan bahwa orang yang menggunakan termometer ini harus secara ketat mengikuti pedoman cara penggunaan maupun rekomendasi dari pabrik, seperti jarak pengukuran yang benar.
13 Agustus 2020, salah seorang pengguna twitter pernah menuliskan sebuah cuitan “gue complain, ga mau diarahin ke tangan, gue pengennya ke jidat. Petugasnya nolak dan bilang bahaya karena ‘thermo gun’ ada sensornya” katanya..
See ? inilah bahayanya jika orang-orang menyebarkan informasi yang tidak berdasar yang mengatakan “thermo gun dapat merusak otak”
Ditengah situasi yang dirasakan cukup genting tidak sedikit informasi tentang virus Covid-19 yang tersebar melalui media sosial. Banyaknya berita hoax tentang Covid-19 dapat menimbulkan kesulitan di masyarakat dalam memilah informasi yang valid dan informasi yang tidak valid (hoax). Informasi yang mengatakan bahwa thermo gun dapat merusak otak hanyalah berita hoax. Faktanya, penggunaan thermo gun bekerja dengan menerima pancaran inframerah dari benda bukan memancarkan radiasi apalagi laser, sehingga aman digunakan. Jadi, anda tidak perlu panik berlebihan sekaligus menyebarkan informasi yang belum tentu benar mengenai virus Covid-19, ya.
Link Counter