Ditulis oleh Raditya Setiawan
Sebelum kita masuk ke pertanyaan yang ada pada judul artikel ini, mari kita masuk ke pertanyaan di bawah ini terlebih dahulu.
“Pernahkah kamu mendengar komponen utama dalam tulisan tangan?”
Jika belum pernah, mari kita lihat komponen utama dalam tulisan tangan dari buku berjudul Your Handwriting Can Change Your Life oleh Vimala Rodgers [6]. Dalam buku tersebut, ada sembilan belas komponen utama dalam tulisan tangan. Agar kamu penasaran atau tidak bosan, komponen utama dalam-tulisan tangan yang disajikan berikut ini hanya dibatasi hingga sepuluh komponen utama saja. Berikut sepuluh komponen utama dalam tulisan tangan yang dimaksud tersebut.
- Pilihan kertas dalam menulis tulisan tangan: polos? atau bergaris
- Posisi kertas dalam menulis tulisan tangan: potret atau lanskap?
- Margin atas-kiri-kanan-bawah kertas yang dipakai ketika menulis tulisan tangan: sempit? atau lebar
- Arah tulisan tangan: mendatar? menanjak ke atas? atau menurun ke bawah?
- Jarak antarkata: berdekatan? atau berjauhan?
- Arah akhir-goresan tulisan tangan: arah kiri? atau arah kanan?
- Ukuran tulisan tangan: besar? atau kecil
- Konektivitas antarhuruf dalam sebuah kata: saling terhubung? atau tidak saling terhubung
- Tekanan alat tulis terhadap kertas: besar? menengah? atau ringan?10.Alat tulis yang dipakai: pena? atau pensil?

Setiap komponen utama dalam tulisan tangan akan membawa kita pada arti tertentu; biasanya terkait dengan kepribadian atau karakter tertentu dari diri seseorang, contoh: jika arah akhir-goresan tulisan tanganmu ke arah kiri, itu berarti masa lalumu mewarnai masa kinimu [4]. Lebih lanjut mengenai arti tertentu itu, arti tertentu itu merupakan sebuah hasil analisis yang berbasis pada ilmu bernama grafologi dan akan digunakan, biasanya di kalangan orang Barat, sebagai informasi yang dibutuhkan oleh pihak tertentu, seperti HRD (Human Resource Development), polisi, dan psikolog [4].
Dalam rangka menyelidiki kebenaran hasil analisis tersebut, mari kita masuk ke pertanyaan yang ada pada judul artikel ini, yaitu:
“Benarkah tulisan tangan seseorang memiliki arti tertentu?”
Agar jawaban atas pertanyaan di atas berpegang pada dasar yang kuat, mari kita membaca hasil penelitian/referensi kredibel (dapat dipercaya) tentang validitas pengukuran pada grafologi terlebih dahulu (baca: derajat kesesuaian antara alat ukur dengan sesuatu yang ingin diukur, dalam hal ini berarti alat ukur yang dimaksud adalah grafologi/ilmu tentang tulisan tangan dan sesuatu yang ingin diukur adalah kepribadian atau karakter tertentu dari diri seseorang).
Berikut ini adalah dua hasil penelitian tentang validitas (agar sederhana, validitas pengukuran disebut validitas saja) pada grafologi ditambah dengan satu referensi kredibel tentang validitas grafologi dari The British Psychological Society.
- Korelasi antara the big five questionnaire dengan evaluasi berbasis grafologi tidak mengonfirmasi (membenarkan) kemampuan analisis tulisan tangan untuk mengukur the big five traits personality (lima indikator yang biasa digunakan dalam psikologi untuk menentukan kepribadian/karakter seseorang). Artinya, tidak ada bukti yang ditemukan untuk memvalidasi (sederhananya, sama seperti membenarkan) metode berbasis grafologi sebagai sebuah alat ukur untuk mengukur (baca: menyelidiki) kepribadian/karakter dari diri seseorang [2];
- Analisis terhadap tujuh belas hasil penelitian (dalam metode penelitian, analisis yang seperti itu disebut metaanalisis, yaitu analisis terhadap suatu hasil analisis, dan dalam hal ini adalah hasil analisis penelitian) seputar validitas grafologi memberitahu bahwa pada beberapa kasus, validitas grafologi mendekati nol [5].
- Tidak terlalu banyak bukti (tidak cukup bukti) tentang efektifitas analisis tulisan tangan atau validitas grafologi untuk personal assessment (semacam penilaian untuk menilai kepribadian/karakter diri seseorang) [1].
Ketiga dasar tentang validitas grafologi di atas selanjutnya dapat diperkuat oleh sebuah hasil penelitian tentang keberhasilan diagnosis kepribadian seseorang melalui tulisan tangan. Dalam hasil penelitian tersebut, salah satu kesimpulan yang diketahui adalah jika grafolog (ahli grafologi) berkolaborasi dengan psikolog (ahli psikologi; lulusan program studi psikologi) dan psikiater (lulusan program studi kedokteran), maka diagnosis kepribadian seseorang melalui tulisan tangan menjadi memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar daripada diagnosis kepribadian seseorang melalui tulisan tangan yang hanya dilakukan oleh grafolog saja [3]. Artinya, jika grafologi berdiri sendiri tanpa dikolaborasikan dengan psikologi dan ilmu psikiater, maka grafologi sebagai alat diagnosis kepribadian seseorang melalui tulisan tangan tidak dapat dikategorikan sebagai alat yang andal (KBBI: kurang dapat dipercaya) dalam mendiagnosis kepribadian seseorang melalui tulisan tangan.
Berdasarkan beberapa ulasan penjelasan di atas, maka jawaban singkat atas pertanyaan “benarkah tulisan tangan seseorang memiliki arti tertentu?” adalah diragukan kebenarannya. Dengan kalimat lain, informasi bahwa tulisan tangan seseorang memiliki arti tertentu, seperti informasi tentang kepribadian/karakter diri seseorang dapat disebut sebagai informasi yang meragukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] British Psychological Society, 1993. The Validity of Graphology in Personnel Assessment.
[2] Dazzi, C., & Pedrabissi, L. (2009). Graphology and personality: an empirical study on validity of handwriting analysis. Psychological reports, 105(3_suppl), 1255-1268.
[3] Eysenck, H. J. (1945). Graphological analysis and psychiatry: an experimental study. British Journal of Psychology, 35(3), 70.
[4] https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160110083900-277-103223/grafologi-ilmu-membaca-karakter-yang-ilmiah (diakses pada 06 Mei 2021).
[5] Neter, E., & Ben-Shakhar, G. (1989). The predictive validity of graphological inferences: A meta-analytic approach. Personality and Individual differences, 10(7), 737-745.
[6] Rodgers, V. (2013). Your Handwriting Can Change Your Life. Simon and Schuster.