Suka Nonton “Blue Film”? Hati-hati Berdampak pada Otak

Blue Film merupakan istilah lain dari video porno. Menonton blue film secara terus-menerus akan menimbulkan kecanduan dan lebih parahnya lagi […]

blank

Blue Film merupakan istilah lain dari video porno. Menonton blue film secara terus-menerus akan menimbulkan kecanduan dan lebih parahnya lagi mampu menyebabkan kerusakan pada otak. Otak merupakan bagian tubuh manusia yang paling penting, tepat di bagian tengah atas otak ada bagian yang paling istimewa yang disebut Pre Frontal Cortex, atau disingkat PFC [1]. 

blank
Letak PFC dan struktur Otak

PFC (Pre Frontal Cortex) menurut Jordan Gravement hanya ada pada otak manusia yang membedakan dengan binatang, diciptakan khusus oleh Tuhan agar memiliki etika. PFC bertanggung jawab untuk berkonsentrasi, memahami benar dan salah, mengendalikan diri, menunda kepuasan, berpikir kritis dan merencanakan masa depan. PFC adalah pusat pertimbangan yang menjadi pusat perilaku agar tidak terjadi penyimpangan sosial.

Sayangnya, PFC paling mudah mengalami kerusakan yang menyebabkan berubahnya sikap seseorang. Rusaknya PFC di pengaruhi oleh NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif) dan penyebab lainnya adalah pornografi atau yang dikenal dengan NARKOLEMA (Narkotika lewat mata).

blank
Gambar 1. Ilustrasi cyber porn

Kecanduan Porno atau Blue Film

Kecanduan pornografi atau “blue film” awalnya merupakan penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada otak manusia. Dimana otak akan mengingat apa yang membuat seseorang merasa senang dan bagaimana cara memperolehnya. Salah satu hal yang dapat mencegah kecanduan pornografi ialah akhlak. Jika seseorang memiliki akhlak, etika, dan norma sosial, dorongan untuk melihat pornografi meskipun hal itu menyenangkan maka dapat ia abaikan. Sebab hal tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada. Namun, jika seseorang tidak memiliki akhlak yang baik maka ia akan menyaksikan (menonton) hal tersebut.

Awalnya melihat yang sedikit terbuka lama lama menjadi yang semuanya terbuka. Awalnya melihat hanya satu menit, lama lama menjadi satu jam hingga berujung pada kecanduan. Dan jika seseorang sudah candu terhadap pornografi maka ia akan terus menonton itu untuk meningkatkan atau memicu rasa senang yang lebih dari sebelumnya. Sebab, cara kerja kecanduan pornografi hampir mirip dengan cara kerja kecanduan narkoba.

Kecanduan pornografi adalah masalah yang kompleks dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berhubungan. Beberapa alasan mengapa seseorang dapat mengalami kecanduan pornografi dapat mencakup:

  1. Faktor Biologis: Terdapat bukti bahwa penonton pornografi dapat mengalami peningkatan pelepasan dopamine dalam otak, yang merupakan zat kimia yang terkait dengan sensasi kenikmatan. Respons ini dapat memicu keinginan untuk terus mengonsumsi pornografi untuk memperoleh pengalaman yang sama.
  2. Faktor Psikologis: Beberapa individu mungkin mengembangkan kecanduan pornografi sebagai bentuk pelarian dari stres, depresi, atau kecemasan. Mereka mungkin menggunakan pornografi sebagai mekanisme koping untuk sementara melupakan masalah mereka. Selain itu, masalah harga diri yang rendah atau trauma masa lalu juga dapat memainkan peran dalam mengarahkan seseorang pada perilaku kecanduan.
  3. Ketersediaan dan Aksesibilitas: Perkembangan teknologi digital telah membuat pornografi menjadi lebih mudah diakses daripada sebelumnya. Ketersediaan yang luas ini dapat mendorong individu untuk secara teratur terlibat dalam perilaku tersebut, yang pada gilirannya dapat berujung pada kecanduan.
  4. Faktor Sosial dan Budaya: Norma sosial yang beragam terkait dengan seksualitas dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan kecanduan pornografi. Lingkungan sosial yang mempromosikan pandangan yang distorsionis tentang seksualitas dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap pornografi dan seksualitas secara keseluruhan.
  5. Kurangnya Pendidikan Seksual: Kurangnya pendidikan seksual yang komprehensif dan informatif dapat menyebabkan ketidakpahaman tentang konsep seksualitas yang sehat, yang pada gilirannya dapat mendorong perilaku yang merugikan, termasuk kecanduan pornografi.

Penting untuk dicatat bahwa kecanduan pornografi seringkali merupakan gejala dari masalah yang lebih dalam, seperti masalah emosional atau psikologis yang perlu ditangani. Bantuan dari profesional kesehatan mental dan terapi perilaku kognitif dapat membantu individu yang mengalami kecanduan pornografi dalam mengatasi masalah mereka dan memulihkan kesehatan mental mereka.

Baca juga: Dampak Pornografi terhadap Kehidupan Remaja Didasarkan pada Berbagai Penelitian Terbaru

Lalu bagaimana Pornograpi Mempengaruhi Otak dan Pikiran Kita ?

Pada awalnya apabila seseorang menyaksikan video porno dengan otomatis akan merasa aneh dan jijik, hal tersebut merupakan sebuah kewajaran karena ada sebuah sistem yaitu sistem limbic yang mengatur emosi, keinginan makan, minum dan berhubungan seksual. Limbic ini akan mengaktifkan dopamine untuk menimbulkan rasa senang, penasaran sekaligus kecanduan. Zat dopamine dapat aktif saat seseorang mengonsumsi NAPZA dan NARKOLEMA (pornografi). Oleh karena itu pornografi memiliki sifat yang sama dengan sifat candu yang ada pada NAPZA.

Dopamine yang dialirkan ke PFC secara berlebihan akan menyebabkan dopamine membanjiri PFC sehingga PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamine. Semakin PFC tidak aktif maka ia akan mengerut menjadi kecil dan fungsinya akan terganggu. Sehingga yang terjadi adalah mencari kesenangan secara terus-menerus tanpa takut pada akibat yang ditimbulkan. Jika tidak ditangani segera maka dia akan menjadi pelanggan pornograpi seumur hidup dan mengalami kerusakan otak di bagian PFC. Kerusakan tersebut ditandai dengan gejala yaitu kurangnya konsentrasi, tidak dapat menimbang antara benar dan salah, berkurangnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan malas belajar. Lama lama besar kemungkinan ia akan melakukan mastrubasi, oral sex, hubungan seksual sebelum menikah (sex before married), mudah berganti ganti pasangan seksual, pernikahan dianggap tidak penting, pasangan hanya dianggap sebagai objek seksual semata, cenderung merendahkan derajat dan kehormatan lawan jenis, selera hubungan seksual menjadi tidak sehat dan melakukan kekerasan bahkan hingga dapat menjadikan hewan sebagai objek seksualnya.

Dampak yang Terjadi jika Terjadi Kerusakan pada PFC

Menurut Donald Hilton Jr (Ahli bedah otak dari AS) mengatakan bahwa pornografi sesungguhnya merupakan penyakit, karena mengubah struktur dan fungsi otak, atau dengan kata lain merusak otak[2].  Kerusakan yang dihasilkan akibat menonton video porno (blue film) cukup signifikan, Hilton mengatakan bahwa jika di foto menggunakan alat magnetic resonance imagine maka otak yang rusak karena pornografi memperlihatkan hasil yang sama dengan otak yang rusak karena kecelakaan. Ia juga mengatakan, berbeda dengan NAPZA, pornografi pada anak merusak 5 bagian otak sedangkan NAPZA merusak 3 bagian otak. Terbukti pornografi yang melibatkan anak beresiko berbahaya karena PFC belum matang secara sempurna tapi untungnya otak anak yang belum sempurna ini masih mudah dibentuk dan dihilangkan asal ada usaha dengan sabar oleh ayah, ibu, keluarga dan lingkungan terdekat.

Penjelasan lebih lengkapnya, lihat video berikut ini:

Melalui data yang didapatkan melalui www.bustle.com, Amerika merupakan negara yang mengonsumsi video pornografi tertinggi pertama di dunia[3]. Budaya atau culture mereka tidak malu dan tidak menutup-nutupi kesukaan mereka terhadap video porno. Jauh berbeda dengan culture di Indonesia yang seolah-olah menutup nutupi hal tersebut, padahal faktanya di lapangan, menonton film porno di Indonesia bukanlah hal yang tabu lagi. Terkait dengan orang Amerika yang memiliki karya-karya yang fenomenal itu bergantung pada individu masing-masing, bergantung pula pada mindset setiap orang dalam menghadapi suatu keadaan. Apakah melampiaskannya pada hal yang positif atau negatif.

Cara Menyembuhkan dan Memperbaiki PFC akibat pornografi

Mengatasi kecanduan pornografi memerlukan pendekatan yang sistematis dan holistik. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu dalam proses mengatasi kecanduan pornografi:

  1. Kesadaran dan Penerimaan: Langkah pertama dalam mengatasi kecanduan pornografi adalah menyadari adanya masalah dan menerima bahwa perubahan diperlukan. Mengakui dampak negatif dari kecanduan pornografi pada kehidupan pribadi dan hubungan adalah kunci untuk memulai perubahan.
  2. Mencari Dukungan: Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental sangat penting. Bergabung dengan kelompok dukungan atau mendiskusikan masalah dengan orang-orang yang dipercayai dapat memberikan dorongan emosional dan motivasi yang diperlukan.
  3. Membatasi Akses: Mengurangi atau membatasi akses terhadap pornografi dapat membantu mengurangi godaan. Menggunakan perangkat lunak pengaman, memblokir situs web porno, atau membatasi akses internet dapat menjadi langkah penting dalam membatasi paparan terhadap materi pornografi.
  4. Mengembangkan Kegiatan Alternatif: Membangun kegiatan alternatif yang sehat dan memuaskan seperti olahraga, seni, atau hobi lainnya dapat membantu mengalihkan perhatian dari keinginan untuk mengonsumsi pornografi.
  5. Terapi Psikologis: Menghadiri terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif atau terapi kelompok dapat membantu individu memahami penyebab psikologis dari kecanduan mereka dan memberikan strategi untuk mengatasi godaan dan keinginan yang muncul.
  6. Meningkatkan Kesehatan Emosional dan Fisik: Memperbaiki kesehatan emosional dan fisik secara keseluruhan melalui olahraga, meditasi, tidur yang cukup, dan pola makan sehat dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
  7. Menjaga Komitmen: Penting untuk menjaga komitmen terhadap proses pemulihan, meskipun terjadi kemunduran. Menerima bahwa pemulihan adalah proses jangka panjang yang memerlukan kerja keras dan ketekunan dapat membantu individu tetap fokus pada tujuan mereka.

Penting untuk diingat bahwa mengatasi kecanduan pornografi adalah proses yang kompleks dan memerlukan waktu. Dengan tekad yang kuat, dukungan yang memadai, dan pendekatan yang sistematis, seseorang dapat berhasil mengatasi kecanduan pornografi dan memulihkan kesehatan seksual dan emosional mereka. Jika perlu, konsultasikan dengan profesional kesehatan mental yang dapat memberikan panduan yang lebih spesifik dan terarah.

Adapun cara praktis untuk menyembuhkan dan memperbaiki PFC yang rusak akibat pornografi:

  • Menghindari benda yang dapat memicu konten pornografi seperti handphone, laptop, komputer, dvd player, dsb. Misal seperti komputer, dvd, Anda dapat meletakkannya pada tempat yang ramai seperti di ruang tamu.
  • Menghindari kesendirian. Sebaiknya pilih kamar tidur bersama teman atau saudara. Bila Anda dalam keadaan sendiri, dapat memicu pikiran untuk melakukan onani.
  • Sibukkan diri Anda dengan kegiatan positif lain seperti berolahraga, kumpul bersama teman, beribadah. Semakin Anda sibuk, Anda akan terlupa melakukan onani.
  • Motivasi diri Anda dengan cara memberikan hadiah kecil pada diri Anda sendiri, misal bila Anda tidak melakukan onani selama 1-2 minggu, Anda akan membeli semangkuk mie ayam kesukaan Anda, atau baju yang sedang Anda inginkan.
  • Berkonsultasi dengan orang terdekat untuk mendapatkan dukungan [4].

Referensi:

[1] Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Kenapa Pornografi Merusak Anak dan Remaja?  Diakses melalui laman https://fk.unair.ac.id/archives/2010/10/04/kenapa-pornografi-merusak-anak-dan-remaja.html pada tanggal 6 Maret 2021 pukul 5.58 WIB.

[2] Diah Kartika. Pornografi merusak otak 2x lebih parah ketimbang narkoba. Diakses melalui laman https://www.kompasiana.com/ika-bundaalika/pornografi-merusak-otak-2x-lebih-parah-ketimbang-narkoba_54f75f41a3331145338b46b3 pada tanggal 6 Maret 2021 pukul 6.16 WIB.

[3] Amanda Chatel. Which Countries Watch The Most Porn? America Did Not Disappoint In 2016. Diakses melalui laman https://www.bustle.com/p/which-countries-watch-the-most-porn-america-did-not-disappoint-in-2016-28331 pada tanggal 6 Maret 2021 pukul 15.55 WIB.

[4] dr. Yan william. Cara Memperbaiki PFC Otak Akibat Pornografi. Diakses melalui laman https://www.alodokter.com/komunitas/topic/cara-memperbaiki-pfc-otak-akibat-pornografie pada tanggal 6 Maret 2021 pukul 6.11 WIB.

1 komentar untuk “Suka Nonton “Blue Film”? Hati-hati Berdampak pada Otak”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *