Cascara : Inovasi Pengeringan Limbah Kopi Jadi Rejeki!

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya di sini yang bercerita tentang apa itu cascara dan mengapa layak menjadi produk […]

blank

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya di sini yang bercerita tentang apa itu cascara dan mengapa layak menjadi produk inovasi dari produk samping kopi. Produk samping kopi alias cascara dapat diperoleh dengan cara penjemuran kulit kopi, namun bagaimana cara membuatnya? Metode membuatnya kami kupas pada tulisan ini, termasuk inovasi pengeringan yang kami terapkan.

Metode Pembuatan Cascara

Pertama, segera pisahkan kulit kopi dari hasil wet atau hybrid process. Hal ini bertujuan agar kulit kopi tidak banyak tercampur dengan air dari proses pengupasan. Efeknya memang apa sih kalau terlalu banyak air? Efeknya, kulit kopi akan berjamur (Gambar 1) dan tidak bisa diolah lagi.

Setelah itu, jemur kulit kopi pada tempat teduh yang tidak terkena langsung sinar matahari (shade drying). Cara penjemurannya seperti menjemur gabah, yang bisa dilihat pada Gambar 2.

Penjemuran kulit kopi
Gambar 2. Penjemuran kulit kopi dengan metode shade drying [1]
blank
Gambar 3. Penjemuran kulit kopi dengan metode oven [1]

Setelah kadar air pada kulit kopi mencapai sekitar 11,5% [2], barulah cascara menjadi minuman herbal siap seduh yang menyehatkan, seperti pada Gambar 4. Rasanya sendiri cenderung asam menyegarkan, tidak terasa seperti dari kopi.

Oke, kita telah mengetahui proses pembuatannya. Sangat simpel bukan? Namun, walaupun simpel, masihkah ada ruang untuk berinovasi pada cascara?

Inovasi Proses Pengeringan Cascara

Hmm, memangnya apa inovasi yang kami lakukan? Inovasi yang kami lakukan berupa penelitian sederhana mengenai model matematis proses pengeringan pada cascara pada penjemuran terbuka (seperti Gambar 2) dan oven.

Sebenarnya, mudah bagi kita untuk menyatakan pengeringan dengan oven akan jauh lebih cepat daripada penjemuran terbuka, namun hal yang ingin kami cari adalah model prosesnya, sehingga kita mampu menentukan waktu yang tepat untuk mendapatkan cascara yang optimal dari segi kadar airnya. Gambar 5 dan 6 menunjukkan model proses yang diperoleh dari pengeringan kulit kopi mejadi cascara [4].

Model proses pengeringan ini dibentuk dengan beberapa model pengeringan yang sudah terkonfirmasi, yaitu Henderson dan Pabis, Logarithmic, dan Two-Term [5-7]. Sebagai hasilnya, pengeringan dengan oven 70°C mampu memproses kulit kopi menjadi cascara (kadar air 11,5%) dalam waktu 10 jam, sedangkan metode shade drying membutuhkan waktu hingga 53 jam untuk memperoleh kadar air yang sama.

Selain mampu mencari lama pengeringan optimal, model matematis ini juga menjadi kunci inovasi selanjutnya, karena kita tak mampu merekayasa apa yang kita tak bisa ukur. Setelah kita mampu mengukur dan memodelkan, barulah pengembangan inovasi selanjutnya adalah mesin pengering cascara dengan sensor, sehingga pengamatan proses pengeringan dapat berlangsung secara real-time, yang bisa dibaca di sini.

Namun demikian, hasil dari penelitian sederhana kami masih sangat berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut. Misalnya, penelitian pengaruh temperatur pengeringan pada kandungan antioksidan, kandungan microflora yang berpengaruh pada proses pembentukan antioksidan, hingga rekayasa proses pengeringan dengan menggunakan unit pengeringan termodifikasi.

Tapi, ini belum mampu menjawab pertanyaan : apakah inovasi ini berpotensi mendatangkan pundi-pundi rupiah?

Potensi Pertambahan Nilai Pada Kulit Kopi

Mengutip dari [8], harga cascara ritel mencapai Rp 30.000,00 hingga Rp 45.000,00 per 250 gram. Kulit kopi sendiri memiliki kandungan sebanyak 45% (w/w) dari ceri kopi [9]. Berdasarkan persentase massa kulit kopi dan kalkulasi sederhana dari 100 kg ceri kopi, pemanfaatan kulit kopi menjadi cascara dapat menambah profit hingga Rp 4.800.000,00. Tentu, ini peluang bisnis yang baik mengingat cascara ini tadinya tidak bernilai ekonomis, eh malah punya potensi menambahkan profit untuk petani kopi. Menarik bukan?

Jadi, siap mengolah limbah menjadi berfaedah?

NB : Ucapan terimakasih sebesar-besarnya untuk seluruh kru HMRH ITB yang terlibat pada pembuatan inovasi, tetaplah menjadi wadah berkarya yang penuh cinta untuk anggotanya.

Referensi :

[1] Dokumentasi Pribadi

[2] Coffeacirculor.com. (2018, May 12). cascara. Bersumber dari : http://www.coffeacirculor.com/cascara/

[3] https://jadiberita.com/114216/uniknya-cascara-teh-asal-garut-yang-terbuat-dari-kulit-kopi.html

[4] Hakim, MN, Ajiputra, AJ dan Sambora, DD. (2017). Mathematical Modeling of Coffee Husk Drying in Applying Biorefinery Concept Towards Sustainable Industrial Development [Poster Presentation]

[5] M.S. Chhinnan. (1984). Evaluation of selected mathematical models for describing thin-layer drying of in-shell pecans. Transactions of the ASAE, 27(2), 610-615

[6] A. Yağcıoğlu, A. Değirmencioğlu, F. Çağatay. (1999). Drying characteristics of laurel leaves under different drying conditions. In7th Int Congress on Agricultural Mechanization and Energy (pp. 565-569)

[7] S.M. Henderson. (1974). Progress in developing the thin layer drying equation. Transactions of the ASAE. 17(6):1167-8

[8] https://www.tokopedia.com/explorestorebdg/cascara-kulit-kopi-teh-cascara-250gram

[9] https://thehijau.com/pemanfaatan-kulit-kopi/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.